Presiden Jokowi Akan Buka WCF 2016 di Bali

:


Oleh Astra Desita, Rabu, 5 Oktober 2016 | 03:08 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 799


Jakarta, InfoPublik - Presiden RI Joko Widodo direncanakan akan membuka perhelatan World Culture Forum (WCF) 2016 yang akan berlangsung di Nusa Dua Convention Center, Nusa Dua, Bali pada tanggal 10 - 14 Oktober 2016.

WCF memasuki kali kedua, sejak perdana diselenggarakan tahun 2013. Ini merupakan perhelatan berskala internasional yang diselenggarakan sebagai inisiatif untuk mewujudkan Indonesia sebagai tuan rumah budaya di tingkat internasional, untuk membahas isu-isu strategis dan dapat merekomendasikan kebijakan untuk pengembangan budaya dunia berkelanjutan, khususnya yang berkaitan dengan perdamaian, kemakmuran, pelestarian, dan pengembangan kualitas hidup tingkat tinggi bagi peradaban global.

Pemilihan lokasi penyelenggaraan di Bali karena pertimbangan Bali sebagai pusat untuk melakukan diskusi-diskusi pembangunan kebudayaan dunia.

"Lebih dari 1500 peserta dari 65 negara dan tokoh-tokoh dunia antara lain Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Menteri-Menteri Kebudayaan negara sahabat,  NGO, IGO dan partisipan yang bergerak dibidang kebudayaan," tutur Dirjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Hilmar Farid, dalam jumpa pers di Gedung Kemdikbud Jakarta, Selasa (4/10).

Selain itu beberapa nama seperti, Ban Ki Moon (Sekjen PBB), Irina Bokova (Dirjen Unesco) melalui video conference dan  Megawati Soekarnoputri (Presiden RI ke-5) sebagai keynote speaker.

Keynote speaker lain seperti King Abdullah II (Raja Jordania), dan Justin Trudeau (PM Kanada) juga diharapkan hadir pada forum ini. Sedangkan sebagai pembicara dalam simposium akan hadir nama-nama terkenal seperti Ridwan Kamil (Walikota Bandung), Aleta Baun (Kepala Desa Mollo, NTT), Celio Turino (Culture Points, Brazil), Jill Cousins (Dirut Europana), Shinsuke Ota (Japan Water Agency), Wayan Windia (Ahli Subak), hingga Desi Anwar (CNN Indonesia).

Nama-nama tersebut akan saling berbagi pengetahuan dan pengalaman dalam simposium-simposium yang membahas sub-sub tema WCF 2016, diantaranya Reviving Culture for Rural Sustainability; Interweaving History, Urban Space, and Cultural Movement; Culture in the New Digital World; Reconciling State, Community, and Cultural Divides; dan Cultural Diversity for Responsible Development. Tema-tema tersebut dipilih karena dianggap merupakan isu-isu penting dalam pembangunan dunia yang berkelanjutan.

Hilmar Farid, mengungkapkan WCF 2016 diharapkan akan menjadi wadah bagi peserta untuk mengalami interaksi dengan kekayaan budaya Indonesia. WCF 2016 akan mengambil tema Culture for an Inclusive Sustainable Planet.  “Indonesia, sebagai rumah kebudayaan yang luar biasa kaya, dan harus melihat budaya bukan semata sebagai warisan tetapi sebagai elemen dasar masa depan,” tutur Hilmar.

“Rumah budaya Indonesia memiliki banyak unsur, sehingga kita dapat menyaksikan bagaimana masyarakat membentuk ekosistem, kekayaan kita akan menjadi inti utama untuk didiskusikan. Sehingga, pada perhelatan WCF 2016, Indonesia bukan sekadar sebagai negara tuan rumah tapi berharap dapat menjadi tempat bagi para peserta mengalami interaksi dengan kekayaan budaya kita,” katanya.

Kemdikbud pun berharap agar WCF 2016 dapat menjadi jembatan tiga komponen, yaitu pertama jembatan antara masa lalu dan masa depan, jembatan generasi kemarin dan generasi masa depan, dan jembatan antara warisan kemarin dengan lapang baru atau landscape yang moderen.