Mopah, Bandara Bersejarah Pelayanan Jasa Transportasi Udara Ujung Timur Indonesia

:


Oleh Dian Thenniarti, Selasa, 22 Maret 2016 | 09:59 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 960


Jakarta, InfoPublik - Setelah Bandara Rembele Aceh, di Provinsi paling barat Indonesia (diresmikan Presiden Jokowi pada 2 Maret 2016), kini giliran jasa transportasi udara lainnya di timur Indonesia. Merauke, kota kabupaten yang berada di ujung paling timur Indonesia pun tidak luput dari fokus kerja Menhub Ignasius Jonan untuk meningkatkan kapasitas sarana dan prasarana, kualitas pelayanan serta keselamatan dan keamanan transportasi.

Adalah Bandar Udara Mopah di Merauke. Bandara yang mula pembangunannya pada 1943 diperuntukkan khusus untuk darurat perang. Kini, sejalan dengan perkembangan zaman dan pesona daya tarik wisatanya, pada 2015 lalu, Kemenhub memulai proyek renovasi, sekaligus memperluas serta menata ulang bangunan bersejarah tersebut. "Kini bandara ini melayani penerbangan ke Jayapura, Timika, Makassar, Surabaya serta Jakarta. Dengan panjang landasan 2.250 m, bisa didarati oleh jenis pesawat Boeing 737 series. Ada kurang lebih tiga maskapai yang melayani penerbangan terjadwal dari dan ke bandara ini serta satu masakapai yang melayani penerbangan perintis. Garuda Indonesia, Sriwijaya Air, Lion Air serta Susi Air yang melayani penerbangan perintis yang terbang kesini," jelas Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kemhub JA Barata, Senin (21/3).

Dengan daya tarik wisata seperti Pantai Lampu Satu yang terkenal karena sunset-nya yang cantik, Danau Rawa Biru, Taman Nasional Wasur dengan satwa unik khas papua seperti burung cendrawasih dan kanguru serta tentu saja Tugu Sabang-Merauke, tidak heran jika Merauke menjadi salah satu destinasi wisata di timur Indonesia yang menarik wisatawan untuk berkunjung.

Dengan terus bertambahnya kunjungan wisata, maka aktifitas penerbangan yang menggunakan bandara ini juga bertambah. Luas bangunan terminal sebelumnya adalah 1.972 m2 untuk menampung hingga 331 penumpang pada jam sibuk sudah tidak memadai lagi karena telah melampaui kapasitas jenuh terminal. "Sesuai standar yang dikeluarkan oleh Ditjen Perhubungan Udara, dibutuhkan 14m2/penumpang," ujar Barata. 

Menurut Barata, pekerjaan yang dilakukan pada 2015 yang lalu, adalah renovasi sekaligus memperluas serta menata ulang gedung terminal menjadi 4.634m2. Saat ini, terminal telah memiliki tempat check in yang lebih luas dan dilengkapi dengan ruang pengosongan senjata serta ruang tunggu keberangkatan yang nyaman dengan 381 kursi untuk para calon penumpang. 

"Tidak hanya itu, saat ini terminal penumpang juga telah dilengkapi dengan ruang khusus bagi perawatan bayi, toilet lama dan tambahan 2 toilet baru yang memperhatikan sistem penghawaan juga penerangan ruangan yang sangat baik. Hal ini memang menjadi perhatian khusus Menhub Jonan, masyarakat pengguna jasa trasportasi udara harus mendapat pelayanan yang terbaik," katanya.

Sementara itu di luar gedung terminal, kini telah dipasang kanopi pada lokasi drop off sehingga para calon penumpang terhindar dari panas dan hujan saat tiba di gedung terminal. Di salah satu sudut terminal, kini dibangun ATM Center juga foodcourt. Untuk menambah keindahan dan kenyaman bagi para calon penumpang, di sekitar terminal telah ditanami pohon dan rerumputan hijau. Kegiatan rehabilitasi dan perluasan gedung terminal ini menghabiskan biaya sekitar Rp16 Milyar. 

Penyelenggaraan pelayanan transportasi udara merupakan bagian dari pelaksanaan tugas penyediaan transportasi, baik sebagai servicing function maupun promoting function tidak dapat dilepaskan dari pertumbuhan ekonomi masyarakat pengguna jasa transportasi udara yang dilayani, dan juga kecenderungan perkembangan yang terjadi. Untuk itu diperlukan sarana dan prasarana transportasi yang handal. Dengan gedung terminal existing ditambah dengan fasilitas yang baik serta pelayanan prima yang diberikan kepada pengguna jasa transportasi diharapkan dapat mendorong dan menunjang pertumbuhan ekonomi masing-masing daerah sehingga ketahanan nasinal dapat meningkat.