Kemenko PMK Minta Masyarakat Indonesia Tidak Termakan Hoax dan Ujaran Kebencian

:


Oleh Putri, Kamis, 20 September 2018 | 13:50 WIB - Redaktur: Juli - 392


Jakarta, InfoPublik - Banjir hoax dan limpasan ujaran kebencian (hate speech) masih melanda media sosial (medsos) di Indonesia. Apabila keduanya tidak bisa dikendalikan dikhawatirkan persatuan nasional akan terganggu.

Hal tersebut dikatakan Agus Sartono, Deputi Pendidikan dan Agama Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan pada keterangan resminya Kamis (20/9).

Ia juga mengatakan pers yang kredibel dan berintegritas diharapkan bisa berperan aktif dalam memberantas hoax dan hate speech.

“Jika kita memanfaatkannya secara positif, justru medsos akan membawa kita menjadi bangsa yang kritis, pintar, maju, dan berkeadaban. Tarikan dari hiruk pikuknya dunia politik, menyongsong Pilpres dan Pileg 2019, penyebab merebaknya hoax dan ujaran kebencian itu,” kata Agus.

Agus melanjutkan, faktanya hoax dan ujaran kebencian sering dibungkus dalam bentuk ceramah keagamaan. Sebaiknya, kontennya dirancang untuk memberikan inspirasi dan pencerahan, seperti pesan tentang berlaku jujur, adil, welas asih, menghormati dan menyintai sesama dan lainnya.

"Masih banyak masyarakat yang gemar mengonsumsi begitu saja segala berita, opini, video, dan teks serta audio visual lain yang memviral, itu memang sulit terhindarkan," kata Agus.

Ia mengingatkan agar masyarakat hati-hati. “Agar masyarakat bisa bijak dan kritis serta tidak segan me-recheck hal-hal yang meragukan. Dengan melihat situs-situs berita yang dipublish oleh lembaga pers yang maju, kredibel, dan berintegritas sehingga hoax dan ujaran kebencian itu bisa dikoreksi dengan sendirinya,” ujarnya.