Menko Maritim Luncurkan Sail Selat Karimata 2016

:


Oleh G. Suranto, Rabu, 1 Juni 2016 | 21:21 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 291


Jakarta, InfoPublik - Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Sumber Daya RI, Rizal Ramli luncurkan Sail Selat Karimata 2016 yang diadakan di Auditorium Gedung BPPT II Jakarta, Rabu (1/6).

Rangkaian kegiatan Sail Selat Karimata ini akan diselenggarakan dari bulan Agustus hingga Oktober 2016.

Pada kegiatan sail yang ke-8 ini, Rizal mendesak kementerian dan lembaga yang terlibat agar bersungguh-sungguh berkoordinasi dalam persiapannya.

Ia pun menekankan pentingnya even tahunan itu untuk menjadi penggerak roda perekonomian di kawasan Indonesia bagian barat.  

“Saya tidak ingin sekali even ini selesai terus tidak ada apa-apa setelahnya, harus ada dampak yang dirasakan rakyat,” tegasnya.

Kegiatan utama Sail Selat Karimata 2016 ini terdiri dari empat kegiatan, pertama seminar nasional tentang Kemaritiman di Provinsi Jambi pada 25 Agustus 2016. Kedua, acara puncak yang akan dilaksanakan pada 15 Oktober mendatang di Kabupaten Kayong Utara, Kalimantan Barat.

Pada acara puncak ini rencananya akan diisi dengan berbagai hiburan, antara lain international yach competition, kompetisi sambal, Asian duren competition, Asian textile design  competition, dan Kayong boxing competition.

Selain itu, pada puncak kegiatan sail yang rencananya akan dihadiri oleh Presiden Joko Widodo, juga akan dimeriahkan oleh sebuah sendratari. Sendratari ini melibatkan 500 siswa  dipimpin oleh koreografer kenamaan di Indonesia.

Kemudian yang ketiga, Festival Belitong pada 22 Oktober 2016, dan keempat festival bahari Kepri pada 28 Oktober 2016.

“Dalam festival bahari di Kepulauan Riau ini, pemerintah mengundang para yachter dan cruiser dari luar negeri untuk ikut menimakti keindahan destinasi wisata di provinsi tersebut,” ungkapnya.

Rizal meminta kepada Gubernur Kalimantan Barat, Kepulauan Riau, Bangka Belitung dan Jambi agar benar-benar memanfaatkan even Sail Karimata untuk menciptakan even pendukung. Dan even tersebut, tegasnya, harus berbentuk kompetisi.

“Kalau hanya berbentuk seremoni, maka selesai acara, Presiden meresmikan ya sudah, pemberitaan juga boring (membosankan),” katanya.