Sebarkan Informasi yang Haq, Stop Informasi Hoax

:


Oleh Wandi, Sabtu, 20 Oktober 2018 | 20:00 WIB - Redaktur: Juli - 337


Jakarta,  InfoPublik - Dosen UIN  Imam Bonjol Padang Yulizal Yunus mengajak masyarakat menebarkan informasi yang haq ketimbang informasi hoax, dengan konsep agama agar mendapatkan kedamaian dan ketentraman bangsa dan negara. 

"Smartphone yang canggih ini mari kita gunakan berbuat untuk membela yang Haq dan jauhi yang Hoax, Siapa yang membenci akan dibenci, yang menebarkan kebaikan akan mendapatkan kebaikan," kata Yulizal saat diskusi publik bertema "Literasi Media untuk Menjawab Tantangan Zaman" dalam menyongsong Pemilu 2019 yang di selenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Komisi I DPR di Hotel Hannah Syariah, Painan, Sumatera Barat, Sabtu (20/10).

Menurutnya, saat ini yang paling viral adalah isu Islam Nusantara,  Capres jelang pemilu, Radikalisme Ulama, dan isu lahirnya komunisme. "Untuk itu kalau isu-isu ini dikembangkan dengan informasi negatif atau hoax,  maka akan mengikis dan dapat merusak kehidupan masyarakat Sumatera Barat," ungkapnya.

Literasi bermakna bila sudah diviralkan, seperti video,  tulisan,  berita,  opini,  fakta, simbol-simbol yang disebarluaskan,  terkait permasalahan Islam Nusantara, harus ada penjelasan terperinci yang bisa diterima oleh masyarakat. Demikian juga dengan isu radikalisme ulama,  sebenarnya sejak dahulu ada radikalisme, tapi bagaimana kita untuk menyikapinya. 

"Bentuk berita,  opini,  foto dan video yang sudah diviralkan merupakan perang persepsi, yang di dalamnya ada kepentingan, kalau tidak ada keuntungan buat apa diviralkan, tapi yang bahaya adalah bersifat hoax,  dan dapat membunuh karakter publik," katanya. 

Menurutnya,  informasi Hoax memunculkan sensitivitas dan dapat menimbulkan kerawanan instabiltas keamanan, dan saat ini yang viral lebih gila dari yang memviralkan, sementara itu informasi yang bersifat haq menyejukan hati, tidak ada spekulasi.

"Informasi yang Haq bernilai sosial untuk Hubbul Wathon.  Merawat sensitivitas menjaga kerawanan dan memperkuat aqidah dan teknologi sehat untuk ketahanan nasional," ujarnya.

Hadir dalam acara tersebut Anggota Komisi I DPR Darizal Basir,  Kasubdit Media Online Kemkominfo Nurlaili, dan Staf Ahli Ditjen IKP Kemkominfo Ahmed Kurnia.