Menakar Kemampuan Indonesia Mengatasi Virus Corona

:


Oleh Kristantyo Wisnubroto, Rabu, 19 Februari 2020 | 23:19 WIB - Redaktur: DT Waluyo - 424


Jakarta, InfoPublik - Sabtu siang (15/02/2020) adalah momen bersejarah bagi dua ratusan orang dari berbagai daerah Nusantara. Hari itu, tepat 14 hari mereka menyelesaikan masa karantina dan observasi kesehatan di Hanggar Lanud Raden Sadjad, Natuna, Kepulauan Riau. Mereka, total 285 orang, terdiri atas 237 WNI, satu WNA, lima orang dari tim Kementerian Luar Negeri, 18 orang pegawai Batik Air, dan 24 tim penjemput.

Hanggar Lanud Natuna menjadi tempat upacara pelepasan WNI yang dievakuasi dari Wuhan, Tiongkok tersebut. Saat lagu kebangsaan "Indonesia Raya" dikumandangkan, mereka menundukkan kepala, menyanyikannya dengan khusyuk, beberapa meneteskan air mata. Rasa haru bertambah sewaktu menyanyikan lagu "Padamu Negeri".

Doa syukur pun dipanjatkan. Lantas, mereka bersorak gembira sambil mengibarkan bendera merah putih saat Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan I TNI, Laksamana Madya TNI Yudo Margono secara resmi menyerahkan mereka kepada Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy.

Sejak akhir Januari 2020, pemerintah Indonesia mengevakuasi mereka. Sebagian besar dari mereka adalah para mahasiswa/mahasiswi yang tinggal di Wuhan maupun di kota-kota lainnya di Provinsi Hubei, Tiongkok, pusat merebaknya virus mematikan corona virus (kini disebut Covid-19).

Virus ganas ini amat cepat penyebarannya. Laman Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada 16 Februari 2020 merilis jumlah kasus Covid-19 terkonfirmasi laboratorium secara global mencapai 51.857. Sementara di Tiongkok, jumlah kematian mencapai 1.666 jiwa dan ada 3 kematian di luar Tiongkok. Sementara, virus ini sudah merebak ke beberapa negara mulai dari Jepang, Hongkong, Singapura, Vietnam, Thailand, Kanada, hingga Amerika Serikat.

Menko PMK Muhadjir Effendy yang menerima WNI dari Wuhan pun menyatakan kebahagiaannya, karena tidak satu pun dari mereka ada yang terkena Covid-19. Menteri Kesehatan dr Terawan Agus Putranto pun secara simbolis memberikan sertifikat bebas virus corona kepada perwakilan WNI. Tak lupa mereka saling berswafoto bersama karena mereka berasal dari daerah berbeda, dengan para personel TNI, Kemenkes, BNPB yang selalu mendampingi mereka sejak evakuasi dari Wuhan. Pemerintah telah menerjunkan 112 personel yang terdiri dari dokter ahli jantung, anestesi, hingga psikolog untuk memberikan layanan yang terbaik di sana. Puluhan warga Natuna pun turut melepas kepulangan mereka.

Usai upacara, seluruh WNI dipulangkan ke daerah asalnya masing-masing, melalui Bandara Halim Perdanakusuma di Jakarta, dengan menggunakan tiga pesawat milik TNI Angkatan Udara. Sebagian dari mereka akan melanjutkan kuliah mereka secara online (daring), ada pula yang dibantu melanjutkan studinya oleh pemerintah daerah dan ada juga yang menerima hadiah paket wisata. Pemerintah juga akan mempertimbangkan transfer kredit mata kuliah dari China jika ada mahasiswa yang ingin melanjutkan kuliahnya di Tanah Air.

Boleh jadi, proses karantina ratusan warga di sebuah Hanggar TNI di pulau terluar Indonesia tidak seheboh apa yang dilakukan China yang mampu mengisolasi kota Wuhan berpenduduk sekira 11 juta jiwa. Mereka juga mampu membangun rumah sakit darurat dengan kapasitas 1.000 tempat tidur dalam hitungan hari! Belajar dari pengalaman ini pengendalian wabah Covid-19 masih terus berlanjut. Apakah Indonesia mampu mengantisipasi epidemi penyakit menular yang lebih besar?

Perwakilan WHO untuk Indonesia, Paranietharan memuji pemerintah Indonesia dalam penanganan warga negara Indonesia yang diobservasi di Natuna setelah dipulangkan dari Wuhan, China yang menjadi lokasi penyebaran Covid-19

Paranietharan turut menjemput warga negara Indonesia yang diobservasi di Natuna. Bersamanya adalah Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto. Mereka berdua melihat langsung penanganan observasi di sana.

Menurut Paranietharan, penanganan pemerintah Indonesia kepada warga negara Indonesia yang diobservasi di Natuna sudah sesuai dengan rekomendasi dan protokol dari WHO.

Langkah Pencegahan

Seperti apa langkah Kemenkes? Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan, Kemenkes, Vivi Setyawaty, mengatakan pihaknya telah melaksanakan prosedur pemeriksaan terkait Covid-19 sesuai pedoman WHO.

"Sejak kasus itu merebak, sudah ada guideline dari WHO dan kami sudah melakukan dan menyesuaikan dengan checklist reagen-reagen yang dibutuhkan, dan WHO juga telah menerima itu," ujar Vivi Setyawaty.

Pemerintah Indonesia telah belajar dari pengalaman menangani kasus SARS (Severe Acute Repicatory Syndrome) pada 2002-2003. WHO mencatat, hanya ada 2 kasus terkait SARS di Indonesia. Virus SARS sama-sama memiliki pola sindrom pernapasan akut.

Sejak ada WNI dari Wuhan masuk karantina untuk diobservasi di Natuna, Kemenkes telah melakukan langkah-langkah pencegahan Virus Corona. Apabila dalam 14 hari ada satu atau dua orang WNI di lokasi karantina Natuna yang menunjukkan gejala terpapar Virus Corona, seperti demam dan sesak napas, maka akan dilakukan pemantauan skenario lain. Orang tersebut langsung dipisahkan kamarnya dengan kamar orang yang sehat.

Ada juga skenario lanjutan bila membutuhkan penanganan lebih lanjut, yakni rumah sakit yang disiagakan Kementerian Kesehatan. Dari 100 rumah sakit di beberapa daerah, 93 rumah sakit di antaranya sudah mengembalikan asesmen kapasitas sumber daya manusia (SDM) sarana dan prasarana.

Dari 93 RS tersebut ada 26 rumah sakit dengan kapasitas SDM lengkap dan simulasi penanganan Virus Corona. Total ke-26 rumah sakit itu mempunyai 52 ruang isolasi dan 113 tempat tidur.

Selama proses observasi terhadap WNI dari Wuhan di Natuna dilakukan pengukuran suhu sebanyak 2 kali sehari. Disinfeksi di dalam dan di luar hanggar setiap pagi dan malam hari juga rutin dilakukan. Untuk mencegah terjadinya penyakit yang bersumber dari makanan, sering dilakukan pemeriksaan sampel makanan sarapan pagi, kudapan pagi, makan siang dan makan malam.

Terkait kesehatan lingkungan, dilakukan pengawasan terhadap pengelolaan limbah termasuk limbah medis. Kebersihan area observasi dengan tidak membiarkan sampah berserakan dan tidak menumpuk serta operasionalisasi autoclave (sterilisasi limbah medis).

Pemeriksaan terhadap sampel air minum dari dapur dan air bersih hanggar menunjukkan hasil bahwa air minum telah memenuhi syarat baku mutu. Logistik kesehatan dan obat-obatan di lokasi observasi dilaporkan juga mencukupi.

Kemenkes juga melakukan kegiatan bersama masyarakat Natuna dengan menyediakan Pos Kesehatan Terintegrasi di Pantai Piwang untuk masyarakat di Natuna. Selain itu, dilakukan sosialisasi kepada masyarakat Natuna tentang proses observasi warga dari Wuhan yang dilakukan di wilayahnya agar situasi di Natuna dalam keadaan kondusif.

Tim Kemenkes juga mengajak masyarakat sekitar berolahraga pagi sambil menyampaikan pesan upaya pencegahan terhadap Covid-19.

Indonesia Masih Negatif

Wabah Covid-19 yang berepisentrum di Wuhan, Tiongkok telah menyebar ke negara–negara jiran Indonesia seperti Singapura, Thailand dan Filipina. Hingga saat ini, Covid-19 tidak ditemukan di Indonesia terbukti dari hasil pemeriksaan laboratorium.

Pihak Kemenkes menyatakan telah memeriksa 104 spesimen terkait dugaan virus Covid-19 dan seluruhnya dinyatakan negatif oleh Laboratorium Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kesehatan Kemenkes.

Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes, Achmad Yurianto menyebut sebanyak 104 spesimen tersebut dikirim dari 39 rumah sakit di 19 provinsi seluruh Indonesia.

Achmad Yurianto mengatakan spesimen tersebut paling banyak dikirim dari DKI Jakarta, Bali, Jawa Tengah, Kepulauan Riau, Jawa Barat, Jawa Timur, Banten, Sulawesi Utara, Yogyakarta, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Jambi, Papua Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), Bengkulu, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Maluku, dan Sulawesi Tenggara.

Sampel spesimen paling banyak berasal dari daerah yang memiliki penerbangan dari daerah yang terdampak virus, termasuk Kepulauan Riau yang menjadi pintu masuk dari Singapura. "Kalau kita lihat sebaran, sudah 'predictable', penerbangan langsung dan destinasi wisata Tiongkok," kata Yurianto, di Jakarta, Senin (17/02/2020)

Meski demikian, kemungkinan Covid-19 menyebar ke Indonesia masih ada. Namun pemerintah berupaya keras melakukan pencegahan dan antisipasi terjadinya hal tersebut melalui pintu masuk negara.

Di Indonesia terdapat sebanyak 353 pintu masuk dan perbatasan Negara (bandara, pelabuhan dan pos lintas batas darat negara) di bawah pengawasan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP). Telah tersedia 195 thermal scanner di 135 pintu masuk negara, 21 alat capsule transport di 21 Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP).

Kemenkes telah mendistribusikan Health Alert Card (HAC) kepada pelaku perjalanan yang berasal dari 12 negara terjangkit. Tak hanya itu, terdapat 100 RS rujukan di Indonesia yang disiapkan untuk merawat kasus Covid-19.

WHO juga telah melakukan pemeriksaan ganda pada laboratorium Balitbang Kesehatan Kemenkes. Selanjutnya WHO juga akan melakukan pemeriksaan ganda mulai dari pengecekan karantina kesehatan di setiap pintu masuk negara, teknik pengambilan spesimen, dan standar pengiriman sampel dari rumah sakit ke laboratorium. Prosedur ini sebagai bagian dari Health Regulation 2005 dan Global Health Security Agenda.

"Maka evaluasi eksternal itu penting, agar yakin quality control dan quality assurance bisa dipertanggungjawabkan," kata Achmad Yurianto yang juga masuk sebagai anggota tim karantina WNI di Natuna.

Kemenkes juga bekerja sama dengan Lembaga Biologi Molekuler Eijkman yang berdiri di bawah Kementerian Riset dan Teknologi untuk mempelajari karakter virus Covid-19. Tujuannya agar peneliti lebih memahami dan mendapatkan banyak informasi mengenai virus baru tersebut apabila nantinya dibuatkan vaksin dan obat.(wis/kes/foto: ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)