Presiden Jokowi Yakinkan Pengusaha Jerman untuk Investasi di Indonesia

:


Oleh Irvina Falah, Senin, 18 April 2016 | 17:44 WIB - Redaktur: Irvina Falah - 467


Di sela-sela kunjungan kerja ke Jerman, hari ini, Senin 18 April 2016,  Presiden Joko Widodo menghadiri Forum Bisnis Indonesia-Jerman yang diselenggarakan di Ballroom Hotel Adlon Kempinski, Berlin.

Mengawali sambutannya, Presiden mengatakan bahwa 50 tahun yang lalu, Presiden John F Kennedy berdiri tidak jauh dari tempat ini dan berkata,"Ich bin ein Berliner", ( Saya orang Berlin).

Tentunya, lanjut Presiden, dirinya tidak akan mengatakan hal yang sama, karena dirinya bukan pembuat roti dimana Berliner adalah donut. "Saya lebih senang mengatakan, "Ich bin ein Kolner", ( Saya orang Kolner).

Selama 20 tahun sebagai pengusaha furnitur, "Saya sering sekali datang ke Kolner Messe," kata Presiden membuka sambutannya merujuk pada sebuah kota di Jerman yang sering didatanginya sewaktu masih menjadi pengusaha furnitur.

Dalam sambutannya dihadapan para pengusaha dari kedua negara, Presiden RI menegaskan keinginan Indonesia untuk meningkatkan kerja sama ekonomi dengan Jerman.

Disampaikan bahwa di tengah berbagai tantangan ekonomi global, Indonesia menunjukkan ketahanan, bahkan pertumbuhan yang mengejutkan. Diluar perkiraan, GDP Indonesia tumbuh mencapai 5,03% di kwartal ke-4 tahun 2015. Berdasarkan data Asian Development Bank, minat untuk investasi di Indonesia saat ini berada pada titik tertinggi sepanjang sejarah.

"Ini artinya apa? Saya yakin Indonesia telah memiliki perekonomian yang stabil," ucap Presiden.

Stabilitas ekonomi Indonesia, menurut Presiden Joko Widodo dapat dicapai karena pembangunan infrastruktur dan investasi sebagai dua mesin pertumbuhan ekonomi Indonesia telah menunjukkan hasil dan terobosan yang nyata. "Anda boleh cek ke jurnalis di Indonesia, cek ke duta besar di Jakarta. Saya percaya banyak yang terkejut dengan pembangunan infrastruktur saat ini di Indonesia," ucap Presiden.

Salah satu contohnya adalah kerja sama pembangunan jalur kereta cepat Bandung-Jakarta. Dengan adanya kerja sama ini, Tiongkok akan membangun pabrik di Indonesia yang tidak hanya akan memproduksi, tapi juga mengekspor perangkat kereta cepat ke seluruh Asia Tenggara.

Presiden Jokowi juga memaparkan mengenai kebijakan ekonomi pemerintah yang sebagian inspirasinya diperoleh dari pengalaman negara-negara Eropa dalam mengahadapi krisis ekonomi.

"Saya suka bagaimana kultur Jerman melakukan bisnis, saya juga sama, saya tidak suka terlalu banyak bicara, saya senangnya banyak bekerja," ujar Presiden.

Presiden juga meyakinkan kepada para pengusaha Jerman untuk dapat berinvestasi di Indonesia karena Presiden bertekad akan terus memperbaiki iklim investasi di Indonesia. "Saya akan terus mereformasi, saya akan terus menyederhanakan perizinan, saya akan membuat perekonomian Indonesia terbuka," kata Presiden.

Forum Bisnis Indonesia-Jerman ini mempertemukan investor dan pemerintah kedua negara untuk membicarakan investasi jangka panjang. Kunjungan Presiden RI ke Jerman dibarengi dengan 42 delegasi pengusaha Indonesia dari berbagai bidang. Peningkatan kerja sama ekonomi menjadi fokus utama dengan prioritas pada penyelesaian perundingan Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) dengan Uni Eropa.

Bertemu CEO dan Kesepakatan Bisnis

Selain memberikan pidato kunci pada Forum Bisnis Indonesia-Jerman, agenda Presiden Joko Widodo di Berlin, pada pagi hari, Presiden melakukan beberapa pertemuan dengan sejumlah CEO  perusahaan terkemuka Jerman yang bertempat di Hotel Adlon Kempinski, Berlin diantaranya Meyer Werf GmbH & Co.KG, Ferrostaal GmbH, Bayer AG, Siemens AG, Daimler AG, Deutsche Bank AG.

Dalam rangka kunjungan Presiden RI ke Jerman kali ini juga telah ditanda tangani sejumlah kesepakatan kerja sama antara perusahaan Jerman dan Indonesia dengan total nilai kesepakan sebesar US$ 845,6 juta antara lain oleh PT Aneka Tambang dgn Ferrostaal, PT Pelni dengan Meyer Werft, PT Pindad dengan Junggans Microtech, APRIL dengan Inapa dan PT PLN dengan Siemen.

Berlin, 18 April 2016
Tim Komunikasi Presiden

Ari Dwipayana