Panglima TNI: Prajurit Harus Bersih Dari Narkoba

:


Oleh Yudi Rahmat, Selasa, 19 April 2016 | 20:26 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 411


Jakarta, InfoPublik - Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, menegaskan TNI harus bersih dari Narkoba. Apalagi TNI mendapatkan apresiasi sebagai lembaga paling dipercaya publik, memiliki nama yang harum.

"Jangan sampai ada lagi satu pun prajurit atau PNS TNI yang terlibat Narkoba dan harus senantiasa peka dan waspada terhadap aliran-aliran yang mengarah kepada radikalisme dan terorisme," kata Gatot melalui amanat yang dibacakan Pa Sahli TK III Bidang Sosbud HAM Panglima TNI Mayjen TNI Joppy Onesimus Wayangkau bertindak sebagai  Inspektur Upacara di Lapangan Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Senin (18/4).

Gatot mengatakan, kepada unsur pimpinan satuan untuk melindungi para Prajurit dan PNS-nya, serta kepada segenap Prajurit dan PNS TNI, untuk melindungi diri dan keluarganya dari ancaman Narkoba.

Pemerintah telah mengeluarkan pernyataan perang terhadap Narkoba, karena Narkoba adalah kejahatan luar biasa. “Pemerintah dengan tegas mengambil kebijakan ini, karena Narkoba telah merusak generasi muda bangsa, dengan kerusakan 40-50 orang meninggal, 4,5 juta orang butuh rehabilitasi dan 1,2 juta orang sudah tidak bisa direhabilitasi. Karenanya, sungguh sangat hina dan tercela apabila prajurit dan PNS TNI dan atau keluarganya terlibat dalam persoalan Narkoba,” ujar Panglima  TNI.

Panglima TNI pun mengingatkan maraknya kegiatan kelompok ideologi radikal seperti munculnya atribut palu arit di sepatu, baju, spanduk atau lainnya. Ini merupakan indikasi bertebarannya ideologi radikal yang patut diwaspadai.

"Kemasan pagelaran kesenian bernuansa komunis dan sejenisnya, adalah salah satu wujud nyata gerakan ideologi radikal yang harus kita cermati," katanya.

Begitu pula dengan aksi-aksi terorisme, yang masih melakukan gerakan baik tersembunyi atau terbuka. Memperhatikan masalah terorisme di Indonesia, walau kini terorisme merupakan salah satu ancaman yang masih terkendali dan terjadi secara sporadis, namun harus dinilai bahwa sekecil apapun aksi terorisme adalah gangguan terhadap rasa aman masyarakat dan gangguan terhadap proses pembangunan nasional.

“Aparat intelijen mencatat, adanya rekrutmen kelompok teroris yang menamakan diri ISIS, juga perlu diwaspadai. Bangsa Indonesia, termasuk TNI telah menyatakan ISIS tidak boleh hidup di Indonesia,” tegas Jenderal TNI Gatot Nurmantyo.