Kilang LNG Tangguh Train 3 Jadi Contoh Proyek Profesional

:


Oleh Wawan Budiyanto, Sabtu, 2 Juli 2016 | 13:20 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 981


Jakarta, InfoPublik - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said mengatakan, proyek kilang Liquid Natural Gas (LNG) Tangguh Train 3 menjadi contoh proyek yang diurus secara profesional.

"Saya bersyukur Tangguh Train 3 ini jadi contoh proyek diurus dengan governence yang tinggi yang profesional dengan hitungan aspek-aspek komersial dan bisnis semata, tidak ada hal lain," kata Sudirman Said di kantor Kementerian ESDM di Jakarta, Jumat (1/7).

Menurutnya, proyek tersebut menjadi sangat penting tidak saja karena memang membutuhkan terus menerus pasokan energi yang besar tetapi juga letaknya di wilayah strategis dimana Papua dan Papua Barat masih terhitung daerah tetinggal yang perlu dikebut pembangunannya.

"Ini sekaligus menjadi simbol bahwa Presiden Jokowi terus memperhatikan daerah-daerah pinggir. mudah-mudahan konstruksinya saja akan mendorong ekonomi apalagi kalau sudah mulai menghasilkan (berproduksi)," ujarnya.

Sudirman menambahkan, 75 persen dari hasil kilang nantinya akan disuplai untuk keperluan Perusahaan Listrik Negara dalam rangka mendukung program 35.000 MW.

"Ini juga bagian dari sinergi bagaimana caranya antar entitas dalam lingkup Kementerian ESDM bisa bekerjasama," tambahnya.

Sudirman menjelaskan, salah satu keunggulan proyek Tangguh Train 3 lainnya adalah stake holder managemen bagaimana berhasil meningkatkan taraf pendidikan masyarakat dan menyelesaikan masalah akut yakni malaria.

"Sangat membaggakan. Saya berharap proyek ini akan terus diwarnai semangat membangun masyarakat setempat. Pada akhirnya energi memang bukan lagi boleh diperdagangkan semata-mata sebagai komoditi tapi harus dijadikan driver pendorong kegiatan perekonomian," ujarnya lagi.

Train 3 kata Sudirman adalah proyek yang keputusannya dibuat tepat waktu. Kenapa ada proyek tidak tepat waktu biasanya terjadi karena adanya gangguannya yakni diurus oleh bukan yang kompeten dan bukan orang yang punya otoritas melainkan hanya ikut ngurus. Kemudian dipolitisasi, dibuat projek itu menjadi arena publik, serta memiliki vested interes kepentingan dibalik proyek.

"Ketika kita bisa mengurus projek dikerjakan secara murni oleh profesional maka semua pihak stakeholder tau batas dan tanggung jawabnya maka projek akan berjalan tepat waktu procurement berjalan dengan baik persiapan dialog dengan stake holders pemda juga baik. Tidak ada yang perlu mempresure menekan-nekan. Pemda tau apa yang perlu dikerjakan kontraktor dan seluruh stakeholder saling menghormati maka proyek strategis tepat waktu seperti LNG Tangguh Train 3," katanya disambut tepuk tangan para hadirin.

Ia berharap proyek-proyek kedepan juga bersih dari intervensi dari orang-orang yang tidak punya kewenangan, bersih dari niat-niat mempolitisir. "Karena kalau demikian yang rugi rakyat yang rugi kita semua," jelasnya.