Festival Gejog Lesung Sleman Dukung Ketahanan Pangan

:


Oleh MC Kabupaten Sleman, Selasa, 13 September 2016 | 11:48 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 754


Sleman, InfoPublik -  Kegiatan menumbuk padi dengan lesung yang kemudian menghasilkan seni kerakyatan Gejog Lesung bukan hanya proses mengolah makanan pokok dari padi menjadi beras, akan tetapi juga dapat sebagai media silaturahmi antar warga masyarakat.

Ketika sama-sama menumbuk padi, mereka akan saling ‘ngaruhke’. Budaya ini pada era moderen seperti sekarang sudah hampir hilang.‬Untuk mempengaruhi ketahanan pangan di Sleman, Dinas Kebudayaan DIY bersama masyarakat Dusun Dukuh Desa Banyuraden Gamping Sleman mengadakan kegiatan Festival Gejog Lesung.

Kegiatan yang berlangsung selama dua hari Jumat dan Sabtu (9-10/9) ini juga menghadirkan beragam kesenian tradisional dan pameran ragam alat pertanian sebagai upaya mengenalkan dan melestaikan kekayaan budaya agraris yang dimiliki Indonesia kepada generasi muda.Dan Festival Gejog Lesung tersebut dibuka oleh Kepala Dinas Kebudayaan DIY, Umar Priyono, Jumat Sore (9/9).‬

‪“Festival Gejog Lesung ini dapat mendukung ketahanan pangan, dilaksanakan di persawahan secara langsung akan menjaga sawah-sawah untuk kemudian terus ditanami padi dan tidak dialih fungsikan,” kata Umar.‬

‪Dikatakan Umar, kegiatan gejog lesung ini mesti tidak dilaksanakan dalam skala yang besar namun kegiatan seperti ini ke depan jika banyak dilakukan oleh masyarakat Sleman, maka akan bisa menjadi momentum sekaligus untuk mengeluarkan potensi budaya masing-masing wilayah.‬

‪Festival yang di gelar selama dua hari tersebut diikuti oleh beberapa grup kesenian gejog lesung yang berasal dari seluruh wilayah DIY. Selain itu kesenian lain seperti jathilan, tari dolanan anak, dan ketoprak juga  disuguhkan untuk menghibur masyarakat.‬

‪Sementara itu Wakil Bupati Sleman, Dra Hj Sri Muslimatun MKes yang juga menghadiri acara tersebut  sangat mengapresiasi kegiatan Festival Gejog Lesung tersebut yang diselenggarakan oleh warga Banyuraden Gamping.

Pasal ditengah-tengah banyaknya pembangunan perumahan dilahan persawahan mereka masih berupaya keras untuk terus melestarikan budaya dengan gejog lesung serta mempertahankan sawah untuk tetap ditanami padi sebagai wujug dukungan ketahanan pangan di Sleman.‬

‪“Semoga acara seperti ini tidak hanya sekali, tetapi rutin diselenggarakan setiap  tahun agar lahan-lahan pertanian di Sleman tetap terjaga,” kata Sri Muslimatun.‬

Dikatakan Sri Muslimatun, saat ini sesuai dengan catatan badan ketahanan pangan, jumlah beras di Sleman daerah barat sudah surplus, namun demikian jika masyarakat tidak berupaya terus untuk menjaga dan melestarikan sawah prestasi tersebut juga tidak mungkin akan bertahan lama.‬

‪Oleh karena itu Sri Muslimatun  berharap, masyarakat akan terus bersungguh-sungguh untuk menjaga lahan-lahan pertanian sebagai ladang untuk menanam padi supaya kebutuhan pangan di Sleman akan tetap terjaga.‬

‪Selain itu juga berharap masyarakat pedesaan bisa terus mempertahankan tradisi kesenian gejog lesung meski saat ini gejog lesung sudah berkurang fungsinya sehingga tidak lagi digunakan untuk menumbuk gabah.‬

Meski fungsinya sedikit berubah, menurut Sri Muslimatun dengan gejog lesung masyarakat di desa tetap bisa menjaga kesenian tersebut. Karena dengan gejog lesung gotong royong sebagai persatuan di masyarakat juga terus bisa terjaga.(MC.Kab.Sleman/Eyv)