Duta Besar Dan Calon Dubes Indonesia Kunjungi Kulonprogo

:


Oleh MC Kabupaten Kulonprogo, Selasa, 19 Januari 2016 | 15:47 WIB - Redaktur: Tobari - 384


Wates, InfoPublik - Sebanyak 20 orang duta besar (dubes) dan calon dubes Indonesia yang akan ditugaskan ke luar negeri  mengunjungi Kabupaten Kulonprogo. Kedatangannya diterima langsung Bupati Kulonprogo dr. Hasto Wardoyo, didampingi Wabup Drs. Sutedjo di Gedung Kaca, Wates, Selasa (19/1).

Hadir dalam kesempatan teresebut  Forkorpimda Kulonprogo, Pimpinan Dewan dan relasi dari Kadin baik Kulonprogo maupun DIY.

Menurut Drs. Ahmad Rusdi, Dubes RI untuk Thailand, yang saat itu memimpin rombongan, dipilihnya Kabupaten Kulonprogo sebagai tujuan pertama kunjungan di DIY ini adalah karena pandangan nyata terhadap apa yang telah dilakukan oleh pimpinan daerah di DIY, khususnya di Kulonprogo.

Apalagi sebagian sudah mengunjungi Kulonprogo bersama wakil presiden saat mengunjungi daerah ini beberapa waktu lalu. Tugas dan fungsi kita adalah mewakili bangsa dan negara, pemerintah, untuk membawa nama baik dan meningkatkan hubungan terutama dalam bidang ekonomi investasi.

“Maka pada kesempatan inilah bagi kami ingin melihat langsung, mendengar, berinteraksi sehingga bisa mempromosikan di manca negara," tuturnya.

Dalam kesempatan tersebut, Ahmad Rusdi juga menyampaikan terimakasih dan penghargaan atas penerimaan yang tulus terhadap rombongan yang dia pimpin.

Bupati Kulonprogo dr. Hasto Wardoyo dalam kesempatan tersebut memaparkan bahwa Kabupaten Kulonprogo dipandang cukup strategis dan relatif aman.

Dengan UMR yang masih cukup rendah, sekitar Rp1,2 juta, tentunya Kulonprogo punya daya saing yang baik apalagi kondisinya relatif aman. Misalnya pada saat Gunung Merapi meletus, Kulonprogo tidak terkena dampak yang parah, ketika Bantul ada gempa Kulonprogo juga tidak terlalu terdampak, begitu juga di Kulonprogo tidak terjadi kemacetan seperti di Kota Yogyakarta.

Selain itu, Kulonprogo memiliki tempat strategis, yaitu Kawasan Industri Sentolo dimana akses dari Sentolo ke Yogyakarta, Magelang ataupun calon bandara cukup mudah dan cepat. "Sehingga kalau ada pengusaha saat ini tidak melirik Kulonprogo akan rugi, karena 10 tahun yang akan datang Kulonprogo akan maju," kata dr. Hasto.

Hal itu didukung dengan dimilikinya RTRW yang telah didukung Pemda DIY untuk kawasan industri. Juga telah membuat rencana detail tata ruang, sehingga tidak ada ruang yang tumpang tindih di Kulonprogo.

Kulonprogo juga memiliki beberapa mega proyek, yaitu bandara internasional, pelabuhan perikanan, pertambangan pasir besi dan kawasan industri.

Dengan munculnya mega proyek tersebut, Kulonprogo juga terbuka kesempatan untuk pembangunan  powerplant, karena kebutuhannya akan besar. Dalam kesempatan itu, Bupati dr. Hasto Wardoyo memaparkan tentang kesiapan Kulonprogo menghadapi pembangunan mega proyek tersebut.

Untuk mendukung potensi tersebut, Bupati juga memaparkan kemudahan izin bagi investor dan perbaikan struktur organisasi dan tata kerja pemerintahan. Selain itu, hubungan harmonis antara legislatif dan eksekutif terus dijalani sehingga jalannya pemerintahan dapat lancar.

Hal tersebut masih ditambah dengan infrastruktur yang relatif sudah baik, pertumbuhan ekonomi dan industri yang bagus, upah minimum regional yang relatif murah, dan potensi wisata yang indah.

Bupati juga memaparkan bahwa pembangunan ekonomi yang dilaksanakan bertumpu pada 5 pilar ekonomi kerakyatan, yaitu koperasi sebagai soko guru, kekayaan SDA untuk kesejahteraan rakyat, pemberdayaan BUMD, membuka lapangan kerja dan memelihara fakir miskin dan anak terlantar.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan DIY Andung Prihadi juga memaparkan tentang peluang-peluang bisnis yang bisa dilakukan di pelabuhan perikanan Adikarto yang dilanjutkan oleh Heru Priyono dari Jogja Magasa Iron yang memaparkan tentang potensi pasir besi.

Menurutnya, pasir besi ini penting karena meski Indonesia kaya mineral, tetapi bijih besi masih jarang. Selain itu pabrik ini juga merupakan pabrik pig iron kedua yang berbahan baku pasir besi setelah di New Zealand.

Heru berharap ada jalur kereta api untuk memasukkan batu bara dari Jawa Barat dan dalam perkembangannya ada penyedia power plant karena seiring pertumbuhan pabrik pasir besi akan membutuhkan power plant dan pelabuhan yang lebih besar untuk efisiensi.

R Sujiastono Pimpro Proyek Bandara dari PT Angkasa Pura I memaparkan bahwa dengan bandara ini akan terbuka peluang dan potensi antara lain dari sisi infrastruktur, pelatihan dan jasa.

Sedangkan para dubes dan calon dubes menyarankan agar potensi Kulonprogo diikutkan dalam berbagai pameran di luar negeri, sehingga lebih dikenal. Salah seorang dubes juga terkesan dengan pengamalan Pancasila yang dijalankan dr. Hasto Wardoyo khususnya dalam ekonomi kerakyatan dan kegotongroyongan.

Disarankan juga dr. Hasto bisa mendorong pendidikan karakter bagi masyarakat. Dengan akan dibangunnya bandara, diharapkan konsep airport bisa direncanakan dengan jelas dan termasuk juga konsep pariwisata yang harus jelas.

Sementara untuk menarik investor dari Timur Tengah, Pemkab Kulonprogo didorong untuk menyiapkan data detail tentang potensi yang bisa dimanfaatkan di Kulon Progo, terutama dalam bidang infrastruktur sehingga bisa mengundang investasi dari luar negeri. (mc kulonprogo/toeb)