Plt. Gubernur Aceh Tetapkan Gempa Pidie Jaya Dengan Status Darurat Provinsi

:


Oleh Media Center Aceh, Rabu, 7 Desember 2016 | 20:37 WIB - Redaktur: Tobari - 590


Banda Aceh, InfoPublik - Plt. Gubernur Aceh Soedarmo menetapkan gempa bumi yang mengguncang Aceh pada Rabu (7/12) pagi, sebagai bencana dengan status darurat bencana provinsi.

Gempa Bumi dengan kekuatan 6,5 magnitude tersebut, diketahui menimbulkan korban jiwa dan kerusakan fisik bangunan di tiga kabupaten di Aceh. Kabupaten terparah adalah Kabupaten Pidie Jaya, diikuti Bireun, dan Pidie.

Status darurat tersebut diputuskan dalam rapat bersama antarsemua Forkopimda Aceh bersama SKPA terkait, di ruang rapat Sekda Aceh, Rabu (7/12). Para peserta rapat  memutuskan untuk menetapkan penanganan selama 14 hari pertama usai gempa bumi dengan status darurat bencana provinsi.

“Pada tanggal 7 Desember 2016 telah terjadi bencana gempa bumi dengan cakupan lokasi, yaitu Kabupaten Pidie Jaya, Bireun, dan Kabupaten Pidie, dan berpotensi  terjadinya gangguan fungsi layanan umum,” begitu salah satu bunyi poin dari pernyataan darurat bencana tersebut.

Ada beberapa alasan sehingga gempa bumi tersebut ditetapkan dengan status darurat provinsi. Di antaranya adalah penanganan korban bencana, kerusakan sarana dan prasarana, gangguan fungsi layanan umum dan pemerintahan serta kemampuan sumber daya alam mau pun buatan.

Oleh Soedarmo, surat keputusan penetapan status darurat tersebut langsung ditandatanganinya saat mendarat di Bandara Sultan Iskandar Muda Blang Bintang Aceh Besar, Rabu (7/12) siang.

Seusai menandatangani SK tersebut, Soedarmo langsung terbang dengan helikopter ke Pidie Jaya bersama Kepala Badan Penanggulangan Bencana Nasional.

“Kita mengharapkan kepada masyarakat yang tinggal di kawasan bencana dan seluruh masyarakat Aceh pada umumnya untuk tidak panik dan tetap waspada,” ujar Soedarmo. Gempa susulan, ujarnya, sewaktu-waktu bisa saja terjadi.

Selain menetapkan status, Plt. Gubernur juga menunjuk Kepala BPBA sebagai komandan tanggap darurat dan Kepala Dinas Kesehatan sebagai wakil komandan. Sementara Dinas Cipta Karya, Bina Marga Dinas Sosial, BPBD, Basarnar, TNI-Polri serta semua unsur lainnya sebagai anggota pelaksana.

Soedarmo menambahkan, pemerintah pusat juga menaruh perhatian pada bencana gempa bumi Aceh tersebut. Presiden, kata Soedarmo, sudah menugaskan stafnya bersama staf menteri kesehatan, untuk meninjau langsung lokasi bencana. “Besok kemungkinan mereka sudah ada di Aceh,” ujar Soedarmo.

Pemerintah Aceh, ujar Soedarmo lagi, telah mengirimkan segala kebutuhan para korban. Ia telah mengintruksikan semua instansi terkait seperti BPBA, Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, Dinas Cipta Karya dan Dinas Bina Marga untuk melihat langsung segala kebutuhan korban. Dapur umum, tenda penampungan, telah diperintahkan untuk segera didirikan di lokasi terdekat dengan warga.

“Melalui Rumah Sakit Umum Zainoel Abidin kita juga meminta untuk segera mengirimkan dokter bedah untuk memeriksa korban,” ujar Soedarmo.

Dilaporkan bahwa gempa berkekuatan 6,5 magnitude (sebelumnya diperkirakan 6,4 magnitude) yang berlokasi di 5.19 LU – 96-36 BT dengan kedalaman 10 km berpusat di darat pada jarak 106 Km arah Tenggara Kota Banda Aceh, pada kedalaman 15 Km.

Ditinjau dari kedalaman hiposenternya, gempa ini jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas sesar lokal dan dibangkitkan oleh aktivitas sesar mendatar (strike-slip fault). Dugaan kuat sesar aktif yang menjadi pembangkit gempa bumi ini Sesar Samalanga-Sipopok Fault, yang jalur sesarnya berarah barat daya-timur laut.

Laporan terbaru menyebutkan, sekitar 52 orang terkonfirmasi meninggal dunia akibat gempa. Sementara di RSU Tgk. Chik Ditiro Sigli, lebih dari 300 korban dirawat.  (Mc.Aceh/rl.Humas/toeb)