MLEB Tempat Rekreasi Beredukasi Untuk Anak

:


Oleh Eka Yonavilbia, Kamis, 29 September 2016 | 13:46 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 701


Jakarta, Info Publik – Museum Listrik Energi Baru (MLEB) dapat menjadi tempat rekreatif yang beredukasi. Dibalik itu juga MLEB ingin anak anak generasi sekarang termotivasi agar tidak menjadi penikmat apa yang sudah ada, akan tetapi termotivasi untuk menemukan hal hal yang baru.

Demikian pernyataan tersebut disampaikan  Assisten Manager Program Publik dan Marketing, Kemal Farouq di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Rabu, (28/9).

Untuk masuk kedalam MLEB cukup membayar 10.000/orang. Di tahun 2014 museum mencoba bangkit dan pengunjung meningkat hingga 200% dari tahun tahun

Sebelumnya. Saat ini juga MLEB melakukan renovasi agar semakin banyak pengunjung yang berminat untuk datang.MLEB di bawah pengelolaan PLN. MLEB setiap tahun melakukan program sebanyak 5 – 7 kegiatan.

Di tahun 2016 hingga di bulan September sudah dilakukan empat kegiatan. Masyarakat memiliki persepsi listrik identik dengan bahaya, PLN identik dengan mati lampu dari persepsi itu MLEB membangun persepsi baru, karena listrik merupakan kebutuhan primer masyarakat.

Oleh sebab itu, MLEB memunculkan inovasi permainan yang di dalamnya sarat dengan  teori kelistrikan.Permainan dibuat seaman mungkin agar anak kecil pun bisa menggunakan permainan tersebut. MLEB mencoba menampilkan permainan yang berudukasi.

Mitha (37) mengatakan bahwa anaknya Dimas (7) tahun sangat senang berkunjung ke museum listrim, karena anaknya bisa menggunakan permainna yang ditampilkan di museum dan anaknya senang menonton 4D yang terdapat di museum.

“Permainan yang ditampilkan menarik dan di museum listrik ini terdapat teater 4D yang filmnya berisikan mengenai hemat listrik.”jelas Lisna (40).Sebagai contoh kereta super cepat di Jepang, MLEB mengambil teori dasarnya, lalu membuat permainan yang menggunakan teori yang sama denga teori kereta super cepat di Jepang.

MLEB membuat permainan sesederhana mungkin, jika permainan tersebut  yang ditampilkan terlalu rumit kepada anak- anak, maka  tidak akan tertarik untuk memainkannya. (Mahasiswa Magang/FeraVN/eyv)