Ratu Sampah: Maka Tugas Manusia Adalah Merawat Bumi

:


Oleh Yudi Rahmat, Kamis, 15 Desember 2016 | 11:44 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 1K


Jakarta, InfoPublik - Julukan Ratu Sampah melekat pada sosok Susilowati, yang setiap hari bergelut dengan pengelolaan daur ulang sampah organik dan nonorganik di pesisir Pantai Maumere, Flores, Nusa Tenggara Timur.

Adalah Bank Sampah Flores (BSF), tempat botol plastik kemasan minuman ringan, kemasan kopi, botol aqua dan sebagainya, dipilah-pilah kemudian didaur ulang menjadi sebuah produk bermanfaat bagi masyarakat. Ragam prodok olahannya antara lain baki, piring, tas belanja, hiasan rumah, dan lain-lain.

Kepeduliannya terhadap sampah sudah terbiasa sejak ia menerapkan pola hidup bersih di desa asalnya, Desa Woroseneng Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. Beberapa tahun lalu, ia pindah ke Flores ikut suami. Tempat barunya di pesisir pantai,  setiap musim Angin Barat pada Maret sampai Desember, selalu mendapat hadiah sampah.

Susi  berpikir, bagaimana sampah-sampah itu bisa berguna untuk masyarakat. Lalu, ia mendirikan bank sampah bersama relawan-relawan nondifabel dan difabel. "Kami memulai membentuk BSF pada 14 Februari 2014, sebagai ungkapan Hari Kasih Sayang, saya harus berbuat sesuatu untuk bumi bersama-sama  teman difabel," cerita Susi saat ditemui InfoPublik di sela-sela Pameran Kemaritiman Hari Nusantara 2016, di Lewobala, Lembata, Nusa Tengara Timur, Rabu (13/12).

Dipilihnya kaum difabel, karena belum semua organisasi pemerintah maupun swasta mau menjalankan konstitusi untuk mempekerjakan penyandang disabilitas sedikitnya satu persen jumlah karyawan. "Kami mulai dari organisasi sendiri, yaitu mendirikan bank sampah dengan enam difabel dan enam nondifabel," ceritanya.

Seiring berjalannya waktu, ada relawan yang terus  bertahan, ada pula tidak. Seperti Kapri yang baru setahun dan Umpela tiga tahun, tapi mereka sudah punya keahlian masing-masing dalam mendaur ulang plastik.

Para relawan juga memberikan pendidikan peduli sampah ke sekolah-sekolah. Di antaranya pemahaman tentang recycle, yakni  saat berbelanja membawa sendiri tas belanjaan, sehingga tidak perlu lagi kantongan plastik dari toko.

Menurut Susi, perlu pendidikan berkelanjutan untuk memahami kepedulian akan sampah. "Program mulai dari PAUD dan TK, kalau untuk mengubah itu. Kami sudah mempersiapkan satu generasi baru yang peduli terhadap lingkungan, salah satunya mengelola sampah organik dan nonorganik," jelasnya.

Ia kerap mengingatkan kepada siapa saja yang ditemui, bahwa sampah bila tidak dikelola  bisa menyebabkan penyakit berbasis lingkungan, seperti malaria, demam berdarah, diare  atau tipes. “Jika sampah dikelola dengan baik, maka lingkungan akan bersih, tidak ada kuman dan tidak ada penyakit,” jelasnya.

Susi mengaku usahanya atas dasar keyakinan bahwa Tuhan menciptakan bumi dan isinya, juga memberikan kuasa kepada manusia untuk merawatnya. “Maka tugas manusia adalah merawat bumi ini agar tetap indah,” tutupnya.