11 Siswa SMK Pelayaran Ampari Tidak Diperbolehkan Ikut UN

:


Oleh MC Kabupaten Merauke, Rabu, 30 Maret 2016 | 11:26 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 884


Merauke, InfoPublik -  Tercatat 11   siswa SMK Pelayaran Ampari Merauke  terpaksa tidak diperbolehkan mengikuti ujian akhir sekolah.

Ujian Nasional yang akan segera digelar di awal bulan April besok. Kepala Bidang Pendidikan SMA-SMK Dinas Pendidikan dan Pengajaran Kabupaten Merauke, Donatus Pangamuye, S.Pd, M.Pd , ketika ditemui, membenarkan ke-11 siswa yang diusulkan oleh pihak sekolah SMK Ampari Merauke tidak diikutkan untuk ujian sekolah maupun ujian nasional tahun ini. 

Alasan pertama, kata  Donatus, karena ke-11 siswa  kelas III SMK Pelayaran Ampari tersebut tidak masuk dalam daftar Gapodik yang wajib bagi setiap peserta ujian harus terdaftar. 

Alasan  kedua, jelas  dia, adalah karena proses belajar mengajar di di sekolah tersebut tidak terlalu jelas.  ‘’Dari pemantauan kami di sana, kadang ada proses belajar kadang tidak. sering putus. Kadang-kadang siswa ada, kan tetapi lebih banyak tidak ada.

Karena itu, saat ketika kami melakukan pertemuan di dinas, Kepala Dinas memerintahkan untuk smeentara tahun ini tidak diikutkan ujian. Ya, mudah-mudahan ini menjadi pengalaman  sehingga tahun depan mereka bisa ikut ujian,’’ terangnya.

Diakuinya, ketidakikutsertaan 11 anak tersebut pada ujian nasional tahun ini sangat merugikan anak. Namun pihaknya   tidak bisa memaksakan lebih jauh, jika proses belajar mengajar tidak berjalan dengan baik. Sebab, itu sama dengan   melakukan pembodohan terhadap anak-anak tersebut.   

Untuk seorang anak bisa mengikuti ujian akhir sekolah dan ujian nasional, nilai rapor  dari anak tersebut harus ada. Selain itu pengawasan dari semua pihak harus ada. 

Ia menjelaskan bahwa sudah tiga tahun berturut-turut  sekolah tersebut tidak dapat diikutkan ujian karena kondisi tersebut.

‘’Kalau  izin operasional sekolah memang ada dari tahun berapa begitu. Tapi beberapa tahun terakhir ini tidak operasional baik lagi, mungkin karena masalah manajemennya,’’ jelasnya.  

Siswa yang ada di sekolah ini, hampir  seluruhnya adalah anak asli Papua dan sebagian besar adalah anak-anak dari Kabupaten Asmat.

‘’Itu yang menjadi  keprihatinan kita sekarang ini bagaimana dari pihak manajemen mendengarkan kita. Karena beberapa waktu lalu kita sudah memberikan ruang beripa bantuan BOP. Nah dari bantuan  yang kita berikan itu harus kita pantau dan saat pemantauan itu siswa yang datang kadang-kadang dua orang atau sama sekali tidak ada,’’ ujarnya.  

SMK Pelayaran Ampari Merauke yang sebelumnya meminjam SD YPK Ermasu, kemudian ke  SMP YPK Jalan Brawijaya dan sekarang ini memiliki gedung sendiri di sekitar Jalan Nowari Merauke.  (02/mc/mrk/eyv)