Menaker Tegaskan Kesenjangan Keterampilan Harus Dihapus

:


Oleh H. A. Azwar, Sabtu, 19 November 2016 | 15:54 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 565


Serang, InfoPublik - Masyarakat yang hidup di bawah garis kemiskinan rata-rata tidak memiliki keterampilan dan pekerjaan berkualitas. Itulah mata rantai kemiskinan yang harus dipotong dengan cara menghapus kesenjangan keterampilan.

Penegasan ini disampaikan Menteri Ketenagakerjaan Muhammad Hanif Dhakiri saat mengunjungi Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja (BBPLK) Serang, Banten, Jumat (18/11).

Menurut Hanif, pemerintah akan terus memperluas akses dan meningkatkan mutu pelatihan di Balai Latihan Kerja (BLK) guna menyerap angkatan kerja. Caranya yaitu membekali mereka dengan kompetensi sehingga bisa didistribusikan untuk masuk ke pasar kerja.

Selama ini image BLK relatif kurang baik. Dianggap mesinnya tua, dianggap tidak bermutu atau segala macam, padahal kalau BLK yang di kelola oleh Kementerian Ketenagakerjaan itu dari segi kualitas peralatan segala macam itu sudah relatif baik, ujarnya.

Meski demikian, Hanif tidak menampik bahwa saat ini Indonesia memerlukan sistem yang bisa memperkuat relasi BLK dengan industri seperti Forum Komunikasi Industri yang ada di setiap BLK. Forum tersebut terbukti efektif untuk menyambungkan input SDM melalui pelatihan kerja yang dilakukan Kemnaker di berbagai kejuruan dengan kebutuhan dunia industri.

Kita berharap ada perspektif baru tentang arah dari vocational training. Intinya kita ingin menindak lanjuti arahan presiden agar pelatihan kerja lebih fokus dan masif, kata Hanif.

Dia menambahkan, BLK Serang juga menjadi target dari reorientasi revitalisasi dan rebranding BLK. Dalam konteks reorientasi misalnya, wujud reorientasi dari BLK adalah penyederhanaan sekian banyak jurusan menjadi satu atau dua jurusan saja.

Jadi lebih fokus sesuai kebutuhan pasar kerja saja, baik di dalam maupun luar negeri. Tapi dari segi produksinya lebih masif. Misalnya kalau setahun biasanya katakanlah untuk ngelas misalnya hanya 3000 orang kita genjot dua atau tiga kali lipat, bebernya.

Hanif menilai gagasan Program 3R (Reorientasi, Revitalisasi dan Rebranding) yang  ditelurkannya  mulai sukses diterapkan di Balai-balai Latihan Kerja (BLK) di Indonesia.

Terdapat alat-alat pelatihan, kurikulum dan fasilitas pelatihan kerja terus dibenahi dengan aneka peralatan modern dan sesuai dengan perkembangan teknologi serta kebutuhan industri. Tak terkecuali, perubahan positif pun terjadi Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja (BBPLK) Serang, Banten.

Pemerintah ingin mengubah persepsi dan paradigma terhadap keberadaan BLK sehingga fasilitas dan peralatan latihan kerja menjadi lebih modern, tidak ketinggalan jaman dan sesuai dengan kebutuhan industri, tuturnya.

Dia menjelaskan, berdasarkan data yang dimilki Kemnaker saat ini ada 281  BLK di seluruh Indonesia. 19 diantaranya adalah BLK milik Kemnaker sedangkan sisanya 262 dimiliki pemda provinsi dan Kab/kota.