Ingat 5 Perkara Sebelum Datangnya 1 Musibah

:


Oleh Fajar Wahyu Hermawan, Senin, 25 Januari 2021 | 05:53 WIB - Redaktur: DT Waluyo - 643


Jakarta, InfoPublik - Sepuluh bulan sudah pandemi Covid-19 melanda Indonesia. Sejak ditemukan Maret tahun lalu, tren jumlah kasus positif Covid-19 terus meningkat.

Sejak awal kasus pertama ditemukan itu, pemerintah meminta masyarakat mematuhi protokol kesehatan melalui gerakan 3M (memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak). Gerakan ini dilakukan sebagai langkah mencegah sekaligus memutus rantai penularan Covid-19. Gerakan ini dilakukan dalam satu tarikan nafas. Tidak bisa hanya salah satu.

Pada Oktober lalu, juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito, memaparkan berdasarkan penelitian internasional, memakai masker kain dapat menurunkan risiko penularan Covid-19 sebesar 45 persen. Pencegahan itu akan lebih baik jika mengenakan masker bedah. Kata Wiku, menggunakan masker bedah mampu menekan penyebaran virus Covid-19 hingga 70 persen.

Sedangkan mencuci tangan, kata Wiku, mampu menurunkan risiko penularan Covid-19 sebesar 35 persen. Cuci tangan tak hanya dilakukan dengan dengan air. WHO menyarankan, mencuci tangan harus menggunakan sabun/antiseptik selama 20-30 detik dan menerapkan langkah-langkah yang benar.

Jika dalam kondisi tertentu, air dan sabun tidak ada, cuci tangan bisa dilakukan menggunakan cairan yang berbasis setidaknya 60 persen alkohol seperti hand sanitizer.

Langkah selanjutnya adalah menjaga jarak (social distancing) minimal 1 meter. Jika ini dilakukan maka akan dapat meminimalisir risiko penyebaran Covid-19 hingga 85 persen.

Tak hanya gerakan 3M, pemerintah juga gencar menggelar gerakan 3T (tracing, testing, treatment). Jika 3M banyak ditujukan untuk individu, 3T lebih menyasar ke komunal yakni bagaimana kita memberikan notifikasi atau pemberitahuan pada orang di sekitar kita untuk waspada.

Pemeriksaan dini (testing) menjadi penting agar jika seseorang diketahui tertular bisa mendapatkan perawatan dengan cepat. Jika diketahui dengan cepat, maka potensi penularan ke orang lain bisa dicegah.

Sedangkan pelacakan (tracing) dilakukan pada kontak-kontak terdekat pasien positif Covid-19. Setelah diidentifikasi oleh petugas kesehatan, kontak erat pasien harus melakukan isolasi atau mendapatkan perawatan lebih lanjut.

Sementara perawatan akan dilakukan apabila seseorang positif Covid-19. Jika ditemukan tidak ada gejala, maka orang tersebut harus melakukan isolasi mandiri rumah atau fasilitas yang sudah ditunjuk pemerintah. Namun jika seseorang itu menunjukkan gejala, para petugas kesehatan akan memberikan perawatan di rumah sakit yang sudah ditunjuk pemerintah.

Meski gerakan 3M dan 3T gencar dilakukan, namun dalam perkembangan 10 bulan ini, tren jumlah kasus positif terus meningkat. Berdasarkan data covid19.go.id, hingga hari ini (24/1/2021) total jumlah orang yang terinfeksi virus Covid-19 mencapai 989.262, sebanyak 798.810 sembuh, dan 27.835 meninggal.

Jejak-jejak lonjatan tajam bisa kita lihat dalam 10 bulan ini. Salah satu penyebab lonjakan tajam biasanya terjadi setelah adanya libur panjang.

Misalnya saat libur panjang idulfitri, iduladha, hari Kemerdekaan, dan peringatan Maulid Nabi Muhammad, juga libur Natal dan tahun baru.

Momen libur panjang itu hampir selalu digunakan masyarakat untuk mengusir kejenuhan dengan berwisata atau pulang kampung. Sayangnya, saat libur ini penerapan protokol kesehatan menjadi kendor. Mereka berkerumun.

Menurut epidemiolog dari Griffith University Dicky Budiman, dalam sejarah pandemi, libur panjang selalu berpotensi memperburuk penularan penyakit.

Karena itu, agar kasus positif tak semakin melonjak, Dicky sebaiknya pemerintah menggalakkan gerakan 5M. Gerakan 5M yang dimaksud yakni memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas.

Dicky khawatir penanganan Covid-19 akan lebih berat jika 5M tidak segera dilakukan. "Kalau (5M) nggak dilakukan maka nggak akan bantu pelaksanaan strategi utamanya yaitu testing, tracing, isolasi, karantina,” ujar dia.

(Warga negara asing melintas di dekat mural bergambar perempuan menggunakan masker di Badung, Bali, Minggu (24/1/2021). Jumlah kasus positif COVID-19 di Bali meningkat saat Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo/foc.)