Mentan Bentuk Tim Percepatan Penyerapan Gabah Petani

:


Oleh Baheramsyah, Kamis, 10 Maret 2016 | 21:51 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 369


Jakarta, InfoPublik - Pemerintah bentuk tim percepatan penyerapan gabah guna menjaga harga gabah ditingkat petani.

Pembentukan tim ini  menyusul tingginya pasokan gabah saat panen raya yang terjadi selama bulan ini hingga April telah menekan harga di tingkat petani. Harga gabah ditingkat petani usai panen melorot tajam.

Data Kementerian Pertanian, harga gabah ditingkat petani sekitar Rp 3.000 per kg, padahal harga gabah minimal yang disarankan pemerintah berkisar Rp 3.600 per kg.

Guna mengatasi permasalahan itu, kata Amran, pemerintah harus mengintervensi untuk menyerap gabah petani dengan harga yang bersaing. Untuk memuluskan upaya tersebut, Kementerian Pertanian, Perum Bulog, KPPU dan TNI membuat tim khusus untuk menyelamatkan harga gabah.

“Atas arahan Presiden pada 7 Maret 2016 kemarin kita semuanya bersinergi untuk melakukan serapan gabah tahun ini. Dalam dua minggu terakhir kami ke lapangan, menyaksikan harga gabah jatuh hingga Rp3.000 per kilogram. Harga gabah rata-rata di bawah HPP,” kata Amran dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (10/3).

Tim ini dipimpin langsung oleh Mentan Amran berdasarkan kesepakatan yang diperoleh dari rapat yang digelar di kantornya siang ini. Dengan adanya tim ini diharapkan nantinya Bulog dapat mempercepat penyerapan 6-8 juta ton gabah atau setara dengan 3- 4 juta ton beras

Sebagai gambaran, berdasarkan Inpres no 5 tahun 2015 tentang pengadaan gabah dan beras, harga gabah di tingkat petani yaitu minimal Rp3.600.

Berdasarkan data Kementerian Pertanian, panen selama Maret-Mei yaitu 6 juta hektare atau mencapai 30 juta ton gabah. Artinya, hingga Mei mendatang, akan ada beras hingga 17,8 juta ton beras. Hasilnya 22 persen produksi ditargetkan masuk ke gudang Bulog.

Amran menuturkan Bulog harus segera melakukan percepatan pengadaan karena saat ini tengah berlangsung panen raya. Pada umumnya, 60 persen produksi beras nasional berlangsung selama paruh pertama setiap tahunnya.

Amran menyampaikan pihaknya optimistis Bulog dapat menyerap produksi hingga 4 juta ton karena tim Kementan di lapangan baik para penyuluh maupun Tim Upsus akan membantu pengadaan yang dilakukan Bulog.

Sementara Dirut Bulog, Djarot Kusumayakti menyampaikan hingga Kamis (10/3), stok Bulog telah menyentuh 1,5 juta ton beras. Stok ini akan terus berjalan sebagai beras yang disalurkan untuk rastera.

“Kalau soal infrastruktur, kami juga kerjasama dengan Pertani dan PT SHS yang juga memiliki pergudangan,” ungkap Djarot.

Adapun, pengadaan Bulog pada tahun lalu yaitu 2,7 juta ton. Tahun ini, Bulog menargetkan penyerapan beras hingga 3,2 juta ton.