Menperin Tawarkan India Kerjasama Sektor Industri

:


Oleh Wawan Budiyanto, Selasa, 19 Juli 2016 | 09:15 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 796


Jakarta, InfoPublik - Menteri Perindustrian Saleh Husin mengajak para pengusaha India untuk terus meningkatkan investasi di Indonesia khususnya sektor industri.

Dari banyak peluang yang bisa digarap bersama, beberapa di antaranya ialah kerja sama produksi bahan baku obat, mesin industri dan pengembangan kawasan industri.

Kerja sama industri dan investasi itu sejalan dengan perekonomian Indonesia yang diproyeksikan terus tumbuh. Indonesia dan India memiliki kesamaan yaitu sebagai negara yang agresif menumbuhkan industri serta kekuatan ekonominya, merupakan pasar dengan jumlah penduduk yang besar, sumber daya alam melimpah dan pertumbuhan kelas menengah yang tinggi.

“Kita memiliki semangat yang sama dengan India untuk memiliki industri yang kuat dan berdaya saing. Industri yang dapat kita kembangkan bersama antara lain produksi bahan baku obat untuk farmasi, permesinan untuk industri pengolahan hasil pertanian dan perkebunan serta mengundang perusahaan India membangun pabrik-pabriknya di kawasan industri di Indonesia,” kata Saleh usai pertemuan dengan Presiden Confederation of Indian Industry (CII) Naushad Forbes beserta para pelaku usaha dan industri yang tergabung dalam delegasi CII di Kementerian Perindustrian, Jakarta, Senin (18/7).

Produksi bahan baku obat diperhitungkan sangat dibutuhkan karena selama ini lebih dari 90 persen dipasok dari impor. Sebagian besar berasal dari China dan diikuti dari India. Dengan peningkatan kerja sama investasi di industri bahan baku obat, Indonesia berharap dapat mengurangi ketergantungan dari impor dan meningkatkan peluang untuk mengembangkan industri farmasi nasional.

Hadir dalam acara tersebut, Duta Besar India untuk Indonesia Nengcha Lhouvum Mukhopadhaya serta para pejabat eselon I dan II di lingkungan Kemenperin seperti Dirjen Ketahanan dan Pengembangan Akses Industri Internasional (KPAII) Harjanto, Dirjen Industri Kimia, Tekstil, dan Aneka (IKTA) Achmad Sigit Dwiwahjono, serta Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) I Gusti Putu Suryawirawan.

India merupakan negara mitra dagang terbesar ke-8 bagi Indonesia. Transaksi perdagangan antara kedua negara mencapai 14,6 miliar dollar AS atau Rp 197,1 triliun dengan asumsi nilai tukar dollar AS terhadap rupiah senilai Rp 13.500.

Transaksi sebesar itu setara 4,9 persen dari seluruh total perdagangan Indonesia pada tahun 2015. Sementara investasi di sektor industri, pada tahun 2015, India telah melakukan investasi di Indonesia sebanyak 43 proyek dengan nilai investasi sebesar 15,5 juta dollar AS atau meningkat dibandingkan dengan tahun 2014 yang hanya sebanyak 19 proyek investasi senilai 12,89 juta dollar AS. Investasi dilakukan terutama pada sektor industri makanan, industri tekstil serta industri alat angkut dan transportasi lainnya.

Presiden CII Naushad Forbes juga menegaskan India menginginkan bertambahnya perusahaan mereka berinvestasi di Indonesia dan sebaliknya mengundang pelaku industri asal Indonesia memanfaatkan peluang bisnis di negara tersebut.

“CII akan membantu proses investasi dengan berbagi informasi tentang prospek usaha serta mempertemukan dengan perusahaan manufaktur India. Hal yang sama juga kami harapkan secara timbal balik, apalagi sejarah kerja sama kedua bangsa telah berlangsung sangat lama,” katanya.