Masa Tanggap Darurat Bencana Sulteng Ditambah

:


Oleh Baheramsyah, Kamis, 11 Oktober 2018 | 21:43 WIB - Redaktur: Irvina Falah - 827


Palu, InfoPublik - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memperpanjang masa tanggap darurat bencana gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah (Sulteng) hingga 14 hari, terhitung mulai 12 Oktober sampai 26 Oktober 2018.

"Semula rencananya akan dihentikan Jumat (12/10) besok, setelah diputuskan dalam rapat koordinasi yang dipimpin oleh Gubernur Sulawesi Tengah pagi tadi, maka masa tanggap darurat ditambah hingga 14 hari kedepan," kata Kepala Pusat Data dan Informasi BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (11/10).

Sutopo menjelaskan, berdasarkan masalah di lapangan, seperti pemenuhan kebutuhan dasar pengungsi, perbaikan sarana dan prasarana, pembangunan hunian sementara, penanganan medis, perlindungan sosial, dan pembersihan puing bangunan yang belum terselesaikan, maka pihaknya memutuskan memperpanjang masa tanggap darurat. "Kami membutuhkan kemudahan akses agar penanganannya cepat," katanya.

Namun, untuk evakuasi pencarian korban, waktunya hanya ditambah satu hari dari yang semula dijadwalkan berakhir hari ini, diundur menjadi Jumat sore.

Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) akan menyerahkan kegiatan pelaksanaan evakuasi kepada Basarnas Palu. Namun, evakuasi setelah masa berakhir hanya berupa asistensi kepada masyarakat dan relawan.

BNPB juga meminta masyarakat berhenti mencari korban untuk menghindari dampak penyakit dari jenazah sudah tertimbun H+14 pascabencana. "Kami imbau kepada para warga untuk tidak melakukan pencarian korban," ujar Sutopo.

BNPB mencatat, jumlah korban jiwa yang berhasil dievakuasi hingga Kamis 11 Oktober 2018 pukul 13.00 Waktu Indonesia Barat mencapai 2.073 orang dengan rincian korban dari wilayah Palu sebanyak 1.663 orang, diikuti Kabupaten Donggala 171 orang, Sigi 223 orang, Parigi Moutong 15 orang, serta 1 orang di Pasangkayu, Sulawesi Barat.

Sementara untuk jumlah pengungsi tercatat sebanyak 87.725 orang, dan yang sudah dievakuasi mencapai 18.353 orang. Gempa dan tsunami hingga saat ini juga diketahui telah menimbulkan kerusakan terhadap 67.310 unit rumah warga, 22 unit fasilitas kesehatan 2, serta 662 unit sekolah 662.

Sutopo mengungkapkan Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah telah berkoordinasi dengan Pemerintah Kota Palu, Sigi, dan Donggala terkait lahan hunian sementara bagi korban yang kehilangan rumah. Rencananya, pembangunan hunian sementara akan diselesaikan dalam dua bulan ke depan.

Sementara untuk korban di Balaroa akan mendapatkan lokasi di Duyu dan korban di Petobo akan ditempatkan di Ngata Baru. Untuk korban di Jono Oge, lokasinya juga masih ditentukan.

Menurut Sutopo, kesiapan dan keamanan lahan juga masih diperiksa oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. "Sebagian masyarakat tidak ingin jauh dari rumah jadi kami siapkan tempat untuk tinggal selama setahun sampai dua tahun," katanya.