Limbah Sarung Tenun Disulap Jadi Aneka Kerajinan Rumah Tangga

:


Oleh MC Kabupaten Gresik, Rabu, 4 Mei 2016 | 08:26 WIB - Redaktur: Kusnadi - 1K


Gresik, InfoPublik – Bertempat di Balai Desa Klampok Kecamatan Benjeng Gresik Jawa Timur, Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Gresik, melatih warga Desa Klampok untuk memanfaatkan limbah industri sarung tenun. Pelatihan yang berlansung sejak Senin (2/5), hari Selasa (3/5) ditinjau oleh Kabid Perindustrian Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Gresik.

Sebagai salah satu sentra industri sarung yang dihasilkan dari alat tenun bukan mesin (ATBM) Desa Klampok, Kecamatan Benjeng, Kabupaten Gresik Jawa Timur memang tidak diragukan lagi. Bila kita masuk Dusun Karangploso dan Kalipang di desa tersebut yang jaraknya sekira 20 km dari arah Gresik ke Selatan, tentu akan terdengar suara yang dikeluarkan dari ATBM yang dioperasikan warga setempat. Suara-suara tersebut akan terdengar di sepanjang jalan di dusun bahkan sampai keluar dusun.

Maklumlah, hampir semua warga dari kedua dusun di Desa Klampok ini menjadikan rumahnya sebagai tempat pembuatan sarung.  Kenyataan ini diakui oleh Ngadi (51), kepala desa setempat,  rumah terutama di Dusun Karangploso dan Kalipang menjadi tempat mengoperasikan ATBM. “Sebanyak 930 KK yang ada di wilayah ini berusaha pada industry sarung tenun,” ungkapnya.

Tentu saja sarung yang dihasilkan untuk tujuan pasar ekspor ini tak semuanya baik. Dari setiap 12 kodi sarung yang dihasilkan, ada 6 potong kain sarung yang diafkir.

Menurut Kades Ngadi, ada beberapa yang masih dimanfaatkan untuk sarung anak-anak atau sebagai bahan baju, namun ada kalanya yang tidak bisa dipakai sama sekali. “Yang tidak bisa dipakai banyak sekali pak, karena tidak ada harganya, seringkali hanya sebagai sampah,” tutur Ngadi, yang juga sebagai pelaku usaha sarung tenun.

Dari sisa limbah industri pembuatan sarung tenun tersebut, Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Gresik merasa tertantang untuk memanfaatkan pembuatan handicraft dan menghias peralatan rumah tangga dengan kain sarung.

Didatangkanlah instruktur untuk pelatihan pembuatan peralatan rumahtangga berbahan dasar sarung. “Kami bekerjasama dengan salah satu lembaga kursus dan pelatihan untuk menyulap limbah ini menjadi barang yang punya nilai ekonomis,” ungkap Kabid Perindustrian Ilmul Yaqien.

Rupanya, respon masyarakat setempat untuk ikut pelatihan ini sangat bagus. Tak hanya para ibu dan remaja putri, bahkan dari 35 peserta ada 8 orang peserta bapak-bapak.  Hal ini karena adanya bahan baku limbah kain sarung yang melimpah. Juga barang yang dihasilkan sangat dibutuhkan oleh banyak orang. Ada bross, tempat tissue, taplak kulkas, taplak meja, menghias rak mini  minumam gelas, pelapis gelas dan toples serta berbagai barang yang banyak kita jumpai sehari hari.  

Sepasang peserta, yakni  Bapak Sukiadi (57) yang hadir bersama isterinya tampak kompak menghias rak mini untuk minuman gelas. Sukiadi yang juga pengusaha pembuatan boneka kecil ini tampak telaten mengikuti pelatihan. Dengan telaten dia mengelem bahan yang terbuat dari logam sementara isterinya dibantu kelompok yang lain menggunting spon tipis dan menyiapkan pelapisnya dari kain sarung. Hanya dalam waktu 40 menit, rak mulanya hanya terbuat dari kerangka besi tampilannya sudah berubah. Kali ini rak tersebut sekaligus sebagai hiasan meja. “Ini sudah hampir jadi mas,” ungkap Sukadi puas.

Dari dua hari pelatihan, ternyata sudah puluhan item yang dihasilkan. Produk-produk hasil karya mereka digelar di meja yang menurut panitia dari Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Gresik akan dilombakan. Dengan iming-iming lomba dan hadiah, masyarakat tampak sangat bersemangat untuk menghasilkan yang terbaik.

Di kesempatan lain, Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Gresik,  Najikh mengatakan, sarung tenun ATBM ini merupakan produk khas Gresik yang sudah ditetapkan oleh Pemerintah Pusat.

“Kementerian Perindustrian menerbitkan surat penetapan Kompetansi Inti Industri Daerah (KIID) No. 95 tahun 2015 bahwa Gresik sebagai sentra sarung tenun ATBM. Di Jawa timur hanya ada lima daerah yang mendapatkan KIID, tentu dengan sentra produk yang berbeda,” katanya.

Najikh mengungkapkan, pihaknya ke depan akan memikirkan industri sarung tenun ATBM  ini yang tidak hanya dipakai untuk sarung. Tapi bisa dipakai untuk mendukung industri yang lain, misalnya sebagai bahan pakaian jadi dan kerajinan yang lain. “Tentu saja masih menggunakan sarung tentun sebagai bahan baku utamanya. Kami masih menjajaki terobosannya ke arah sana,” jelas Najikk. (sdm/Kus)