Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Harus Berorientasi Pasar Kerja

:


Oleh H. A. Azwar, Selasa, 9 Agustus 2016 | 10:38 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 2K


Jakarta, InfoPublik - Lembaga pendidikan dan lembaga pelatihan kerja di Indonesia diminta agar menghasilkan lulusan yang mampu beradaptasi dan sesuai  dengan tuntutan kebutuhan pasar di dalam maupun luar negeri.

Menteri Ketenagakerjaan M Hanif Dhakiri mengatakan kesesuaian dengan kebutuhan pasar kerja diharapkan mempercepat penyerapan lulusan pendidikan dan pelatihan sehingga mengurangi pengangguran di Indonesia. "Saya mendorong agar lulusan harus berorentasi dengan pasar kerja dalam maupun luar negeri. Mereka harus disiapkan menjadi tenaga kerja terampil yang siap kerja dengan memilki kompetensi dan daya saing tinggi,” kata Hanif dalam Rapat Kerja Nasional Lembaga Pendidikan Dan Pengembangan Profesi Indonesia (LP3I) di Jakarta, Senin (8/8).

Menurut Hanif, secara umum SDM Indonesia masih membutuhkan percepatan dari sisi peningkatan kompetensinya. Saat ini, 62 persen dari sekitar 128 juta tenaga kerja Indonesia pada umumnya masih lulusan sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP).

Pemerintah terus mendorong perkembangan pendidikan vokasi dan pelatihan vokasi dalam rangka kebutuhan akses kepada mereka- mereka yang lulusan SD dan SMP untuk meningkatkan keterampilan dan kompetensi agar bisa bekerja di industri atau masuk di industri dalam menghadapi persaingan bebas ini.

Terkait kesiapan tenaga kerja Indonesia saat ini, Hanif minta siap atau tidak siap harus siap. Oleh karena itu, semua pihak harus bekerja untuk memastikan SDM Indonesia siap dan sesuai dengan kebutuhan tenaga kerja saat ini.

Lebih lanjut dikatakan Hanif, setidaknya ada tiga hal yang harus diperhatikan oleh lembaga pendidikan dan lembaga pelatihan kerja dalam meningkatkan komptensi dan daya saing anak bangsa yaitu berkarakter, kompenten dan inovatif. "Karakter-karakter positif SDM Indonesia yang memilki etos kerja dan produktif harus masuk dalam kurikulum pendidikan dan pelatihan di Indonesia," sebut Hanif.

Selain itu, Hanif menilai kompeten lembaga pendidikan dan pelatihan Indonesia harus  mampu menghasilkan lulusan minimal mencapai standar kompetensi untuk suatu jabatan tertentu yang berlaku secara internasional. "Yang terakhir, harus terus berinovasi sehingga SDM kita semakin kompetitif dan berdaya saing tinggi. Jika semua lembaga pendidikan dan pelatihan di Indonesia bersepakat mendidik dan melatih untuk mencapai tiga kualifikasi tersebut, saya sangat yakin, akan terjadi lompatan besar daya saing tenaga kerja Indonesia," tukas Hanif.