Menpora Bersama Ketum PB NU Hadiri Hari Santri Nasional di Monas

:


Oleh Astra Desita, Sabtu, 22 Oktober 2016 | 20:34 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 1K


Jakarta, InfoPublik - Sejak Hari Santri ditetapkan Presiden Joko Widodo pada tanggal 22 Oktober 2015. Ribuan para santri melakukan upacara peringatan Hari Santri Nasional di halaman silang timur Monumen Nasional (Monas), Sabtu, (22/10).

Menpora Imam Nahrawi yang memiliki latar sebagai santri hadir bersama Ketua Umum PB NU Said Aqil Sirodj dan Wakapolri Komisaris Jenderal Sjafruddin.

Pada upacara bendera tersebut, beberapa santri melakukan kirab Resolusi Jihad NU dengan menempuh jarak 2000 kilometer dan menghabiskan waktu selama sepuluh hari sebagai salah satu bentuk peringatan puncak Hari Santri Nasional tahun ini. Pada kirab tersebut, dilakukan penyerahan bendera kirab dan merah putih kepada Ketum PB NU Agil Said Sirodj .

Dalam sambutanya Ketum PB NU Said Aqil Sirodj mengatakan sejarah mencatat, para ulama dan santri telah mewakafkan hidupnya untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia dan mewujudkan cita-cita kemerdekaan sebagai pintu gerbang menuju masyarakat adil dan makmur.

 "Para santri dengan caranya masing-masing bergabung dengan seluruh elemen bangsa melawan penjajah, menyusun kekuatan di daerah-daerah terpencil, mengatur strategi, mengajarkan tentang arti kemerdekaan, kedaulatan dan kebhinekaan bangsa Indonesia,"katanya.

"Hari ini, 71 tahun yang lalu, bangsa Indonesia hampir saja mengalami situasi pelik dan hampir tidak bisa melepaskan diri dari penjajahan. Meletusnya pertempuran tanggal 26 Oktober hingga 9 Nopember 1945 di Surabaya antara rakyat sipil dengan tentara sekutu NICA, pemicu utamanya adalah fatwa Resolusi Jihad NU yang dikeluarkan pada 22 Oktober 1945 oleh para ulama di bawah komando Rois Akbar Jam’iyyah Nahdlatul Ulama yakni KH. Muhammad Hasyim Asy’ari.
Resolusi Jihad NU adalah perintah lurus dari para alim ulama kepada umat Islam di sekitar pulau Jawa yang masuk pada radiusmasafatul qosr dimana dihukumkan wajib  bagi mereka untuk membela Tanah Air. Kewajiban membela tanah air artinya saat itu adalah perintah untuk melawan tentara sekutu NICA," tambah Ketum PB NU.

Said Agil mememinta kepada  para santri agar hari santri ini di jadikan momentum untuk meneguhkan kesetiaan mengawal dan mempertahankan Pancasila, NKRI serta UUD 1945.