BPJS Kesehatan Masih Akan Defisit Rp7 Triliun Tahun Ini

:


Oleh Juliyah, Rabu, 13 April 2016 | 23:33 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 161


Jakarta, InfoPublik - Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan memproyeksikan masih akan mengalami Defisit di 2016. Namun dengan diberlakukannya penyesuaian iuran BPJS Kesehatan pada April, diproyeksikan akan ada tambahan penerimaan sekitar Rp2,19 triliun sehingga mampu mengurangi defisit.

Direktur Keuangan dan Investasi BPJS Kesehatan Kemal Imam Santoso mengatakan, potensi mismatch atau defisit masih akan ada yaitu sebesar Rp9,25 triliun di 2016.

"Tetapi dengan adanya penyesuaian iuran yang berlaku April, diproyeksikan ada tambahan Rp2,19 triliun yang dapat mengurangi  defisit atau ketidakseimbangan rasio antara pembayaran klaim dengan penerimaan iuran yang dibayarkan peserta BPJS Kesehatan sehingga hanya akan sebesar Rp7 triliun di 2016," katanya dalam Public Expose BPJS Kesehatan di Jakarta, Rabu (13/4).

Menurutnya, kondisi ini terjadi karena besaran iuran masih lebih rendah dari perhitungan aktuaria yang dihitung para ahli dan direkomendasikan Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN).

Dirut BPJS Kesehatan Fachmi Idris mengatakan, untuk mengatasi hal ini pemerintah telah mengalokasikan dana cadangan sebesar Rp 6,8 triliun dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

"Pemerintah berkomitmen tinggi dalam program JKN. Walaupun dengan pengeluaran ini belum match secara aktuaria, tetapi iuran bukan satu-satunya sumber pendapatan untuk menutup miss match ini tetapi juga dari hasil investasi," ujarnya.

Ia juga meyakini, tahun ini pendapatan dan pengeluaran masih akan balance dan  sustainable. "Selama dua tahun ini memang ada kekurangan dan ada hal-hal yang harus diperbaiki, kami tidak berhenti dan terus berupaya meningkatkan pelayanan dan kepuasan peserta," ungkapnya.