Pengemudi dan Perusahaan Otobis Dapat Sosialisasi Germas

:


Oleh Juliyah, Rabu, 16 November 2016 | 21:40 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 516


Jakarta, InfoPublik - Sejumlah manajemen perusahaan otobis dan pengemudi mendapatkan sosialisasi pentingnya mempersiapkan diri dalam berkendara dengan berperilaku sehat untuk aman dan selamat di jalan.

Kegiatan ini merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) yang dilakukan Kementerian Kesehatan kepada para pengemudi sebagai upaya promotif dan preventif untuk menurunkan angka kecelakaan saat berlalu lintas.

"Kesehatan pengemudi merupakan salah satu kunci penting untuk menekan angka kecelakaan lalu lintas," kata Direktur Kesehatan Kerja dan Olahraga Kemenkes Kartini Rustandi di sela-sela sosialisasi kelaikan kerja bagi pengemudi dalam rangka memperingati Hari Pencegahan Kecelakaan Lalu Lintas Sedunia 2016 di Jakarta, Rabu (16/11).

Menurutnya, pengemudi harus memeriksa kesehatannya sebelum menempuh perjalanan dan minimal empat jam sekali. Untuk mencegah faktor risiko cedera akibat kecelakaan lalu lintas, pengemudi dianjurkan memeriksakan tekanan darah, kadar kolesterol, kadar alkohol, cek urin juga gula darah sewaktu.  

Langkah ini sebagai deteksi dini pada pengemudi yang merupakan salah satu upaya promotif preventif dalam menurunkan angka morbiditas dan mortalitas dari kecelakaan.

Dijelaskan, kondisi yang kurang sehat dapat meningkatkan risiko mengalami kecelakaan, yang biasanya banyak ditemukan pada saat padat lalu lintas dan momen-momen mudik. "Untuk itu Kemenkes mengajak Polri, Kemenhub, Pemda, Organda, asuransi Jasa Raharja dan instansi terkait lainnya untuk bekerjasama bersinergi dalam memberikan informasi menangani masalah kecelakaan saat berlalu lintas," ujarnya.

Data WHO 2004 menyebutkan, kecelakaan lalu lintas menjadi penyebab kematian ke-9 di dunia yang kasusnya cenderung meningkat. Di Indonesia kerugian ekonomi nasional yang akan timbul karena kecelakaan lalu lintas darat diperkirakan mencapai 2,91 persen dari total pendapatan per kapita, sementara secara nasional kerugian akibat kecelakaan lalu lintas darat diperkirakan mencapai 2,9 hingga 3,1 persen dari total PDB Indonesia.