Indahnya Batik Paseban Cigugur Kuningan

:


Oleh MC Kabupaten Kuningan, Rabu, 28 September 2016 | 11:07 WIB - Redaktur: Tobari - 3K


Kuningan, InfoPublik - Indonesia terkenal dengan budaya batiknya. Mulai dari Banten, Betawi, Cirebon, Jogja, Madura, Solo, Pekalongan hingga Papua, memiliki ciri khas batiknya masing-masing.

Contohnya Cirebon yang terkenal dengan motif batik mega mendungnya. Di Kota Kuningan yang terkenal dengan kota kuda ini pun, memiliki budaya batik dengan beberapa motif yang cantik.

“Tepatnya di Desa Cigugur, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Hingga kini masyarakat Desa Cugugur masih tetap eksis dalam budaya lokalnya termasuk dengan budaya batik,” kata Wahono, selaku pendamping dari Yayasan Sekapur Sirih, Kamis (22/9)..

Hadirnya Batik Paseban Cigugur merupakan suatu karya masyarakat setempat yang menarik untuk diketahui. Batik Paseban Cigugur sudah ada sejak sepuluh tahun yang lalu dan hingga kini dirancang di sebuah pusat pengembangan budaya Cagar Budaya Nasional Gedung Paseban Tri Panca Tunggal Cigugur.

Lahirnya Batik Paseban Cigugur diprakarsai oleh Pangeran Djatikusumah sebagai cucu atau keturunan ketiga dari Pangeran Madrais. Ia memberikan konsep batik Paseban Cigugur kepada seniman-seniman yang ada di sekitar Paseban.

Selama enam tahun sudah terkumpul lebih dari 200 motif, maka sejak bulan Juni 2006 dimulailah pelatihan-pelatihan membatik pada masyarakat sekitar.

“Saya dipercaya mulai melatih teknik membatik pada tahun 2006, pola-pola batik memang sudah dirancang sejak dulu oleh Pangeran Djatikusuma,” kata Wahono,

Budaya batik saat ini memfokuskan pada pendidikan dengan mengadakan pelatihan dalam pembuatan batik sehingga mampu melestarikan batik untuk generasi yang akan datang.

Untuk perkembangan batik sendiri ada pakem-pakemnya tertentu yang bisa dikembangkan lagi sesuai dengan perkembangan zaman, tapi tidak menghilangkan nilai-nilai yang sudah ada, katanya menambahkan.

Pada tanggal 15 Oktober 2006 Batik Paseban Cigugur diresmikan lahir dan menyemarakan seni adiluhung batik tulis bangsa ini. Hal ini bertujuan untuk memperkenalkan lebih jauh kepada masyarakat tentang nilai-nilai filosofi dalam penerapan yang berbeda yang dapat dilihat dalam seni batik tulis.

Mengingat jauh sebelumnya, tidak pernah ada sejarah seni batik di Cigugur sehingga Batik Paseban Cigugur ini hendak mengukir sejarah untuk bangsa dan dunia.

Dari dua ratus motif batik yang sudah terkumpul, ada tujuh yang menjadi unggulan dan sudah dipakemkan. Sudah berdiri sepuluh tahun batik Cigugur ini, dan yang mengelola batik ini Tati Juwita putri dari Pangeran Djatikusuma.

Batik ini dipasarkan ke dalam maupun luar negeri, seperti Brunei, Jepang, Malaysia, Jerman dan Kroasia. Sementara motif batik yang sudah dipakemkan adalah motif Sekar Galuh, Mayang Segara, Oyod Mingmang, Adu Manis, Rereng Kujang, Rereng Pwah Aci.

“Sedangkan motif kuda yang menjadi ciri khas Kota Kuningan masih dalam proses perancangan,” kata Oci, selaku pengrajin, Kamis (22/9).

Masing-masing motif memiliki filosofi yang berbeda. Diharapkan dengan filosofi yang ada pada Batik Paseban Cigugur dapat membuat pribadi masyarakat menjadi lebih baik, masyarakat akan terus mengembangkan ide-ide terbaru.

Sehingga batik ini semakin menarik, juga masyarakat akan semakin cinta dan bangga akan budaya bangsanya sendiri. (McKuningan/Elva/Rani/Lindy/toeb)