Kapsul Waktu FCTC Tiba di Yogyakarta

:


Oleh H. A. Azwar, Senin, 3 Oktober 2016 | 23:36 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 1K


Jakarta, InfoPublik - Kapsul waktu Framework Convention on Tobacco Control atau FCTC merupakan simbol komitmen 20 pembaharu muda dari 17 kota di Indonesia tiba di kota Yogyakarta pada 16 September 2016.

Kapsul waktu diserahterimakan dari Widya Nindy Nastiti, pembaharu muda Kota Jember, kepada wira setya darma, pembaharu muda Yogjakarta, dan aktivis komunitas 9cm Yogyakarta.

Kami mendukung penuh aksesi FCTC karena konvensi ini bertujuan melindungi anak-anak dari industri rokok yang menyasar anak muda sebagai target pemasaran produk mereka, kata Wira Setya Darma, mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta dalam siaran pers Media Officer Lentera Anak yang diterima pada Senin (3/10).

Menurutnya, bila Indonesia mengaksesi FCTC, pemerintah akan berkomitmen membuat aturan-aturan yang lebih ketat untuk menyelamatkan anak Indonesia dari dampak rokok.

Diantaranya, aturan membatasi akses rokok sehingga rokok tidak dijual di semua tempat dan tidak dijual kepada anak, serta pengaturan larangan iklan dan promosi rokok secara total supaya anak-anak terlindungi dari paparan iklan rokok yang bersifat membujuk mereka untuk mencoba merokok, ujar Wira, peraih mahasiswa berprestasi Fakultan Psikologi UII ini.

Wira menjelaskan, saat ini regulasi terkait iklan dan promosi rokok masih sangat longgar, menjadikan anak Indonesia terpapar iklan dan promosi rokok hampir setiap saat dan di mana saja. “Iklan dan promosi rokok ada di televisi, media cetak, area publik, bahkan di lingkungan dekat sekolah yang menjadi tempat anak-anak belajar dan berkumpul,” jelas Wira.

Masih maraknya iklan dan promosi rokok, khususnya di kota Yogyakarta, menjadi concern Wira dan komunitas 9cm Yogyakarta. “Kita butuh pengaturan larangan iklan dan promosi rokok secara total, karena tidak hanya bertujuan melindungi anak dan remaja dari paparan iklan rokok yang massif, tapi juga sangat membantu mewujudkan kota Yogyakarta menjadi Kota Layak Anak,” beber Wira yang juga aktif di Pusat Informasi dan Konseling Mahasiswa AUSHAF UII.

Ia mengutip pernyataan Kepala Kantor Pemberdayaan Masyarakat dan Perempuan (KPMP) Kota Yogyakarta, Lucy Irawati, bahwa salah satu penyebab mengapa Yogyakarta belum bisa naik peringkat menjadi kategori Nindya dan meraih predikat Kota Layak Anak (KLA), karena masih banyaknya iklan rokok di Yogyakarta dan belum ketatnya regulasi yang ada.

Menurut Wira, ada lima tahapan peringkat sebelum sebuah kota atau kabupaten bisa ditetapkan sebagai Kota Layak Anak (KLA). Lima tahapan itu dimulai dari Pratama, Madya, Nindya, Utama dan KLA. Dan untuk bisa mendapatkan predikat KLA, harus memenuhi 31 indikator atau komponen, yang dibagi dalam beberapa kelompok atau klaster, seperti klaster pemenuhan hak sipil dan kebebasan, lingkungan keluarga dan pengasuhan alternatif, kesehatan, pendidikan, dan perlindungan anak.

Saat ini posisi kota Yogyakarta masih mencapai predikat Madya. Masih perlu banyak perbaikan, diantaranya persoalan iklan rokok dan regulasinya, yang harus dibenahi bila ingin Yogyakarta menjadi Kota Layak Anak (KLA), ujar Wira yang juga juara 1 bidang penelitian mahasiswa berprestasi Psikologi UII ini.

Karena itu, dengan datangnya Kapsul Waktu FCTC di Yogyakarta, Wira menegaskan aebagai komitmen untuk tetap melakukan sejumlah aksi advokasi bersama komunitasnya untuk mendukung Indonesia mengaksesi FCTC, serta mendukung Yogyakarta untuk memiliki Perda yang melarang iklan promosi dan sponsor rokok secara menyeluruh.

Edukasi Bahaya Rokok ke Sekolah dan Kampus Kota Yogyakarta menjadi kota ke-13 yang dilewati Kapsul Waktu FCTC, setelah Bogor, Pandeglang, Jambi, Mentawai, Sawahlunto, Padang, Medan, Makassar, Mataram, Tabanan Bali, Samarinda, dan Jember. Di setiap kota yang didatangi Kapsul waktu FCTC, para Pembaharu Muda di kota tersebut, yang merupakan alumnus pelatihan Pembaharu Muda awal Februari lalu, melakukan aksi mendorong komunitas dan masyarakatnya untuk mendukung Presiden Jokowi mengaksesi FCTC.

Sebelum Kapsul Waktu FCTC tiba di Yogyakarta, Wira bersama komunitas 9cm sudah mengadakan kegiatan edukasi dan kampanye bahaya merokok kepada sejumlah pelajar, mahasiswa, dan masyarakat umum di kota Yogyakarta.

Salah satu event penting yang menjadi sarana sosialisasi adalah acara “Healthy Color Run”, yang diadakan Dinas Kesehatan Yogyakarta dalam rangka Hari Tanpa Tembakau Sedunia 2016. Di acara bertema “Jogja Punya Warna” ini, Wira dan komunitas 9cm diberi kesempatan berorasi tentang pentingnya aksesi FCTC dan pentingnya Kawasan Tanpa Rokok untuk terwujudnya perilaku hidup bersih. Setelah orasi juga dilanjutkan dengan pembacaan deklarasi berupa dukungan masyarakat Yogyakarta agar Presiden segera mengaksesi FCTC.

Tak hanya di area publik, Wira dan 9cm Yogyakarta juga melakukan edukasi ke SMP Piri 1 Yogyakarta. “Kami mengedukasi pelajar tentang bahaya merokok dan pentingnya aksesi FCTC dalam acara Kelas Berdasi atau Kelas Bersih, Cerdas dan Menginspirasi,” papar Wira.

Komunitas 9cm juga melakukan sosialiasasi bahaya merokok dan pentingnya aksesi FCTC di kampus UGM, tepatnya di lapangan depan Gedung Grha Sabha Pramana (GSP). Di sini mereka mengajak para mahasiswa yang merokok di lapangan GSP untuk menukarkan rokoknya dengan buah-buahan. Mereka juga membagikan stiker dan infografis tentang KTR dan bahaya merokok.

Selain melakukan edukasi, Wira dan komunitas 9 cm, berkolaborasi dengan Fakta dan Forum Anak Yogyakarta, juga menggalang surat dukungan untuk Presiden mengaksesi FCTC. Tak kurang 500 surat dukungan mereka kumpulkan dalam rangkaian kampanye Surat Untuk Presiden.