:
Oleh Fajar Wahyu Hermawan, Senin, 16 November 2020 | 06:51 WIB - Redaktur: DT Waluyo - 551
Jakarta, InfoPublik - Optimis bisa menaklukkan pandemi Covid-19? Jawaban pertanyaan tersebut tergambar dari hasil survei market research Ipsos. Sebanyak 500 responden di lima negara ASEAN, termasuk masyarakat Indonesia, punya optimisme tinggi bisa menaklukkan pandemi Covid-19.
Managing Director Ipsos Indonesia, Soeprapto Tan mengungkapkan bahwa negara-negara di ASEAN masuk dalam tingkatan keempat dalam menghadapi pandemi Covid-19. Artinya, masyarakat di negara ASEAN sudah mulai beradaptasi dengan kenormalan baru. Sementara China dan Selandia Baru telah memasuki tingkatan keenam. Artinya, dua negara itu telah mampu melewati pandemi Covid-19.
Dari survei itu juga terungkap, 75 persen masyarakat Indonesia optimistis ekonomi akan menguat dalam enam bulan mendatang. Optimisme itu lahir karena selama pandemi pemerintah mengucurkan sejumlah bantuan kepada masyarakat yang terdampak langsung pandemi Covid-19, terutama pengusaha usaha mikro kecil menengah (UMKM).
Bahkan, 75 persen masyarakat Indonesia optimistis ekonomi akan menguat dalam enam bulan mendatang. Optimisme masyarakat Indonesia bukan tanpa alasan. Berdasarkan riset tadi, 53 persen masyarakat optimistis berkat bantuan pemerintah untuk usaha mikro kecil menengah (UMKM).
Sedangkan 37 persennya optimistis dengan bantuan tunai pemerintah, 32 persen masyarakat optimistis dengan stimulus keuangan bagi pemilik usaha, dan 30 persen masyarakat optimistis dengan Kartu Prakerja.
Menanggapu hasil survei itu juru bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Reisa Broto Asmoro mengatakan optimisme itu memang berdasarkan fakta dan nyata. "Upaya testing, tracing, dan treatment (3T) pemerintah akan semakin membaik. Terutama treatment atau pengobatan,” katanya, Jumat (6/11/2020).
Selain itu, optimisme ini juga tak lepas dari disiplin masyarakat menerapkan 3M yaitu memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan. Ini sejalan dengan laporan pantauan Satgas Penanganan Covid-19. Laporan itu menunjukkan sebagian besar masyarakat Indonesia tetap memakai masker dan menjaga jarak saat masa liburan panjang 28 Oktober-1 November lalu. Bahkan saat ini disiplin mencuci tangan sudah menjadi keseharian masyarakat.
Hasil penelitian United Nation Children's Fund (Unicef) dan Nielsen juga menunjukkan hal itu. Berdasar penelitian Unicef, cuci tangan paling sering dipraktikkan masyarakat Indonesia. Hanya saja, saat ini, kata Reisa, protokol 3M masih dipraktikkan secara terpisah. Maksudnya, masyarakat kadang rajin mencuci tangan, tetapi mereka kurang disiplin pakai masker dan lengah menjaga jarak. “Padahal semuanya itu menjadi satu kesatuan," katanya.
Untuk itu, Reisa kembali mengajak masyarakat agar mendukung gerakan 3T yang dilakukan pemerintah agar pandemi Covid-19 bisa ditaklukkan. "Mari berikan yang terbaik untuk negeri tercinta ini. Berikan yang terbaik untuk menghentikan pandemi ini," ujarnya.
Sikap optimisme lainnya juga ditunjukkan saat pemerintah berusaha mencari dan menyediakan vaksin Covid-19. Berdasarkan laporan Ipsos, 46 persen masyarakat Indonesia optimistis vaksin bakal ditemukan.(Reisa Broto Asmoro saat berbincang Menteri PPPA, Bintang Puspayoga, Jumat (25/9/2020). Foto: tangkapan layar instragram @reisabrotoasmoro)