Mendikbud: Kaum Muda Pelopor Pemajuan Kebudayaan

:


Oleh G. Suranto, Senin, 22 Juli 2019 | 18:33 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 497


Jakarta, InfoPublik - Upaya pemajuan kebudayaan merupakan gotong royong segenap elemen bangsa. Kaum muda Indonesia memiliki peranan penting dalam upaya pelindungan, pengembangan, pembinaan, serta pemanfaatan kebudayaan nasional, khususnya dalam menyambut era industri 4.0.

"Maju mundurnya kebudayaan tergantung Saudara semua. Dan Kemah Budaya ini menjadi titik tolak untuk memajukan kebudayaan kita," kata Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy, seperti dikutif dalam rilis Kemendikbud, Jakarta, Senin (22/7).

Mendikbud saat membuka Kemah Budaya Kaum Muda (KBKM) yang diselenggarakan Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbud, di Candi Prambanan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Minggu (21/7), berharap agar kaum muda yang berkumpul dalam KBKM dapat saling bertukar pengalaman baik, berkarya, dan membangun jaringan nasional. "Bangun jaringan dari Prambanan ini. Kalau perlu Anda membuat semacam kelompok atau gerakan dari Prambanan ini untuk seluruh Indonesia," pesan Muhadjir.

Untuk kemudian, kaum muda dapat mempelopori pembangunan nasional berbasis kebudayaan di wilayahnya masing-masing. "Anak muda energinya masih melimpah, daya imajinasinya masih tajam, kemudian punya daya jelajah yang sangat luas. Sehingga itu menjadi modal untuk berkarya yang baik, yang monumental," tutur Mendikbud.

Kompetisi yang terjadi dalam KBKM, pesan Mendikbud, hendaknya dapat difokuskan kepada upaya menumbuhkan semangat berkolaborasi. "Indonesia ini akan menjadi negara kuat, berkembang menjadi bangsa yang maju, kalau kaum mudanya tidak sekadar mengedepankan kompetisi. Tetapi juga mengembangkan kolaborasi, kebersamaan, dan jaringan jaringan yang besar seluruh tanah air," ujar Menteri Muhadjir.

Kemah Budaya Kaum Muda merupakan platform kerja yang menghimpun kaum muda berusia 18 -- 28 tahun, untuk turut serta menjawab berbagai tantangan pemajuan kebudayaan dengan memanfaatkan sains (science), teknologi (technology), rekayasa (engineering), seni (art), dan matematika (STEAM). Diselenggarakan di kawasan Candi Prambanan pada tanggal 21 sampai dengan 25 Juli 2019, KBKM pertama ini mengambil tajuk "Kaum Muda Berkarya, Indonesia Bahagia".

Direktur Jenderal Kebudayaan, Hilmar Farid, mengungkapkan bahwa KBKM merupakan tindak lanjut Kongres Kebudayaan Indonesia (KKI) Tahun 2018. "Kita lihat di dalam Kongres Kebudayaan itu, minat dan keterlibatan anak muda sangat besar. Sayangnya, di kongres itu, anak muda yang berbicara masih terbatas," ungkap Dirjen Kebudayaan.

Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X, menyinggung pentingnya pertemuan kaum muda Indonesia saat menyongsong era industri 4.0. Komplek Candi Prambanan dan Candi Sewu, diharapkan dapat memberikan inspirasi bagi lahirnya pemikiran-pemikiran baru yang progresif dan bermanfaat bagi kemajuan bangsa.

"Selamat membangun prambanan-prambanan baru, demi kemajuan bangsa yang tetap berbasis kebudayaan Indonesia," kata Gubernur DIY.

KBKM 2019 diikuti 561 peserta yang tergabung dalam 132 kelompok dari 28 provinsi. Terdapat empat kelompok besar dalam KBKM 2019 yang mewakili ide besar yang diharapkan dapat diwujudkan sebagai solusi atas tantangan pemajuan kebudayaan, yakni Purwarupa Aplikasi (46 kelompok), Purwarupa Fisik (31 kelompok), Aktivasi Kajian (25 kelompok), dan Aktivasi Kegiatan (31 kelompok).

KBKM menjadi ruang berkumpul, berekspresi, serta menghadirkan solusi atas permasalahan-permasalahan yang menjadi tantangan pemajuan kebudayaan oleh kaum muda. Inisiatif yang digulirkan kaum muda dalam KBKM digagas sebagai jawaban atas satu atau lebih masalah dari Daftar Masalah Umum (DMU) Pokok Pikiran Kebudayaan (PPKD) Kabupaten/Kota. "Sekarang ini, saatnya berkarya untuk mewujudkan Indonesia bahagia," ungkap Dirjen Kebudayaan.

Untuk menguatkan kolaborasi, maka kelompok kaum muda peserta KBKM akan dibantu tim fasilitator yang mendorong terciptanya interaksi yang sehat dan mendorong kolaborasi. Tim fasilitator KBKM bertugas untuk 1) mendorong diskusi yang produktif dalam kelompok agar kelompok berhasil menyusun proposal kelompok; 2) memberi inspirasi dan perspektif baru dalam upaya pemecahan tantangan pemajuan kebudayaan melalui bentuk-bentuk purwarupa/aktivasi inisiatif sosial tertentu; 3) menjalankan manajemen proyek dengan membantu kelompok membagi kerja, serta bekerja dalam tenggat waktu dengan capaian yang jelas.

Gagasan kaum muda yang telah dipertajam lewat bimbingan ini akan dipresentasikan di hadapan dewan juri pada tanggal 23 dan 24 Juli 2019. Kemudian akan dipilih 12 kelompok terbaik untuk akan mendapatkan dukungan fasilitasi dari Kemendikbud agar purwarupa dan aktivasi inisiatif sosialnya dapat diwujudkan. "Semua bekerja sama untuk memastikan nanti ada 12 yang terbaik," kata Hilmar Farid.