:
Oleh G. Suranto, Kamis, 17 Januari 2019 | 23:56 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 380
Jakarta, InfoPublik – Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud). Muhadjir Effendy dan Menteri Sosial (Mensos) Agus Gumiwang Kartasasmita melakukan pertemuan di Kantor Kemendikbud, Jakarta, Kamis (17/1), untuk membahas masalah pendidikan kebencanaan tersistem di seluruh sekolah.
Mendikbud mengatakan, pertemuan dengan Mensos untuk menindaklanjuti, pertama permintaan Presiden RI agar ada pendidikan kebencanaan tersistem di seluruh sekolah, kemudian yang kedua dalam rapat kabinet kemarin ditekankan kembali oleh Presiden RI, secepatnya untuk direalisasikan, bahkan beliau memberikan waktu akhir bulan ini sudah mulai ada langkah-langkah kongkrit, terhadap masalah gerakan mitigasi bencana nasional.
“Nah kemudian tindak lanjut, hari ini Mensos dengan saya membicarakan kolaborasi antara program-program yang ada di Kemensos. Selama ini sebagai kementerian utama yang menangani masalah bencana ini adalah Kemensos. Kita akan bekerjasama dalam mengimplemetasikan pendidikan kebencanaan di sekolah, karena beliau memiliki Taruna Siaga Bencana (Tagana) untuk instruktur dan sangat banyak, sementara Kemendikbud mempunyai subyek yang digarap yaitu siswa-siswa di sekolah, maka ini akan kita padukan menjadi kekuatan yang disinergikan antara kedua kementerian,” tuturnya.
“Mudah-mudahan dalam waktu yang tidak terlalu lama kita akan melaksanakan salah satu program dengan Mensos adalah kita akan lakukan sesuai perintah Presiden, yaitu kita akan adakan simulasi nasional kebencanaan serempak, waktu dan harinya masih akan kita cari, dan ini untuk semua jenjang, komponen masyarakat, dan memang terutama yang menjadi titik tumpu itu di sekolah,” ujarnya.
Bentuk pendidikan kebencaan itu ada tiga, yaitu pertama berupa informasi dan pengetahuan, kedua berbagai macam teknik. Seperti teknik-teknik menghindar dan menangani mereka yang terdampak bencana, dan yang ketiga adalah simulasi. “Dan yang akan kita realisasikan dengan pak Mensos adalah ketiganya, maka instruktur dari Tagana itu juga masuk sekolah untuk memberikan pembekalan secukupnya,” tutur Mendikbud.
Sementara itu, Mensos menyampaikan, pertemuan tersebut dalam rangka menindaklanjuti arahan dari Presiden RI, berkaitan dengan program-program mitigasi yang didalamnya ada pelatihan, ada pendidikan, dan kerawanan terhadap potensi bencana.
“Insya Allah dalam waktu dekat akan kami sinergikan antara Kemendikbud dengan Kemensos, dimana nanti kami yang mempunyai para relawan atau Tagana itu akan diundang Mendikbud melalui sekolah-sekolah, para Tagana itu untuk memberikan pelatihan-pelatihan, simulasi berkaitan dengan penanggulangan bencana. Itu kira-kira tadi yang kita bahas, antara saya dengan Mendikbud. Dalam waktu dekat mudah-mudahan program ini bisa berjalan,” paparnya.
Mensos menambahkan, jumlah Tagana saat ini sekitar 40.000 orang. Untuk pembentukan Tagana setahun ada batasannya, namun animo masyarakat untuk menjadi Tagana sangat besar sekali, maka Kemensos membentuk relawan Tagana dan sahabat Tagana.
“Relawan Tagana dan sahabat Tagana itu berbeda dengan Tagana inti, karena Tagana inti diberikan pelatihan-pelatihan sangat disiplin, tapi kalau relawan Tagana dan sahabat Tagana itu pendidikannya relatif lebih elementer. Jumlah dari relawan Tagana dan sahabat Tagana itu sekarang sudah sekitar 65 ribuan. Jadi total keluarga besar Tagana itu sudah sekitar 100 ribuan seluruhnya,” ungkapnya.