Kemnaker Minta Perusahaan Jamin Hak Karyawan Bila Terjadi PHK

:


Oleh H. A. Azwar, Selasa, 9 Februari 2016 | 09:15 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 432


Jakarta, InfoPublik - Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) meminta klarifikasi langsung dari sejumlah perusahaan terkait isu seputar Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) selama ini cukup meresahkan masyarakat.

Antara lain, banyak diberitakan perusahaan otomotif asal Amerika, Ford akan angkat kaki dari Indonesia. Direktur Pencegahan dan Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial Kemnaker Sahat Sinurat telah mendatangi langsung Ford meminta klarifikasi. "Kita melakukan koordinasi dengan Ford sendiri, mendatangi Ford, mengklarifikasi apa masalahnya. Kalau memang PHK terjadi, maka kita minta Ford menjamin hak-hak pekerja," kata Sahat di Jakarta, Sabtu (6/2).

Seiring kondisi ekonomi global yang tidak menentu serta sengitnya persaingan bisnis di Tanah Air, isu seputar Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) pun bermunculan seakan khawatir perusahaan-perusahaan di Indonesia akan banyak gulung tikar.

Ford memang berencana akan melakukan PHK karyawan, tapi sampai sekarang belum dilakukan. Kemnaker pun meminta Ford memenuhi semua hak pekerja bila PHK dilakukan.

Perusahaan asal Amerika lainnya, Chevron yang dikabarkan memangkas 1.200 pekerja, juga telah dimintakan klarifikasi. Seperti halnya Ford, PHK juga belum terjadi di Chevron. “Saya dengar belum. Seperti Chevron belum ada melakukan PHK, hanya mengarah ke sana, mereka mau melakukan efisiensi,” jelas Sahat.

Pengecekan juga dilakukan ke Panasonic Gobel Group. Nyatanya sampai sekarang Panasonic masih membayar gaji para karyawannya seperti biasa. Saat ini Panasonic masih bermusyawarah dengan para pekerjanya untuk mencari solusi atas masalah yang dihadapi. “Belum ada PHK, Panasonic sampai sekarang masih bayar upah, mereka masih berunding penyelesaiannya bagaimana,” ujarnya.

Di samping itu, Presiden PT Panasonic Gobel Indonesia, Rachmat Gobel menyatakan yang terjadi saat ini adalah pengunduran diri 508 pekerja karena menolak pindah ke pabrik baru. Gobel menjelaskan, para pekerja itu berasal dari pabrik pembuatan lampu jenis CFL. Panasonic telah menawarkan para pekerja untuk dipindahkan ke pabrik lain. Tetapi banyak yang lebih memilih mengundurkan diri karena pertimbangan biaya hidup dan sebagainya. “Beberapa ada yang pilih untuk buka usaha baru, bahkan yang saya dengar ada yang sudah diterima di perusahaan baru, jelas Gobel.

Gobel mengungkapkan, kondisi yang terjadi di Panasonic saat ini adalah permintaan pasar saat ini bergeser ke lampu jenis LED. Biaya produksi lampu LED pun semakin murah, sementara biaya produksi lampu CFL justru makin mahal padahal permintaannya semakin menurun. Tentu saja, untuk menyikapi persaingan pasar yang makin ketat, perusahaan harus  upaya untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas.

"Produk yang kami buat, khususnya alat kelistrikan, itu membuat lampu jenis CFL, dan tren produk itu sekarang ke LED. Apalagi cost produksi LED itu makin murah. Sementara ini (CFL) makin tinggi. Karena itu kami mengubah produk yang kami buat dengan teknologi lebih advance," tukas Gobel.