MI Nurul Bahri dan SDN 10 Kabila Bone Duta Adiwiyata Nasional

:


Oleh MC Kabupaten Bone Bolango, Senin, 24 Oktober 2016 | 19:02 WIB - Redaktur: Tobari - 2K


Bone Bolango, InfoPublik – Madrasah Ibtidaiyah (MI) Nurul Bahri Kabila Bone bersama SDN 10 Kabila Bone, Kecamatan Kabila Bone, akan mewakili Kabupaten Bone Bolango pada lomba sekolah Adiwiyata tingkat nasional tahun 2016. 

Ketua tim penilai dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Mohammad Bakri Nongko mengatakan, tujuan penilaian calon sekolah Adiwiyata ini adalah untuk melakukan verifikasi lapangan terkait dokumen calon sekolah Adiwiyata Nasional 2016 yang dikirim oleh BLH Provinsi Gorontalo untuk diseleksi di tingkat nasional.

“Jadi kami datang kesini untuk mengecek dan memastikan data yang dikirim. Karena saat verifikasi di KLHK itu, ada beberapa kekurangan. Pada prinsipnya dokumen tersebut sudah lolos, tapi masih ada catatan dan itu yang diverifikasi di lapangan,” kata Mohammad Bakri Nongko, saat ditemui usai penilaian dan verifikasi calon sekolah Adiwiyata Nasional di MI Nurul Bahri Kabila, Senin (24/10).

Disamping itu, pihaknya juga ingin melihat kondisi fisik sekolah calon sekolah Adiwiyata Nasional, baik dari segi sarana dan prasarana sekolah yang terkait dengan media pembelajaran, misalnya pengomposannya, green house, kebun sekolahnya, toganya, termasuk toiletnya juga kita lihat dan sebagainya.

“Sarana ini yang kita harapkan bisa menjadi media pembelajaran. Tidak hanya dipajang begitu saja, tapi bagaimana siswa dan guru bisa belajar di media pembelajaran, misalnya di green house guru bisa belajar disitu dengan siswa,”ujarnya.

Dijelaskannya, tujuan daripada penilaian sekolah adiwisata sendiri, yakni bagaimana sekolah itu dengan kriteria adiwiyata yang sudah ada, itu bisa di implementasikan di sekolah. Sehingga sekolah itu diharapkan kedepannya bisa teduh, sejuk, nyaman, dan proses belajar mengajar tidak gersang.

“Pokoknya yang indahlah. Bagaimana warga sekolah pada saat berada di sekolah itu bisa merasa nyaman. Apalagi pada saat proses belajar mengajar terasa nyaman. Itu yang kita harapkan dari KLHK RI,” katanya.

Paling penting, tambah  Mohammad Bakri Nongko, adalah bagaimana terbentuk karakter peduli lingkungan, baik kepada guru maupun kepada siswa semua peduli lingkungan.

Kepada Pemkab Bone Bolango, pihaknya berharap kiranya bisa lebih kompak, terutama antara BLH dan Diknas, dan juga Kemenag Bone Bolango. Sebab, program Adiwiyata ini merupakan program dari empat kementerian, yakni KLHK, Kemendagri, Kemenag RI, Kemendikbud.

Karena ini program empat kementerian, maka bagaimana kita di tingkat kabupaten, bisa bersama-sama mengawal program ini supaya bisa terimpelementasi dengan baik di kabupaten/kota.“Untuk itu, harapan saya ini kiranya menjadi perhatian, supaya program bisa berjalan dengan baik. Kita harus buka komunikasi dengan baik dan juga perlu kolaborasi serta sinergi di tingkah bawah,”tukas Mohammad Bakri Nongko.

Sementara itu, Kepala MI Nurul Bahri Kabila Bone, Maryam R. Katili, A.Md menjelaskan memang dalam mencapai sekolah Adiwiyata dibutuhkan proses yang sangat luar biasa. Namun dari proses itu, pihaknya merasa bersyukur karena mampu berbicara ditingkat nasional mewakili Kabupaten Bone Bolango bersama-sama SDN 10 Kabila Bone untuk penilaian lomba calon Adiwiyata Nasional tahun 2016.

Maryam Katili yang turut didampingi Kepala Sekolah SDN 10 Kabila Bone, Fatmah Detuage, S.Pd, mengungkapkan dalam pelaksanaan penilaian Adiwiyata Nasional ini, pihaknya bukan semata-mata ingin mendapatkan kejuaraan, hadiah maupun penghargaan. Paling penting keikutsertaan ini adalah bagaimana membentuk karakter dan membina warga sekolah, terutama pada siswa untuk bisa menjaga, membudayakan dan melestarikan lingkungan sekolah yang sehat, bersih, asri, hijau, nyaman dan rindang. 

“Selain itu, supaya masyarakat yang ada di sekitar sekolah juga bisa memahami bagaimana itu lingkungan yang sehat, bersih, hijau dan nyaman,”tutupnya. (MC. Bone Bolango/Hms/Kadir/toeb)