Menteri Yohana Menyemangati Anak-Anak Korban Gempa Lombok

:


Oleh Juli, Jumat, 21 September 2018 | 22:17 WIB - Redaktur: Juli - 656


Lombok Timur, InfoPublik - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Yohana Yembise menyapa anak-anak terdampak gempa bumi di Desa Beririjarak, Kec. Wanasaba, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB), Jumat (21/9).

Sesampainya di tenda Sekolah Ceria yang didirikan Kemen PPPA, Menteri Yohana yang didampingi Wakil Gubernur NTB Siti Rohmi Djalilah disambut nyanyian anak-anak.

“Meski sekolah dan rumah kita ada yang mengalami kerusakan tetapi anak-anak harus tetap semangat belajar ya. NTB harus bangkit. Anak-anak dari seluruh Indonesia mengirimkan salam untuk anak-anak di NTB,” ujar Menteri Yohana seperti dikutip dalam keterangan Kemen-PPPA.

Menteri Yohana juga mendatangi Desa Pemenang, Kabupaten Lombok Utara guna meninjau dan berdialog secara langsung dengan perempuan dan anak yang terkena dampak bencana gempa bumi.

Yohana mengatakan kunjungannya ini untuk memantau dan memastikan kebutuhan mereka dapat terpenuhi. Selain infrastruktur, upaya rehabilitasi perempuan dan anak yang mengalami gangguan psikologis akibat bencana gempa bumi juga harus dilakukan.

"Koordinasi terus dilakukan dengan Pemerintah Provinsi NTB dan Dinas PPPA Provinsi NTB untuk memperoleh informasi dan data terkait kondisi, situasi perempuan dan anak yang terdampak bencana. Saat ini fokus pada upaya penanganan perempuan dan anak yang mengalami trauma pasca bencana," ujarnya.

Dia menjelaskan, pihaknya ingin masyarakat Pulau Seribu Masjid ini segera bangkit agar dapat melakukan aktivitas seperti sedia kala.

"Oleh karena itu, Kemen-PPPA melakukan berbagai upaya, di antaranya menyiapkan tenda ramah perempuan dan anak agar mereka merasa aman dan nyaman, serta tenda sekolah darurat dengan menerapkan konsep sekolah ceria di sejumlah lokasi guna memberikan layanan trauma healing," ungkapnya.

Menurutnya, dalam kondisi bencana, perempuan dan anak mengalami peningkatan kerentanan yang salah satunya disebabkan oleh empat kodrati perempuan melahirkan, menyusui, menstruasi, dan hamil).

Hal ini kata Yohana, dapat menimbulkan beberapa dampak, di antaranya menurunnya kesehatan ibu dan anak, sulitnya proses menyusui karena sang ibu mengalami depresi, minimnya kebutuhan nutrisi untuk ibu hamil dan menyusui, serta perempuan yang mengalami menstruasi.

Sejak 3 Agustus 2018 lalu, Menteri Yohana telah menginstruksikan jajaran Kemen-PPPA untuk membentuk tim penanganan perlindungan perempuan dan anak korban bencana gempa bumi. Tim tersebut diamanatkan untuk memberikan bantuan berupa kebutuhan spesifik perempuan dan anak serta mendampingi para korban untuk diberikan pelayanan pemulihan trauma pasca bencana (trauma healing).

Hingga 21 September 2018, Kemen-PPPA telah memberikan bantuan spesifik perempuan dan anak. Kemen PPPA melalui Asisten Deputi Perlindungan Anak Dalam Situasi Darurat dan Pornografi telah memberikan sejumlah bantuan, seperti pakaian layak pakai, selimut, kebutuhan bayi (diapers, sabun, biskuit bayi, susu UHT, bedak), makanan, mainan edukatif, paket bantuan untuk sekolah (tas, buku tulis, buku Iqra, peralatan tulis) dan mukena.

 

(sumber: KPPPA)