Kapsul Waktu FCTC Tiba di Makassar dari Medan

:


Oleh H. A. Azwar, Sabtu, 2 Juli 2016 | 06:04 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 1K


Jakarta, InfoPublik - Kapsul waktu FCTC sebagai simbol komitmen 20 pembaharu muda dari 17 kota di Indonesia untuk melakukan aksi mendukung Indonesia aksesi Framework Convention on Tobacco Control atau traktat internasional untuk pengendalian global epidemi tembakau tiba di Makassar pada 28 Juni 2016 lalu.

Melalui siaran pers Lentera Anak Indonesia yang diterima Jumat (1/7), Kapsul Waktu FCTC diserahterimakan dari Chesa Syaqira, Pembaharu Muda kota Medan, kepada Uswatun Hasanah Purnama Sari, Pembaharu Muda kota Makassar yang juga pegiat Himpunan Mahasiswa Biostatistik FKM Universitas Hasanuddin (Himastik FKM Unhas) dan Aliansi Remaja Independen Makassar.

Tibanya Kapsul Waktu FCTC di Makassar disambut antusias pegiat Himastik FKM Unhas dengan menyiapkan aksi untuk mengedukasi para pelajar di Makassar tentang bahaya rokok, dan menyadarkan mereka tentang siasat industri rokok yang membidik anak muda sebagai target pemasaran produk rokok.

Menurut Uswatun, sebagai Pembaharu Muda kota Makassar, dirinya fokus pada agenda mengedukasi pelajar di kotanya tentang strategi industri rokok yang membidik anak sekolah sebagai target.

Ini didasarkan pada hasil pemantauan yang diadakan tiga lembaga, yakni Lentera Anak, YPMA dan Smoke Free Agent pada 2015, bahwa sekolah-sekolah di kota Makassar menjadi kota yang paling tinggi terpapar iklan rokok di Indonesia, ujar Uswatun.

Pemantauan itu, lanjut Uswatun, dilakukan di sejumlah sekolah negeri dan swasta, baik tingkat SD, SMP, maupun SMA di kota Makassar.

Hasil pemantauan menunjukkan, 94 persen sekolah di Makassar terpapar iklan rokok. Angka ini tertinggi dibandingkan empat kota lain yang dipantau, yaitu Jakarta, Bandung, Mataram, dan Padang.

Angka ini sekaligus membuktikan industri rokok secara agresif menempatkan iklan dan promosi rokok di tempat yang setiap harinya dilalui anak-anak sekolah, papar Uswatun.

Hal inilah yang menjadi concern utama Uswatun dan rekan-rekannya di Himastik FKM Unhas. Mereka berkeliling ke beberapa sekolah SD dan SMP untuk menjelaskan bahaya rokok dan siasat industri rokok dalam membidik pelajar sebagai target pemasaran produk rokok. Diantaranya ke SD Inpres Kampus Unhas, SD Inpres Kampus Unhas 1, dan SMP Negeri 30 Makassar.

Masifnya iklan rokok di sekitar sekolah, kata Uswa, akan berpengaruh besar terhadap persepsi dan perilaku pelajar. Uswa mengutip data dari Kementerian Kesehatan dan World Health Organization (WHO), bahwa iklan rokok mampu menstimulus siswa dengan kesan positif dan percaya diri.

Karena secara bawah sadar, pelajar yang mendapat paparan iklan rokok secara terus menerus akan dirangsang untuk merokok, tegas Uswatun yang juga health care staff di ARI Makassar ini.

Uswa juga menjelaskan, safari edukasi bahaya rokok ke beberapa sekolah di Makassar disambut antusias pihak sekolah, baik guru maupun murid. “Pelajar antusias bertanya tentang bahaya dari rokok dan paparan iklan rokok yang terus menerus. Kami juga mengajak para pelajar menulis surat kepada Presiden Joko Widodo, untuk memberikan dukungan agar Presiden segera mengaksesi FCTC,” kata Uswatun.

Surat dukungan tersebut, kata mahasiswa FKM Unhas ini, sebagai bagian dari kampanye Surat Untuk Presiden, yang digalang para Pembaharu Muda dan komunitas anak muda dari seluruh Indonesia, sebagai bentuk dukungan agar Presiden Joko Widodo memberikan perlindungan menyeluruh kepada generasi muda kini dan mendatang dari dampak konsumsi rokok dengan mengaksesi FCTC (Framework Convention on Tobacco Control).

Uswa percaya, langkah kecil yang dilakukan Himastik FKM Unhas dapat membantu menyadarkan pelajar bahwa mereka dan masa depan mereka sangat berharga.

Masa depan generasi muda Indonesia yang sangat berharga itu tidak boleh dirusak oleh kepentingan industri rokok yang  hanya bertujuan mengeruk keuntungan dari mereka, yakni menjadikan anak muda sebagai perokok pengganti. Itu sebabnya, harus jadi concern kita bersama melindungi anak-anak dan remaja dari bahaya rokok, untuk menjaga kesehatan generasi muda Indonesia, tukas Uswa.