Kapsul Waktu FCTC Tiba di Tabanan

:


Oleh H. A. Azwar, Jumat, 12 Agustus 2016 | 08:06 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 1K


Jakarta, InfoPublik - Kapsul Waku Framework Convention on Tobacco Control (FCTC) atau traktat internasional untuk pengendalian global epidemi tembakau tiba di Kabupaten Tabanan, Bali pada 30 Juli 2016 lalu.

Kota Tabanan menjadi kota ke-10 yang dilewati Kapsul waku FCTC, setelah Bogor, Pandeglang, Jambi, Mentawai, Sawahlunto, Padang, Medan, Makassar dan Mataram.

Kapsul waktu FCTC diserahterimakan dari pembaharu muda kota Mataram, Rayasa Puringgar dan Syamsul Hadi, yang juga aktivis Dewan Anak Mataram (DAM) kepada Ni Luh Sri Pratiwi, Pembaharu Muda kota Tabanan, yang juga aktivis 9CM Regional Bali.

Tibanya Kapsul Waktu FCTC di Tabanan disambut antusias para pegiat 9CM Bali. Mereka mengadakan kegiatan “Challange to Change” pada awal Agustus.

Menurut Tiwi, panggilan akrab Ni Luh Sri Pratiwi, “Challange to Change” adalah aksi turun ke jalan memberi tantangan kepada para perokok untuk menukarkan rokoknya dengan barang-barang yang mereka bawa. Selain itu, mereka juga mengumpulkan dukungan tanda tangan dari masyarakat Tabanan untuk mendukung Presiden Jokowi mengaksesi FCTC.

FCTC sangat penting sebagai regulasi payung di bidang pengendalian tembakau. FCTC dibutuhkan untuk melindungi dan meningkatkan kualitas generasi muda di Bali, sebab dengan mengaksesi FCTC, Pemda Bali berkomitmen untuk membuat aturan yang lebih ketat dalam melindungi masyarakat, khususnya anak-anak dan pemuda di Bali dari dampak rokok, ujar Tiwi.

Misalnya, lanjut Tiwi, dengan membuat perda KTR yang bisa melindungi anak dari asap rokok, membatasi akses anak terhadap rokok dan melarang segala bentuk iklan dan promosi di seluruh kota di Bali.

Itu sebabnya, Tiwi bersama teman-temannya dari 9CM Bali berkomitmen untuk mengedukasi para pelajar di Tabanan, dan kota-kota lainnya di Bali tentang bahaya rokok dan pentingnya FCTC.

Sikap peduli untuk melindungi anak-anak dan pemuda dari bahaya rokok harus dimulai dari diri kita sendiri. Dan sebagai generasi muda yang peduli, kita juga harus mengajak masyarakat untuk bersama-sama peduli terhadap dampak rokok untuk melindungi generasi emas Indonesia masa depan, tutur Tiwi yang juga mahasiswa Sosiologi Universitas Udayana ini.

Tiwi menjelaskan, sebelum mengadakan aksi edukasi ke sekolah-sekolah, kegiatan pertama yang ia lakukan sebagai alumnus pelatihan Pembaharu Muda di Bogor, Februari lalu, adalah memperkuat pemahaman para aktivis 9CM Bali melalui kegiatan capacity building.

Sebab, komunitas 9CM Bali, yang anggotanya adalah pelajar SMA dan mahasiswa ini baru terbentuk, sehingga kami harus lebih dulu memperkuat internal kami dengan pelatihan terkait, agar bisa melakukan sosialisasi kepada teman-teman pelajar khususnya, dan masyarakat Bali pada umumnya, jelas Tiwi.

Setelah Tiwi melakukan penguatan internal di 9CM Regional Bali, dia mendorong para anggota komunitas untuk melakukan sosialisasi tentang dampak rokok dan pentingnya aksesi FCTC di beberapa radio di Bali, diantaranya radio Global FM dan Radio RRI Bali. Dia bersyukur, pengelola radio di Bali cukup antusias bekerjasama dengan komunitas 9CM Bali.

Yang menarik, kata Tiwi, para pelajar sangat antusias menerima materi edukasi tentang bahaya rokok dan pentingnya aksesi FCTC. Namun Tiwi mengakui, ada juga beberapa pelajar merokok yang cenderung tidak nyaman dengan materi yang mereka bawakan.

Tapi, kami tidak patah semangat. Karena kami memang sudah berkomitmen untuk berbagi edukasi dengan adik-adik kami dan masyarakat di seluruh kota di Bali agar waspada tentang bahaya rokok, pentingnya aksesi FCTC, dan pentingnya Perda KTR untuk melindungi anak-anak dari paparan asap rokok, kata Tiwi bersemangat.

Selain memberikan edukasi, Tiwi dan 9CM Bali juga mengajak para pelajar menulis surat kepada Presiden Joko Widodo, sebagai dukungan masyarakat agar Presiden segera mengaksesi FCTC.

Surat-surat dukungan ini bagian dari kampanye Surat Untuk Presiden, yang digalang Pembaharu Muda dan komunitas anak muda dari seluruh Indonesia, terang Tiwi.

Sejak dimulai April 2016, terkumpul sekitar 11 ribu surat yang sudah diserahkan kepada Presiden Joko Widodo, melalui Menko Puan Maharani, pada peringatan Hari Anak Nasional di Mataram, 23 Juli lalu. Dan Tiwi bersama 9CM Bali menyumbangkan kiriman hampir 1000 surat, yang dikumpulkan dari beberapa sekolah dan masyarakat di Bali. Aktivitas Tiwi dan 9CM Bali ini ikut menginspirasi rekan-rekan mereka di Forum Anak Bali, yang berinisiatif menggalang surat dukungan secara online.

Tak hanya berkolaborasi dengan 9CM Bali, Tiwi juga akan bekerjasama dengan Forum Anak Tabanan untuk menggelar acara Rekreasi Anak, berupa kegiatan lomba untuk anak-anak, pada 21 Agustus mendatang.