GeNose, Pendeteksi Covid-19 Melalui Embusan Nafas

:


Oleh Fajar Wahyu Hermawan, Senin, 28 September 2020 | 19:11 WIB - Redaktur: DT Waluyo - 690


Jakarta, InfoPublik - Sebuah kabar baik berembus Kamis (24/9/2020) lalu. Sejumlah peneliti dari Universitas Gadjah Mada berhasil membuat alat pengendus Covid-19. Alat ini diberi nama GeNose.

GeNose merupakan hasil kerja sama UGM dengan Badan Intelijen Negara, dan TNI Angkatan Darat. GeNose menggunakan teknologi pengendus elektronik cepat dan berbiaya rendah. Selain itu, alat ini juga punya sensitivitas tinggi dalam mendeteksi Covid-19 melalui embusan napas.

Hasil deteksi akan keluar dalam hitungan menit. "Tidak kurang dari 2 menit hasil tes sudah dapat diketahui apakah positif atau negatif Covid-19," kata anggota tim peneliti GeNose, Kuwat Triyono, pada acara Public Expose GeNose: Teknologi Pengendus Covid-19 di Gedung Kemenristek Jakarta, Kamis (24/9/2020).

Menurut Kuwat, selain cepat mendeteksi, alat ini juga memiliki tingkat akurasi yang sangat tinggi. Penggunaan alat ini juga sangat terjangkau dibandingkan dengan tes usap PCR.

Mengutip situs ugm.ac.id, harga satu unit GeNose berkisar Rp 40 juta. Satu unit GeNose bisa digunakan untuk 100 ribu pemeriksaan.

“Untuk saat ini kemampuan produksi optimum sekitar 50 ribu unit per bulannya,” ujar Kuwat.

Dian Kesumapramudya Nurputra, peneliti lainnya memaparkan cara kerja GeNose. Alat ini, kata dia, bekerja dengan mendeteksi Volatile Organic Compound (VOC). VOC ini terbentuk karena adanya infeksi Covid-19. Orang-orang yang diperiksa nantinya akan diminta menghembuskan nafas ke kantong khusus. Selanjutnya alat yang dilengkapi sensor ini akan mengidentifikasi dan datanya akan diolah dengan bantuan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence).

Selain unsur kecepatan dan keakurasian, GeNose didesain sangat mudah digunakan sehingga dapat dioperasikan oleh seseorang secara mandiri dan efisien.

Yang menarik, menurut Wakil Rektor UGM Bidang Kerjasama dan Alumni Prof. Paripurna, GeNose merupakan alat non-invasif (tindakan medis tanpa memasukan alat ke tubuh) sehingga diharapkan masyarakat tidak takut lagi melakukan tes.

“Keberadaan alat ini memang sudah ditunggu, namun kami harus tetap disiplin mengikuti clinical test yang kedua ini selesai. Mengenai hilirisasi, kami akan bekerja sama dengan industri dan bimbingan serta dukungan Kemenristek/ BRIN serta mitra kami BIN untuk pengembangannya,” kata Paripurna.

Menristek/BRIN, Bambang Brodjonegoro, mengapresiasi pembuatan alat ini. “Riset/BRIN melalui Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19 siap memberikan dukungan upaya finalisasi GeNose dalam bentuk dukungan uji klinis tahap 2,” katanya.

Bambang berharap, alat ini bisa menjadi solusi bagi upaya skrining yang cepat, murah, dan akurat.

GeNose menjadi inovasi pertama di Indonesia untuk pendeteksian Covid-19 melalui embusan nafas yang aplikasinya terhubung dengan sistem cloud computing untuk mendapatkan hasil diagnosis secara real time.

"Covid-19 ini penyakit yang menyasar saluran pernapasan kita, jadi pendeteksian lewat embusan nafas sangat tepat,” ujar Bambang.

Yang menarik, kata Bambang, pengembangan GeNose memanfaatkan pendekatan Revolusi Industri 4.0 dalam hal ini kecerdasan artifisial. Penguasaan konsep big data dengan kecerdasan artifisial menjadi kunci dari akurasi GeNose.

Beberapa waktu lalu, GeNose telah melakukan uji profiling dengan menggunakan 600 sampel data valid di Rumah Sakit Bhayangkara dan Rumah Sakit Lapangan Khusus Covid Bambanglipuro Yogyakarta. Hasilnya? Tingkat akurasinya mencapai 97 persen.

Ketua Konsorsium Riset dan Inovasi COVID-19 Ali Ghufron Mukti mengatakan pemerintah telah mendorong percepatan penanganan Covid-19 di tanah air sejak lima bulan lalu lewat pengembangan produk obat dan alat kesehatan.

Ali berharap alat ini nantinya bisa menggantikan uji PCR. (Penampakan GeNose. Foto: tangkapan layar situs ugm.ac.id)