PT Angkasa Pura II (Persero) Tampilkan Karya Seni dan Teknologi Terkini di Bandara Internasional Soekarno-Hatta

:


Oleh Irvina Falah, Jumat, 10 Juni 2016 | 12:07 WIB - Redaktur: Irvina Falah - 1K


Tangerang - PT Angkasa Pura II (Persero) bekerjasama dengan sejumlah seniman dalam mengembangkan Bandara Internasional Soekarno-Hatta termasuk Terminal 3 yang merupakan terminal penumpang pesawat termodern di Indonesia.
 
Sejumlah seni akan ditampilkan di area Bandara Internasional Soekarno-Hatta seperti Karya Seni Penjor, Karya Seni Seulawah yakni replika pesawat 45 dengan corak khas Indonesia, dan Patung Garuda, di mana karya-karya tersebut melengkapi karya yang telah ada sebelumnya yakni Patung Soekarno-Hatta dan Prasasti.
 
Adapun Patung Garuda setinggi 18 meter yang berdiri megah karya seniman I Nyoman Nuarta akan diletakkan di area depan seakan menyambut tamu ketika datang dan melepas tamu ketika pergi meninggalkan Bandara Internasional Soekarno-Hatta.
 
Presiden Director PT Angkasa Pura II (Persero) Budi Karya Sumadi mengatakan, “Bersama dengan Patung Soekarno-Hatta, Patung Garuda akan menjadi ikon bagi Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Sebagai suatu beranda Indonesia, kami akan mengoptimalkan Bandara Internasional Soekarno-Hatta menjadi layaknya galeri seni yang menampilkan karya-karya seniman Indonesia.”
 
“Karya seni dan pertunjukan seni juga akan ditampilkan di Terminal 3 yang setelah mendapat izin Kementerian Perhubungan akan mulai beroperasi pada 20 Juni 2016. Terminal internasional ini akan menjadi semacam panggung budaya guna memperkenalkan karya dan pertunjukan seni Indonesia kepada masyarakat dunia,” tambah Budi Karya Sumadi.
 
Di Terminal 3, sejumlah seniman akan menampilkan karyanya antara lain Sardono W. Kusumo, Eko Nugroho, Angki Purbandono, Edi Prabandono, Nus Salomo, Pintor Sirait, Ichwan Noor, Awan Simatupang, Galam Zulkifli, Nasirun, Indiegurillas, serta Tromarama.
 
Adapun Seniman senior Sardono W. Kusumo akan menampilkan lukisan sepanjang 20 meter dengan tinggi 2 meter.
 
“Karya seni permanen dan temporer akan menghiasi Terminal 3 guna memberikan suguhan yang megah dan istimewa sehingga para penumpang pesawat mendapat suatu hiburan ketika mereka menunggu keberangkatan atau saat tiba,” jelas Budi Karya Sumadi.
 
Tidak hanya menampilkan karya seni, Terminal 3 juga dilengkapi sejumlah teknologi terkini guna meningkatkan daya saing Bandara Internasional Soekarno-Hatta agar dapat lebih baik dari Bandara Internasional Kuala Lumpur di Malaysia, Bandara Suvarnabhumi di Thailand, bahkan Bandara Changi di Singapura. 
 
Beberapa teknologi modern yang ada di Terminal 3 adalah:

a. BHS Level 5 yang bisa mendeteksi bahan peledak atau bom. Apabila suatu barang terdeteksi bom, maka akan langsung dimasukkan ke bom blanket untuk kemudian ditindaklanjuti oleh pihak berwenang.
 
b. ASS atau airport security system yang berfungsi layaknya intelijen. Dengan teknologi ini CCTV dapat mendeteksi wajah penumpang pesawat atau pengunjung bandara yang masuk ke dalam daftar pihak berwajib.
 
c. Fully IBMS atau Intelligence Building Management System. Teknologi ini mengatur agar Terminal 3 menjadi suatu bangunan yang mengusung konsep eco green, seperti misalnya mengatur pengeluaran air, penggunaan listrik, dan sebagainya.
 
d. rain water system. Teknologi ini guna memanfaatkan air hujan sehingga untuk digunakan sebagai air bersih.
 
e. recycle water system. Teknologi ini mampu mengolah air toilet untuk kembali lagi menjadi air toilet sehingga dapat menghemat penggunaan air. 
 
d. sistem penerangan menggunakan teknologi yang mengatur terang dan redup secara otomatis sesuai dengan kondisi cuaca.
 
Melalui perpaduan karya seni dan teknologi modern di Termina 3 ini, PT Angkasa Pura II (Persero) menargetkan Bandara Internasional Soekarno-Hatta dapat meraih sertifikasi bandara Bintang-5 Skytrax dari saat ini Bintang-3.
 
 
Head of Corporate Secretary & Legal
 
AGUS HARYADI
 
Tentang PT Angkasa Pura II (Persero)
Angkasa Pura II adalah BUMN di bidang pelayanan jasa kebandarudaraan dan pelayanan jasa terkait bandar udara di wilayah Indonesia Barat. Angkasa Pura II telah mendapatkan kepercayaan dari Pemerintah Republik Indonesia untuk mengelola dan mengupayakan pengusahaan Pelabuhan Udara Jakarta Cengkareng yang kini berubah nama menjadi Bandara Internasional Jakarta Soekarno-Hatta serta Bandara Halim Perdanakusuma sejak 13 Agustus 1984.
 
Saat ini Angkasa Pura II mengelola 13 bandara yakni Soekarno-Hatta (Jakarta), Halim Perdanakusuma (Jakarta), Kualanamu (Medan), Supadio (Pontianak), Minangkabau (Padang), Sultan Mahmud Badaruddin II (Palembang), Sultan Syarif Kasim II (Pekanbaru), Husein Sastranegara (Bandung), Sultan Iskandarmuda (Banda Aceh), Raja Haji Fisabilillah (Tanjungpinang), Sultan Thaha (Jambi), Depati Amir (Pangkal Pinang) dan Silangit (Tapanuli Utara).