Perencanaan Pembangunan Harus Fokus dan Berkelanjutan

:


Oleh MC Provinsi Jawa Tengah, Kamis, 7 April 2016 | 20:46 WIB - Redaktur: Tobari - 522


 Purworejo, InfoPublik - Angka kemiskinan Jateng yang mencapai 13,32% dan tingkat pengangguran yang masih tinggi, menjadi problem utama pembangunan di Jateng. Karenanya setiap daerah harus membuat perencanaan pembangunan yang fokus, berkelanjutan, sesuai prioritas, dan jangan atas selera.

Hal itu berlaku pula untuk lima daerah di eks-Karesidenan Kedu, karena jumlah warga miskin terbanyak Jateng tersebar di Wonosobo yang mencapai 22,02% dan Kebumen 21,32%. Untuk itu, masing-masing daerah harus dapat menciptakan peluang usaha dan memanfaatkan beragam potensi daerah untuk kesejahteraan masyarakat.

Wilayah eks-Karesidenan Kedu ini memang unik. Angka kemiskinan tertinggi di Wonosobo, tapi angka pengangguran terendah justru di Temanggung.

“Maka saya minta semua kepala daerah harus fokus pada persoalan yang harus ditangani. Jangan terlalu banyak, karena nanti malah tidak tercapai," ujar Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP saat memberi pengarahan pada Musyawarah Rencana Pembangunan Wilayah (Musrenbangwil) di Pendapa Rumah Dinas Bupati Purworejo, Rabu (6/4).

Untuk mengatasi kemiskinan dan pengangguran, masing-masing daerah harus berupaya menciptakan lapangan kerja, meningkatkan beragam potensi daerah, baik potensi sektor UMKM, wisata alam, ataupun budaya.

“Bisa juga melalui berbagai pelatihan keterampilan untuk meningkatkan SDM, sehingga bisa menciptakan peluang usaha,” katanya..

Menurutnya, tidak sedikit desa di wilayah Bakorwil II yang memiliki kekayaan alam dan budaya lokal yang bila dikembangkan dan dikelola dengan baik, dapat menekan kemiskinan dan pengangguran.

Antara lain Candi Borobudur yang telah mendunia, Ketep Pass dengan panorama alam memesona, aneka kuliner, serta beragam kebudayaan tradisional. Di samping itu juga potensi sektor pertanian, yakni tembakau dan kopi arabika Temanggung yang telah terbukti mampu mensejahterakan masyarakat.

"Untuk penataaan tempat-tempat wisata yang bisa dieksplor, juga bisa minta anggaran ke pusat kalau perlu dikerjakan dengan pihak ketiga," imbuhnya.

Selain berdialog dengan Bupati Purworejo, Temanggung, Kebumen, Magelang dan Walikota Magelang, serta berbagai elemen masyarakat, gubernur juga berdialog melalui teleconfence dengan kepala desa dan warga Desa Kaligono, Kecamatan Kaligesing. Pada kesempatan itu, Kades Kaligono, Suroto, meminta gubernur meresmikan Desa Kaligono sebagai Desa Rintisan Berdikari secara jarak jauh.

Dia juga mengatakan, sesuai arahan gubernur, hasil musyawarah desa sudah ditempel di dalam dan luar balai desa. Termasuk catatan jumlah dana desa tahun 2016 sebesar Rp630 juta dan alokasi dana desa Rp370 juta.

Dana dari pemerintah pusat dan provinsi itu sebagian besar akan digunakan untuk pembangunan infrastruktur jalan. Sebab, jalan antardusun yang panjang membutuhkan dana yang tidak sedikit.

Ditambahkan, selain menjadi Rintisan Desa Berdikari, Desa Kaligono juga merupakan Desa Wisata terbaik tingkat nasional. Tempat pariwisata milik desa yang dikelola oleh kelompok masyarakat sadar wisata meliputi wisata alam, permainan, kuliner, religi, budaya, dan lainnya. Untuk mengembangkannya, pihak desa membutuhkan dana guna menambah fasilitas umum, wahana permainan, dan penataan kawasan wisata.

"Tapi desa kami masih ada rumah tidak layak huni sebanyak 110 KK dan sampai tahun ini belum teratasi karena keterbatasan dana. Maka pada kesempatan ini saya mengajukan kepada gubernur untuk membantu," pintanya.

Menanggapi paparan Kades Kaligono tentang pengelolaan dan pengembangan desa wisata, gubernur mengusulkan agar desa wisata membuat BUMDes. Ia mencontohkan desa di Kabupaten Purbalingga yang bisa menghasilkan APBD kurang lebih Rp1miliar per tahun. Terobosan pendirian BUMDes bisa menjadi percontohan bagi desa-desa lain.

"Bahkan bila ada yang ingin menerapkannya bisa studi banding ke desa tersebut. Untuk RTLH di Desa Kaligono nanti kami bantu," kata gubernur.

Sebelum membuka Musrenbangwil, gubernur meninjau sejumlah stan pameran aneka produk kerajinan dan kuliner khas daerah eks Karesidenan Kedu yang digelar di halaman pendapa rumah dinas bupati Purworejo. Antara lain batik beragam motif, aneka makanan ringan, dan beragam produk hasil karya siswa SMK. (Humas jateng/MCjateng/toeb)