Pengendalian Nyamuk Aedes Aegypti Dilakukan Dengan Larvitrap

:


Oleh Juliyah, Sabtu, 22 Oktober 2016 | 15:58 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 5K


Jakarta, InfoPublik - Pengendalian populasi nyamuk aedes aegypti dapat dilakukan dengan Teknologi Tepat Guna (TTG)  Larvitrap. Kemenkes menyebutkan, di provinsi Jawa Barat dan  Banten telah dilakukan uji coba preferensi habitat perkembangbiakan nyamuk aedes aegypti untuk bertelur pada Larvitrap ini.

Uji coba dilakukan melalui perbedaan warna toples TTG Larvitrap, letak Larvitrap dan media air di bawah dan dua meter diatas lantai. Media air yang digunakan adalah air limbah rumah tangga, air tanah, air hujan dan air rendaman jerami.

Prinsip kerja Larvitrap sebagai sarang habitat perkembangbiakan nyamuk aedes aegypti untuk bertelur dan terperangkap. Larvitrap terbuat dari toples +/- 2 liter sebagai tabung penyangga atau penampung air dan paralon ukuran 3 inchi di bawah ditutup dengan kassa.

"Uji coba dilakukan di Desa Plumbon Pulu, Kecamatan Indramayu, Kabupaten Indramayu Provinsi Jabar. Pelaksanaan uji coba bulan Feb-Ags 2016, dengan monitoring yang dilakukan setiap hari dalam kurun waktu 21 hari dengan sampel 1.004 sampel TTG Larvitrap," seperti disampaikan Kemenkes di Jakarta dan ditulis Sabtu (22/10).

Hasil ujicoba Lavitrap Berdasarkan perbedaan warna toples hitam 70,0 persen dan bening 68,7 persen relatif tidak memiliki perbedaan yang signifikan, proporsi ujicoba berdasarkan tata letaknya sebesar 72,5 persen dibawah dan 71,8 persen di atas relatif tidak ada perbedaan. Hasil berdasarkan media air yang digunakan: 80,2 persen rendaman jerami, 75,0 tendaman air hujan, 67,8 persen air Tanah & Air limbah 42,0 persen.

Penggunaan toples berwarna hitam atau bening tidak ada perbedaan dalam implementasi terperangkapnya nyamuk. Dari hasil ujicoba tersebut terdapat bukti bahwa nyamuk aedes aegypti mampu beradaptasi & berkembang biak di air terpolusi. Informasi tersebut dapat menjadi acuan bagi masyarakat untuk lebih selalu menjaga kebersihan lingkungan.