Jemaah Haji Risti Diminta Jaga Kondisi Fisik Jelang Wukuf

:


Oleh Juli, Selasa, 14 Agustus 2018 | 17:45 WIB - Redaktur: Juli - 494


Jakarta, InfoPublik - Jemaah Haji dengan risiko tinggi (Risti) diminta untuk menjaga kondisi fisik agar tidak kelelahan menjelang Wukuf di Arafah. Misalnya pada penderita penyakit jantung, disarankan untuk membadalkan ibadah melempar jamarat, untuk mencegah memburuknya kondisi kesehatan. 

Hal ini disampaikan Kepala Pusat Kesehatan Haji Eka Jusup Singka seperti yang disampaikan dalam rilis pers Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kemenkes, yang diterima InfoPublik di Jakarta, Selasa (14/8).

"Kelelahan menjadi pemicu utama perburukan jemaah dengan penyakit jantung. Para pendamping, ketua regu dan ketua rombongan serta TKHI agar memantau dan mengingatkan jemaah Risti ini untuk menjaga kondisi fisiknya," imbau Eka.

Ia mengingatkan, dalam beberapa hari lagi semua jemaah haji dari seluruh dunia akan berkumpul di Arafah. Oleh karena itu jemaah haji Indonesia yang Risti harus benar-benar disiapkan dengan baik.

"Kontrol 2 hari sekali ke dokter di masing-masing kloter, minum obat dan makan serta istirahat yang cukup agar badan tidak lemas. Ikuti saran dari petugas kesehatan. Bila ada keluhan segera temui dokternya," pesannya. 

Sampai dengan hari ke-28 atau Senin (13/8) pelaksanaan kesehatan haji di Arab Saudi,  465 kloter yang membawa 190.505 jemaah Indonesia telah memasuki Makkah. Dari jumlah tersebut sebanyak 127.377 orang (66,86 persen) di antaranya adalah jemaah Risti.

Data di KKHI Makkah menyebutkan 1.155 orang telah dirujuk ke KKHI dengan total jemaah yang dirawat mencapai 479 orang. Sementara jemaah yang masih dirawat inap di KKHI sampai Senin berjumlah 167 orang dan 108 orang di rawat di RSAS. Kelelahan menjadi pemicu utama para jemaah ini.

Sementara itu, 58 orang jemaah wafat di Arab Saudi dengan rincian yaitu 24 jemaah meninggal di Daker Madinah, 33 orang di Daker Makkah dan 1 orang di Daker Bandara. 

"Penyakit jantung masih menjadi penyebab kematian tertinggi pada jemaah haji, yaitu 33 kasus atau 56,89 persen. Jadi kita harus benar-benar mengawasinya," jelas Eka. 

Menurut Eka, penyuluhan kesehatan di pondokan-pondokan jemaah saat ini telah melibatkan para dokter spesialis jantung, tidak hanya dilakukan oleh Tim Promotif Preventif seperti sebelumnya. 

"Kami ingin jemaah haji Indonesia bisa melaksanakan ibadah dengan baik. Insyaa Allah menjadi haji sehat haji mabrur dan kembali ke ke Tanah Air untuk bertemu keluarga," katanya.