Gubernur Banten Minta Faskes Vaksin Palsu Terbuka

:


Oleh Prov. Banten, Kamis, 21 Juli 2016 | 08:44 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 407


Serang, InfoPublik  - Gubernur Banten Rano Karno meminta fasilitas kesehatan (Faskes) di Banten seperti rumah sakit dan klinik yang diduga menggunakan vaksin palsu, agar terbuka mengungkap persoalan tersebut untuk memudahkan penyelesaiannya.

"Tidak perlu kita tutupi, buka saja. Harus dibuka, kemudian antisipasinya apa, dampaknya seperti apa, vaksin ulang atau seperti apa," kata Rano Karno di Serang, Senin (18/7).

Ia mengatakan, pihaknya sudah mendapatkan laporan dari Dinas Kesehatan dan BPOM hari ini. Namun jika ditanyakan siapa wewenang dalam persoalan vaksin palsu ini, ada di kabupaten/kota karena poliklinik dan rumah sakit yang ditemukan ada di rumah sakit tipe C.

"Memang di kita ini ada dua rumah sakit yang terindikasi. Tetapi memerlukan sebuah kajian yang lebih mendalam," ujarnya.

Pihaknya mendorong fasilitas kesehatan yang terindikasi menggunakan vaksin palsu tersebut tidak perlu ditutup-tutupi dan disampaikan secara terbuka. Kemudian dengan cepat perlu melakukan antisipasi terhadap dampak dari penggunaan vaksin palsu tersebut.

"Sekarang dengan adanya beberapa rumah sakit yang terbuka atas persoalan ini, akhirnya dilakukan vaksin ulang dengan vaksin yang asli," katanya.

Menurut dia, yang perlu dikhawatirkan adalah dampak dari penggunaan vaksin palsu tersebut bagi perkembangan kesehatan anak-anak.

"Ini bukan hanya gubernur, tetapi dipusat juga sudah membentuk satgas," kata Rano usai menghadiri rapat paripurna di DPRD Banten.

Kepala BPOM Banten, Muhammad Kashuri, di Tangerang, mengatakan dari hasil pemeriksaan yang telah dilakukan, diketahui vaksin DPT yang digunakan RSIA Mutiara Bunda Ciledug, Kota Tangerang itu palsu. Temuan pun telah disampaikan kepada pihak terkait mulai dari Dinas Kesehatan, Kementerian Kesehatan, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan instansi terkait lainnya.

Sebagai tindak lanjut, pihaknya akan melakukan proses hukum sesuai dengan ketentuan yang ada. Apalagi kasus ini pun terjadi di daerah lain dan telah diproses hukum.

"Kasus vaksin Palsu di RSIA Mutiara Bunda akan diproses hukum. Kita sudah sampaikan temuan tersebut ke dinas kesehatan," ujarnya.(MC.Banten/Eyv)