Kesiapan Dalam Era Industri 4.0 Tergantung Pada Kemampuan Inovasi

:


Oleh Wawan Budiyanto, Jumat, 10 Agustus 2018 | 20:44 WIB - Redaktur: Juli - 708


Pekanbaru, InfoPublik - Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir mengatakan, kesiapan memasuki era industri 4.0 sangat tergantung pada kemampuan sumber daya manusia (SDM) dalam menguasai dan memanfaatkan Iptek dan Inovasi.

"Untuk menata proses transformasi struktur ekonomi ke arah industri berteknologi tinggi hingga mencapai creative innovation, maka kunci utamanya adalah berinovasi," kata Menristekdikti dalam Puncak Peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) ke-23 di Pekanbaru, Riau, Jumat (10/8).

Ia menambahkan, hal itu seperti yang telah dilakukan negara-negara maju, mereka telah menata ekosistem inovasinya melalui visi perencanaan yang futuristik, strategi perekeyasaan serta riset dan pengembangan yang terfokus.

"Oleh karena itu keberadaan Perpres Nomor 38 Tahun 2018 tentang Rencana Induk Riset Nasional (RIRN) menjadi sangat strategis karena RIRN dirancang secara holistik, lintas institusi, lintas ranah dan berdasarkan fokus riset," jelasnya.

RIRN merupakan pedoman dan peta jalan riset dan pengembangan iptek dan inovasi jangka menengah dan panjang, yang mengintegrasikan dan menyinergikan program riset setiap kementerian dan lembaga, pemerintah daerah dan masyarakat atau komunitas peneliti.

Ia memaparkan fakta, hingga saat ini pemanfaatan Iptek dan inovasi bagi masyarakat, khususnya pelaku ekonomi dan industri, masih belum optimal. Untuk itu, Pemerintah terus mendorong sinergi antar institusi iptek dan pelaku industri, sehingga iptek dan inovasi memberikan kontribusi maksimal.

"Yang juga harus dibenahi adalah meningkatkan kapasitas SDM sebagai faktor kunci keberhasilan pendidikan, penelitian dan pengembangan iptek dan inovasi," ujarnya.

Diungkapkan Menristekdikti, saat ini anggaran riset belum berdampak besar untuk kemajuan bangsa. Pasalnya setelah dianalisis, anggaran Rp24,9 triliun ternyata hanya Rp10,9 triliun yang menghasilkan riset dan pengembangan.

"Lebih dari setengahnya yakni Rp14 triliun belum menghasilkan output riset yang maksimal. Itulah sebabnya Presiden menekankan bahwa anggaran risetnya tidak boleh lagi diecer," terangnya.

Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman sebagai tuan rumah dalam sambutannya menyampaikan penerapan inovasi di Provinsi Riau telah memberikan dampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Menurutnya, hal ini dapat dilihat pada angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang telah mengalami peningkatan pada 2017 dan menempati posisi ke-6 di Indonesia. Selain itu, penduduk miskin di Riau pun menurun dari 8,82 persen di 2016 menjadi 7,41 persen di 2017.

Arsyadjuliandi berharap, peringatan Hakteknas kali ini menjadi momentum bangkitnya iptek dan penguasaa teknologi sebagai pilar pembangunan bangsa sehingga Indonesia bisa berdaya saing global.