Posisikan Perguruan Tinggi Islam Sebagai Laboratorium Kehidupan

:


Oleh H. A. Azwar, Sabtu, 10 September 2016 | 22:26 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 2K


Jakarta, InfoPublik - Menteri Ketenagakerjaan Muhammad Hanif Dakhiri berharap, perguruan tinggi Islam harus dapat memposisikan dirinya sebagai “Laboratorium kehidupan”.

Kualitas manusia Indonesia diharapkan tidak terbatas pada kemampuan intelektualitasnya saja, tetapi juga peningkatan seluruh potensi kemanusiaan. Diantaranya mencakup keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT, kualitas mental, moral, akhlak, serta kejujuran sebagai perwujudan dari manusia Indonesia seutuhnya, ungkap Hanif dalam sambutannya saat memberi kuliah umum pada masa perkuliahan tahun akademik 2016/2017 Universitas Darul Ulum Islamic Center Sudirman GUPPI (Undaris) di Ungaran, Jateng, Sabtu (10/9).

Dalam kuliah umum bertema “Peran Perguruan Tinggi Dalam Menyiapkan Tenaga Kerja yang Berkarakter dan Unggul Untuk Menghadapi Tantangan Global” itu, Hanif mengakui untuk mewujudkan sebagai laboratorium kehidupan bukan perkara mudah. Sebab, selain memerlukan dukungan materil, juga tidak kalah pentingnya adalah kemauan untuk melakukan transformasi  mencakup penyelarasan strategi, proses akademik, jejaring kelembagaan, kompetensi, komitmen terhadap mutu dan gaya kepemimpinan.

Proses belajar mengajar harus dirancang dan didesain sesuai dengan tuntutan kondisi riil sosial kemasyarakatan, tidak lagi bersifat teks book, terbuka keleluasaan untuk melakukan eksplorasi, berbagi pengalaman antara dosen dan mahasiswa, terbukanya ruang dalam beraktifitas pada berbagai kegiatan, forum-forum diskusi dan interaksi, kajian-kajian ke-Islaman kontemporer di tumbuh suburkan, sehingga lingkungan perguruan tinggi terbangun nilai-nilai akademik yang universal, kata Hanif.

Hanif menambahkan, perguruan tinggi Islam juga tidak hanya dituntut dalam implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi.  Namun dalam kancah global, perguruan tinggi Islam harus memiliki peran menjadi benteng, menjunjung tinggi nilai-nilai akademik untuk mencerdaskan bangsa dan lebih progresif dalam menjawab perubahan-perubahan yang terjadi di masyarakat secara sistematis.

Dengan orientasi pada pembangunan karakter yang bersumber dari ajaran Islam dan penguasaan ilmu pengetahuan serta keterampilan, maka perguruan tinggi Islam, seharusnya mampu menghasilkan lulusan-lulusan yang dalam konteks ke-Indonesiaan disebut manusia Indonesia seutuhnya, bebernya.

Hanif menjelaskan, secara keseluruhan, bangsa Indonesia memiliki sumber daya nasional yang baik dalam berinteraksi antar negara. Bahkan memungkinkan untuk memiliki posisi tawar yang strategis dalam percaturan kerja sama global. Dalam konteks kerja sama global tersebut dia mengingatkan harus dipandang sebagai peluang untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dari Sabang sampai Merauke.

Globalisasi, merupakan suatu keniscayaan, bahkan dengan potensi sumber daya nasional yang kita miliki, kita optimis dapat menghadapinya. Namun yang patut kita persiapkan dengan baik adalah globalisasi tersebut akan membawa perubahan terhadap nilai-nilai kehidupan bermasyarakat, kata Hanif.

Hanif meyakini, globalisasi akan membawa perubahan terhadap tatanan nilai-nilai kehidupan bermasyarakat sebagaimana telah disebutkan diatas.

“Karenanya perguruan tinggi Islam seharusnya mampu merumuskan serta mengaktualisasikan kembali nilai-nilai kebangsaan yang kuat dalam berinteraksi terhadap tatanan dunia luar dengan tetap berpijak pada jati diri bangsa,” tukas Hanif.