Poltek KP Sorong Miliki Pusat Kajian Ekosistem Padang Lamun

:


Oleh MC Kabupaten Sorong, Selasa, 9 Agustus 2016 | 19:37 WIB - Redaktur: Tobari - 889


Sorong, InfoPublik – Politeknik Kelautan dan Perikanan (Poltek KP) Sorong  memiliki pusat kajian ekosistem padang lamun, armada semut, dan ikan pelangi, yang berloasi di Kampung Salawati Utara, Kabupaten  Raja Ampat, dengan luasnya diperkirakan sekitar 30 kilometer persegi .

“Pusat kajian tersebut, dihuni oleh tiga jenis lamun yang dominan dari 13 jenis yang ada di Indonesia,” kata Kepala Badan Pengembangan SDM dan Pemberdayaan Masyarakat Kelautan dan Perikanan (BPSDPM KP) Kementerian Kelautan dan Perikanan Rifky Efendi Harjianto, saat mewisuda 87 lulusan Poltek KP Sorong di Aimas, Selasa (9/8).

Ke- 87 orang lulusan tersebut  terdiri dari  program studi Teknik Penangkapan Ikan 23 orang, Mekanisasi Perikanan 16 orang, dan Teknik Budidaya Perikanan sebanyak 48 orang.

Alasan pengembangan pusat kajian ini, karena lamun sangat penting bagi sektor perikanan, dan hal ini mengingat banyak jenis ikan bernilai  ekonomi tinggi dan biota laut lainnya hidup di lingkungan lamun.

Lamun juga mempunyai hubungan interkoneksi dengan mangrove dan terumbu karang, sehingga di antara ketiganya dapat terjadi saling pertukaran energy dan materi.

Jika kita lihat  dari aspek pertahanan pantai, padang lamun dengan akar-akarnya yang mencengkeram dasar laut dapat meredam gerusan ombak laut, sehingga padang lamun dapat mengurangi dampak erosi, dan padang lamun juga dapat menangkap sedimen  hingga akan membantu kualitas air.

 Satuan pendidikan KKP menggunakan sistem pendidikan vokasi dengan pendekatan teaching factory,didukung sarana prasarana modern sebagai mana dunia usaha dan industry sesungguhnya.

Porsi sebesar 70% praktek dan 30% teori untuk pendidikan menengah serta 60% praktek dan 40% teori untuk pendidikan tinggi. Untuk sistem perekrutan  peserta didiknya sebesar 44% merupakan anak pelaku utama kelautan dan perikanan (nelayan, pembudidaya dan pengolah ikan serta petambak garam) yang kurang mampu.

Para lulusannya tidak hanya memperoleh ijazah, namun juga sertifikat keahlian berstandar nasional maupun internasional, seperti Ahli Nautika Kapal Penangkap Ikan, Good Aquacultur,  practices atau cara budidaya ikan yang baik, Basic SefetyTraining, Manejemen Penggendali Mutu, Hazard Analysis Critical Control Poin, sertifikat pengolah ikan, Amdal, dan sertifikat penyuluh perikanan.

Begitu pula dalam proses pendidikan  membutuhkan kreatifitas dan inovasi  yang dinamis, perubahan-perubahan potensial sesuai dengan kebutuhan, perkembangan, sistem sosial budaya akibat dari pergerakan arus globalisasi sangat penting untuk  disikapi dalam sistem pendidikan.

Menghadapi dinamisasi berbagai kebutuhan riil yang penting disikapi, maka satuan pendidikan di lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan melaksanakan upaya-upaya pembaharuan kurikulum dan metode pembelajaran, kata Rifky. (MC.Sorong/agus/rim/toeb)