Menhub Tinjau Pelabuhan Tanjung Priok

:


Oleh Dian Thenniarti, Minggu, 28 Agustus 2016 | 21:41 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 1K


Jakarta, InfoPublik - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi melakukan kunjungan kerja ke Pelabuhan Tanjung Priok. Menhub didampingi Dirjen Perhubungan Laut A Tonny Budiono, dan Direktur Kepelabuhanan Mauritz Sibarani.

Kemudian Direktur Lalu Lintas dan Angkatan Laut Bay M Hasani, Direktur Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP) Victor Vikki Subroto, serta Direktur Perkapalan dan Kepelautan Sugeng Wibowo. Turut hadir dalam kunjungan, Kepala OP Utama Tanjung Priok I Nyoman Gde Saputra, dan Kepala Kantor Syahbandar Utama Tanjung Priok Capt Sahattua P Simatupang. 

Inti kunjungan ini menurut Menhub, untuk mendiskusikan dan meminta pendapat para pelaku di pelabuhan, terkait hal-hal yang masih kurang dan perlu disempurnakan untuk mengembangkan tol laut kedepannya, seperti dwelling time, modernisasi, kanalisasi, akuisisi dan banyak hal lainnya.

Ditegaskan Menhub, salah satu tujuan dibangunnya tol laut adalah menekan disparitas harga secara konsisten antara wilayah barat dengan wilayah timur Indonesia. 

"Saya dapat laporan dari Pelni memang sudah ada penurunan tapi tidak bisa konstan. Beberapa waktu atau hari masih bisa naik lagi. Walapun begitu, upaya yang telah dilakukan selama ini sudah bagus. Tinggal kita sempurnakan lagi," ujarnya akhir pekan.

Menurut Budi, pentingnya kehadiran pemerintah dalam kegiatan di sektor transportasi, khususnya laut, bukan berarti hanya membangun infrastruktur saja, tetapi sampai dengan mengoptimalkan manfaat dari infrastruktur yang telah dibangun tersebut. 

Selain itu, diperlukan pula penguatan strategi menjadikan pelabuhan nasional sebagai hub dengan kelengkapan fasilitasnya sehingga kapal-kapal dari luar yang membawa barang bisa langsung ke pelabuhan di Indonesia tanpa harus singgah di Singapura.

"Untuk menjawab permasalahan-permasalahan tersebut, dalam waktu dekat ini, kami akan konsolidasikan semua BUMN (pelabuhan) yang ada, untuk membuat planning yang lebih terintegrasi," tegasnya.

Sementara itu, Direktur Utama IPC, Elvyn G Masassya menjelaskan, bahwa kunjungan tersebut sekaligus untuk meninjau New Priok Container Terminal One (NPCT1) yang merupakan fase 1A dari keseluruhan Proyek New Priok Container Terminal yang secara komersial telah beroperasi sejak Kamis, 18 Agustus 2016 lalu. 

Commercial Operation NPCT1 ini diharapkan dapat diresmikan oleh Presiden Joko Widodo, dalam waktu dekat. NPCT1 memiliki luas lahan kurang lebih 32 Ha dan kapasitas 1,5 juta TEUs per tahun. Dengan total panjang dermaga 850 meter pada akhir 2016 dan kedalaman -14 meter LWS (akan dikeruk secara bertahap hingga -20 meter). Terminal baru ini diproyeksikan untuk dapat melayani kapal petikemas dengan kapasitas 13 ribu sampai 15 ribu TEUs dengan bobot di atas 150 ribu DWT.

Sebagai bagian dari Pelabuhan New Priok atau yang sering dikenal juga sebagai Pelabuhan Kalibaru, terminal ini akan dikembangkan dan dioperasikan oleh salah satu perusahaan IPC Group yaitu PT New Priok Container Terminal One. 

NPCT1 merupakan terminal petikemas pertama dalam pembangunan Fase 1 Terminal New Priok yang terdiri atas tiga terminal petikemas dan dua terminal produk. Pembangunan Fase 2 Terminal New Priok akan dilaksanakan setelah pengoperasian Fase 1 New Priok. Ketika proyek New Priok telah selesai, akan ada total tujuh terminal petikemas dan dua terminal produk dengan area pendukungnya yang memiliki total area 411 Ha.

"Saat ini fokus IPC ada pada empat area yakni meneruskan hal-hal yang baik (going concern), menyesuaikan hal-hal yang perlu disesuaikan (governance), menyelesaikan hal-hal yang perlu diselesaikan (pending matters), dan memperkenalkan hal-hal baru (business development)," ujar Elvyn G Masassya akhir pekan.

Menurut Elvyn, perusahaan terus menggiatkan berbagai program untuk modernisasi pelabuhan-pelabuhan eksisting maupun membangun pelabuhan-pelabuhan baru di berbagai lokasi. Kedepannya IPC akan terus berkomitmen pada sisi penawaran atau supply kapasitas kepelabuhanan dengan menjalankan berbagai proyek investasi besar sesuai dengan proyeksi permintaan pasar yang disesuaikan dengan kondisi terakhir.