Presiden Jokowi Terima Kunjungan Presiden Serbia Tomislav Nikolic

:


Oleh Irvina Falah, Jumat, 29 April 2016 | 17:57 WIB - Redaktur: Irvina Falah - 394


JAKARTA - Presiden Joko Widodo didampingi Ibu Iriana Jokowi menerima kunjungan Presiden Serbia Tomislav Nikolic beserta istri Dragica Nikolic di Istana Merdeka. Upacara penyambutan kenegaraan berlangsung di halaman Istana Merdeka, Rabu, 27 April 2016. Kunjungan Presiden Serbia ke Indonesia merupakan tindak lanjut dari pertemuan bilateral sebelumnya dengan Presiden Jokowi saat menghadiri KTT Perubahan Iklim di Paris, 30 November 2015.

Setelah upacara panyambutan, Presiden Jokowi dan Presiden Nikolic melakukan pertemuan bilateral dan dilanjutkan dengan penandatanganan kerja sama yaitu pembebasan visa bagi pemegang paspor diplomatik dan paspor dinas di antara kedua negara, dan program kerja sama di bidang pendidikan antara Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dengan Kementerian Pendidikan, Sains, dan pengembangan teknologi Republik Serbia. Pada malam hari, Presiden Jokowi juga dijadwalkan akan menggelar jamuan makan malam kenegaraan.

Kunjungan Presiden Serbia Pertama Dalam 58 Tahun

Dalam sambutan pengantarnya saat pertemuan bilateral, Presiden Jokowi mengatakan bahwa pemerintah Indonesia menyambut baik kunjungan Presiden Serbia mengingat kunjungan kali ini merupakan kunjungan pertama Presiden Serbia setelah 58 tahun. Presiden juga berharap kerja sama kedua negara dapat ditingkatkan di berbagai bidang. "Saya ingin memprioritaskan kerja sama di bidang ekonomi terutama bidang perdagangan dan investasi. Kedua di bidang sosial dan budaya terutama pendidikan. Secara regional dan global saya juga ingin mengangkat isu terorisme dan isu migrasi," kata Presiden.

Sementara itu dalam keterangan pers bersama setelah pertemuan, Presiden Jokowi mengatakan bahwa hubungan Indonesia dan Serbia sangat kuat, karena kedua negara merupakan bagian dari sejarah cikal bakal lahirnya Gerakan Non-Blok. Bahkan Yugoslavia (sebelum berganti nama menjadi Serbia) merupakan tuan rumah pertama kalinya Konferensi Tingkat Tinggi Gerakan Non-Blok yang diadakan pada tahun 1961.

Nilai Perdagangan Kedua Negara Meningkat Signifikan

Presiden juga mengatakan bahwa nilai perdagangan antara kedua negara menunjukkan peningkatan yang signifikan sebesar 85 persen dalam lima tahun terakhir. Investasi Indonesia di Serbia juga menunjukkan peningkatan  terutama di sektor industri produk makanan. "Indonesia mengharapkan akses pasar bagi produk-produk kita dapat diperluas, hambatan tarif atau non-tarif juga kita harapkan dapat diturun atau dihilangkan," ujar Presiden. Di bidang pendidikan, Presiden juga akan terus meningkatkan kerja sama people to people contact dengan cara pemberian beasiswa terhadap mahasiswa.

Sementara itu Presiden Nikolic mengatakan bahwa Serbia mendukung peningkatan hubungan kedua negara, khususnya di bidang perekonomian. “Saya sangat senang karena adanya inisiatif untuk saling mengunjungi, memperkuat kerjasama, persahabatan, dan solidaritas di antara kedua negara,” ujar Presiden Nikolic.

Presiden Nikolic menyampaikan apresiasinya kepada Pemerintah Indonesia atas bantuan yang diberikan ketika terjadi bencana banjir pada tahun 2014. “Saya mengundang Presiden Joko Widodo untuk datang ke Serbia,” ujar Presiden Nikolic.

Pada forum bisnis tahun lalu di Serbia, lanjut Presiden Nikolic, kedua negara sepakat untuk bekerjasama dan berinvestasi. “Kami tertarik untuk membangun distribusi untuk semi produk yang berasal dari Indonesia dan akan diselesaikan di Serbia untuk didistribusikan ke pasar Eropa,” ucap Presiden Nikolic.

Selain melakukan pertemuan dengan Presiden Jokowi, selama tiga hari kunjungannya di Indonesia Presiden Nikolic dan rombongan juga akan melakukan sejumlah pertemuan diantaranya dengan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Ade Komarudin, CEO perusahaan di Indonesia, dan juga warga negara Serbia yang ada di Indonesia. Presiden Nikolic juga dijadwalkan akan menerima wawancara dengan sejumlah media di Tanah Air.

Dalam upacara tersebut tampak hadir Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan, Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi, Menteri Agama Lukman Hakim, Ketua Badan Koordinasi Penanaman Modal Franky Sibarani, Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia Mustari Irawan, dan Duta Besar Republik Indonesia untuk Republik Serbia Harry Richard James Kandou.