982 Bidan di Kabupaten Banyuasin Jaga Wilayah 24 Jam

:


Oleh MC Kabupaten Banyuasin, Kamis, 5 Mei 2016 | 08:55 WIB - Redaktur: Tobari - 1K


Pangkalan Balai, InfoPublik - Kabupaten Banyuasin seluas 11.832,99 km2 dengan 22 kecamatan dan 304 desa dan kelurahan, dipantau secara berkelanjutan oleh 982 tenaga bidan terpilih. Ke-982 tenaga bidan tersebut tersebar di 32 ranting di Bumi Sedulang Setudung dibawah pengawasan Ikatan Bidan Indonesia (IBI).

Tugas tenaga bidan di Banyuasin ini sangat penting. Apalagi, Banyuasin salah satu kabupaten dengan jumlah penduduk terbesar di Sumatra Selatan, yakni sekitar satu juta jiwa.

“Artinya Banyuasin terbesar kedua setelah Palembang yang populasinya 1,5 juta jiwa," kata Ketua Pengurus Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Cabang Banyuasin Hj Rodiah Nawawi AMD Keb, Rabu (4/5), usai pelantikan Pengurus Cabang, Pengurus Ranting dan Koordinator Bidan Delima IBI se Kabupaten Banyuasin di Graha Sedulang Setudung.

Dijelaskan Hj Rodiah, setiap bidan di Banyuasin bertanggung jawab memberikan pelayanan di bidang kesehatan kepada ibu hamil, persalinan, masa nifas, bayi setelah lahir, sosialisasi keluarga berencana dan penggunaan alat kontrasepsi.

"Bidan juga berkewajiban memberikan pengetahuan tentang informasi kesehatan terutama kepada remaja putri, wanita pranikah, ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, para ibu yang memasuki masa menopause, dan wanita dengan gangguan reproduksi," lanjutnya.

Apabila tugas dan peran penting bidan tersebut diatas terpenuhi, maka akan berdampak pada penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB).

Berdasarkan data yang dihimpun dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Banyuasin, tercatat di tahun 2014 lalu 10 ibu dan balita meninggal dunia saat prosesi persalinan berlangsung dan di tahun 2015 ini sejak Januari hingga September 2015 sebanyak 8 ibu hamil dan balita yang meninggal dunia.

"Tingginya jumlah angka kematian ibu hamil di Banyuasin ini disebabkan masih kurang rutinnya ibu hamil memeriksakan kehamilannya ke bidan," katanya.

Guna menekan angka kematian ibu dan balita peran bidan di desa-desa sangatlah penting. Tahun ini diharapkan dapat menekan angka kematian ibu dan balita dimasa mendatang.

"Bidan desa kita tugaskan untuk mengadakan kelas ibu hamil di daerah masing-masing. Harapan kita bidan inilah yang akan membimbing ibu hamil agar mau memeriksakan kandungan dan melakukan senam ibu hamil dan termasuk memperhatikan kesehatan anak," jelasnya.

Begitu juga kualitas asuhan kebidanan yang diberikan. Semakin baik asuhan kebidanan yang diberikan seorang bidan pada kliennya, maka akan semakin kecil pula kemungkinan terjadinya kematian ibu dan bayi.

Menurutnya lagi, bidan dibawah naungan IBI diharapkan mampu menghasilkan rumusan-rumusan pelayanan asuhan kebidanan yang berkualitas, yang mudah diimplementasikan seluruh bidan di daerah ini.

"Sehingga AKI dan AKB dapat terus diturunkan seminimal mungkin guna memenuhi target indikator-indikator derajat kesehatan pembangunan kesehatan khususnya untuk lima tahun ke depan," tegasnya.

Sementara itu Bupati Banyuasin Yan Anton Ferdian SH usai melantik Pengurus Ikatan Bidan Indonesia Cabang Kabupaten Banyuasin menegaskan, setiap bidan yang bertugas di wilayah Banyuasin wajib berada di lokasi selama 24 jam sehari, 7 hari sepekan.

"Sebagai tenaga medis terdepan, bidan merupakan perpanjangan tangan dari Dinas Kesehatan Banyuasin. Untuk itu keberadaan bidan sangat penting bagi masyarakatnya, terutama yang tengah diserang penyakit dan membutuhkan tenaga medis secara cepat dan akurat," tegasnya.

Bagi para bidan yang kebetulan meninggalkan lokasi diharuskan karena keperluan yang benar-benar penting dan tidak dapat diwakilkan. "Jangan coba-coba pergi tanpa keterangan dan alasan yang tidak jelas, kasihan masyarakat disana," katanya. (mcbanyuasin-312wn/toeb)