Belajar Nyunda Di Kampung Budaya Sindangbarang

:


Oleh MC Kabupaten Bogor, Kamis, 9 Juni 2016 | 15:29 WIB - Redaktur: Tobari - 1K


Cibinong, InfoPublik - Bogor merupakan salah satu kawasan di Tatar Sunda yang kaya akan peninggalan arkeologis budaya Sunda dengan persebaran lokasi hampir menyebar di seluruh wilayah kota ini.

Dalam sejarah perkembangannya, kawasan Bogor di masa lalu ini pernah berjaya sebuah kerajaan Sunda yang bernama Pakuan Pajajaran.

Namun seiring dengan perkembangan zaman dan migrasi manusia, budaya Sunda sudah mulai berasimilasi dengan budaya yang dibawa oleh pendatang di wilayah Bogor.

Sehingga kota ini tidak lagi didominasi oleh suku Sunda, namun telah bercampur dengan suku lainnya seperti Jawa, Betawi, Minang bahkan suku yang berasal dari daerah timur Indonesia, demikian keterangan yang diriliis Traveloka, Kamis (9/6).

Menrutnya, bagi anda yang ingin mengetahui lebih dalam mengenai budaya Sunda di Bogor, anda bisa datang ke Kampung Budaya Sindangbarang di Desa Pasir Eurih, Kecamatan Taman Sari Kabupaten Bogor.

Berdasarkan sumber sejarah Babad Pajajaran, kampung ini adalah kampung tertua yang ada di Kabupaten Bogor. Pada abad ke-12, Sindangbarang bahkan merupakan sebuah kerajaan Sunda dan menjadi asal muasal kebudayaan Sunda.

Pelestarian Sindangbarang sebagai kampung budaya dilakukan sebagai bentuk kearifan lokal oleh kepala adat dan masyarakat Sunda di kabupaten Bogor terhadap budaya Sunda yang didukung oleh pemerintah kabupaten.

Akses transportasi menuju kampung ini terbilang mudah dan anda dapat menggunakan angkutan umum dan kendaraan pribadi dari pusat kota dengan alternatif sebagai berikut:

Dari perempatan lampu merah Ciawi, anda harus menggunakan kendaraan angkot dengan tujuan Cicurug -  dengan nomor 06 Sukasari dan turun di Ramayana/Bogor Trade Mall. 

Perjalanan   dilanjutkan dengan menggunakan angkot 03 dengan rute   Ciapus – Ramayana dengan tanda SBR (Sindangbarang) turun di pertigaan Sindangbarang,  dengan Indomaret Ciapus 2 sebagai tandanya.

Karena petunjuk jalan ke kampung budaya sangat minim, anda   harus rajin bertanya ke penduduk setempat.   Dari pertigaan ini, perjalanan hanya bisa dilanjutkan dengan ojek.

Bila menggunakan kendaraan pribadi, anda yang berasal dari Jakarta, harus keluar di pintu tol Ciawi dan ikuti arah menuju pertigaan Sukasari   dan belok kanan. Dari Sukasari, ikut jalan yang   menuju ke Ramayana/Bogor Trade Mall.

Ikuti jalan menurun di Bogor Trade Mall yang menuju ke   Ciapus hingga anda akan bertemu pertigaan Sindangbarang. Belok ke kanan dan terus ikuti jalan yang   makin menyempit hingga ke kampung budaya.   Anda bisa bertanya pada penduduk setempat karena lokasi sudah dekat.

Kurangnya petunjuk jalan dan pintu gerbang yang layak, menjadikan tidak semua warga Bogor mengetahui keberadaan kampung ini. Jalan menuju pintu gerbang sedikit menanjak dengan kondisi berbatu-batu dan ketika di jalan datar hanya berupa jalan tanah dengan jarak kurang lebih 20 meter.

Pintu gerbang hanya terbuat dari bambu dengan dua bendera berwarna putih dan hitam yang sudah lusuh.

Ketika melewati pintu gerbang, maka anda akan disuguhkan pemandangan unik bangunan khas Sunda tempo dulu yang berjajar rapi di sebelah kanan dengan halaman rumput luas di bagian depan. Lapangan rumput ini merupakan tempat diadakannya permainan Sunda ataupun upacara adat.

Bangunan tersebut bernama Saung Talu yang menjadi tempat pementasan seni, Leuit sebagai lumbung padi dan Bale Riungan atau Imah Gede yang menjadi tempat berkumpul dan bermusyawarah masyarakat dengan tetua adat dan para kolot, yaitu mereka yang dianggap sesepuh adat Kampung Sindangbarang.

Bangunan yang ada di kompleks kampung budaya terbuat dari kayu dan bambu sesuai dengan falsafah kesederhanaan dan penyatuan dengan alam di mana kampung budaya berada di antara hamparan sawah dan perbukitan yang hijau.

Total bangunan yang ada di sini berjumlah 22 buah yang telah direkonstruksi dan direvitalisasi. Kampung Budaya Sindangbarang menjadi pusat kebudayaan Sunda yang mempunyai program terkait edukasi budaya dan bahasa dengan cara menyenangkan, antara lain “Sono Ka Lembur”, dan “Sawengi Di Kampung Budaya”.

Program Sono Ka Lembur, memberikan kegiatan berupa pengenalan sejarah dan bangunan adat, pembuatan alat permainan tradisional yang terbuat dari batok kelapa, belajar alat musik tradisional yaitu angklung   gubrak, melihat pentas tari jaipong dan gamelan, permainan lembur atau kampung seperti bermain dengan batok kelapa.

Kemudian, nandur atau menanam padi ala suku Sunda Ladang, nutu atau menumbuk padi,   melihat tutunggulan dari ibu-ibu setempat berupa bunyi-bunyian yang dihasilkan dari benturan alu dan lesung yang mempunyai irama tersendiri.

Sedangkan program Sawengi Di Kampung Budaya, merupakan program Sono Ka Lembur yang didesain dengan paket wisata menginap sehingga lebih terasa suasana budaya Sunda baik dari percakapan hingga makanan yang dihidangkan pun khas Sunda.

Program lainnya Belajar Seni Rupa Dan Budaya Sunda mempunyai keunikan tersendiri yang menarik bagi warga Sunda pada khususnya dan pengunjung pada umumnya.

Keunikan ini ditunjukkan dalam program tersendiri yang berisi   kegiatan pengenalan sejarah dan bangunan adat, membuat wayang dari tangkai padi, membuat keris dan terompet dari daun kelapa, permainan lembur, belajar membatik, membuat layang-layang serta   sandal khas Kampung Budaya.

Program Mulih Ka Lembur, sesuai dengan namanya program ini memiliki tujuan untuk pengenalan budaya Sunda kepada pengunjung mulai dari pengenalan sejarah dan bangunan adat, nandur, nutu, permainan lembur, marak lauk,   membajak sawah bersama petani setempat dan belajar tari jaipong.

Sedangkan program Diajar Nyunda, ini ditujukan bagi anda yang berasal dari suku selain Sunda untuk merasakan pengalaman menjadi orang Sunda selama sehari.

Program yang berisi pengenalan sejarah dan bangunan adat,   penyambutan tamu dengan alat musik khas angklung gubrak, demo ngabalay, nutu dan tutunggulan, permainan lembur, menjadi salah satu rengkong yaitu barisan pembawa padi, belajar angklung gubrak   serta tari jaipong menjadi sesuatu yang menyenangkan bagi pengunjung baik anak-anak maupun dewasa.

Program ini bahkan diminati oleh turis asing yang menghargai pelestarian budaya dan mencintai suasana alami pedesaan.

Upacara Seren Taun yang dilaksanakan pada bulan Muharram menjadi upacara tahunan Kampung Budaya yang banyak menarik perhatian wisatawan. Upacara ini merupakan upacara pesta panen raya masyarakat adat Sunda Ladang sebagai ungkapan rasa syukur atas hasil panen yang diperoleh.

Upacara yang diselenggarakan secara besar-besaran ini melibatkan masyarakat desa Pasir Eurih hingga tamu-tamu pejabat selama 7 hari berupa upacara ritual hingga penampilan kesenian tradisional.

Dengan meningkatnya animo masyarakat atas kegiatan Kampung Budaya, kini telah tersedia penginapan di lokasi ini mengingat tempat ini jauh dari hotel atau wisma.
Penginapan yang ditawarkan mengusung tema alam pedesaan dengan seluruh material terbuat dari bambu dan kayu. Namun TV dan akses wifi tetap tersedia untuk mengakomodasi kebutuhan informasi pengunjung.

Harga penginapan tergolong murah karena sudah termasuk makan dan paket kegiatan yang bisa dipilih sehingga pengunjung yang datang dapat merasakan pengalaman menginap di alam pedesaan sekaligus mendapatkan tambahan wawasan baru mengenai budaya Sunda yang unik. (mc kab bogor/toeb)