Menepis Ancaman Nyata dan Maya

:


Oleh Norvantry Bayu Akbar, Senin, 23 November 2020 | 15:33 WIB - Redaktur: DT Waluyo - 2K


Jakarta, InfoPublik - Ancaman terhadap kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan bangsa adalah nyata adanya. Dalam Undang-Undang (UU) Nomor 3 Tahun 2002 Tentang Pertahanan Negara, disebutkan ancaman itu terdiri dari ancaman militer dan nonmiliter.

Seiring perkembangan zaman dan teknologi, ancaman nonmiliter pun lebih mendominasi. Salah satunya adalah maraknya ancaman separatisme melalui media sosial dengan berbagai macam propaganda yang bertujuan untuk memisahkan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Inilah yang menjadi perhatian khusus Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto ketika menjadi pembiacara utama dalam webinar "Pelatihan Sinergi Anak Bangsa dalam Menjaga Keutuhan Bangsa dan Negara dari Aksi Separatisme di Dunia Maya" yang berlangsung di Jakarta, Sabtu (21/11/2020) pekan lalu.

"Aksi separatisme saat ini tidak hanya berupa pemberontakan bersenjata, tetapi sudah berkembang melalui kampanye internasional dengan memanfaatkan media sosial di dunia maya," ujarnya.

Menurut Panglima TNI, semua yang ada di dunia maya memiliki kelebihan berupa kecepatan serta jangkauan yang lebih luas dan mudah. Bahkan, ia menyadari bahwa apa yang terjadi di dunia maya, baik positif maupun negatif, ternyata dampak yang ditimbulkan dapat lebih masif ketimbang dunia nyata.

"Mau tidak mau, suka atau tidak suka, kita harus mengakui bahwa media sosial telah dapat dimanfaatkan sebagai media propaganda, media perang urat syaraf," tuturnya.

Lebih lanjut mantan Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) ini juga menuturkan bahwa dengan jangkauan yang luas, media sosial menjadi media yang efektif untuk melakukan perang informasi ataupun perang psikologi.

"Sekarang kita mengenal hashtag, trending topic. Dahulu kita menyebutnya sebagai tema propaganda," katanya.

Beberapa isu hangat di dunia maya dalam beberapa minggu terakhir pun menjadi perhatian Panglima TNI. Pasalnya, isu-isu tersebut berpotensi membuat masyarakat menjadi terpolarisasi dan dibenturkan satu sama lain. Di tambah ada pula narasi yang membangun rasa ketidakpercayaan kepada upaya pemerintah untuk kepentingan rakyat.

Oleh karenanya, menurut Panglima TNI, diperlukan sebuah kesatuan pandangan dan persepsi untuk menyinergikan keselarasan dalam tindakan, kebijakan, dan rencana aksi yang utuh. Artinya, butuh partisipasi lintas sektoral dan tidak mungkin hanya bisa dihadapi oleh satu instansi semata.

Panglima TNI pun mengimbau agar seluruh komponen bangsa menciptakan komunitas-komunitas yang positif di dunia maya dengan mengesampingkan perbedaan dan ego kesukuan seperti yang dilakukan oleh para pahlawan bangsa terdahulu.

"Sudah menjadi tugas dan tanggung jawab kita saat ini, sebagai generasi penerus perjuangan tersebut, untuk memelihara dan menjaga semangat persatuan dan kesatuan serta keutuhan bangsa dan negara tercinta," pungkasnya.

Kesiapsiagaan Prajurit

Sementara itu, dalam rangka memastikan kesiapsiagaan seluruh prajurit bila sewaktu-waktu dibutuhkan dalam menghadapi ancaman militer, Panglima TNI beberapa hari sebelumnya telah melakukan inspeksi mendadak (sidak) di tiga Markas Komando Pasukan Khusus TNI.

Tepatnya pada Kamis (19/11/2020), pria kelahiran 8 November 1963 ini sidak ke Markas Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI AD di Cijantung, Jakarta Timur, Marinir TNI AL di Cilandak, Jakarta Selatan, dan Pasukan Khas (Paskhas) TNI AU di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur.

Tiba di Markas Kopassus, Panglima TNI disambut langsung oleh Danjen Kopassus Mayjen Mohamad Hasan yang langsung diminta untuk mengumpulkan seluruh personel Korps Baret Merah agar segera melaksanakan apel kesiapsiagaan.

Di hadapan prajurit Kopassus, ia menegaskan bahwa Prajurit Baret Merah adalah pasukan kebanggaan bangsa Indonesia. Mereka merupakan kesatria bangsa yang siap ditugaskan untuk menjaga negara dan bangsa ini dari ancaman dan gangguan musuh yang ingin mencabik-cabik kesatuan dan persatuan bangsa.

Maka itu, Panglima TNI meminta agar prajurit Kopassus terus berlatih dan meningkatkan performa tempur sebagai prajurit profesional. "Kesenyapan adalah profesionalitasmu. Berani, benar, dan berhasil. Komando..., komando...," teriaknya.

Sidak kemudian dilanjutkan ke Markas Korps Marinir TNI AL yang berada di Cilandak, Jakarta Selatan. Setibanya di sana, Panglima TNI disambut Dankormar Mayjen (Mar) Suhartono. Seperti sebelumnya, pada kesempatan ini ia juga langsung meminta agar seluruh pasukan di Kesatrian Marinir Hartono Cilandak dikumpulkan.

Panglima TNI mengatakan bahwa kesiapsiagaan adalah hal yang utama karena prajurit harus hadir di tengah masyarakat untuk mendapatkan hati rakyat.

"Saya merasa bangga hadir di tengah-tengah prajurit petarung. Tidak seperti biasanya, saya secara mendadak melaksanakan alarm dan saya nilai kesiapsiagaan prajurit petarung sangat baik. Kebanggaan adalah kehormatan. Oleh sebab itu, harus dijaga dan dipertahankan," tegasnya.

Terakhir adalah Dankorpaskhas Marsda Eris Widodo yang menyambut langsung Panglima TNI saat tiba di Markas Wing I Paskhas Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur.

Panglima TNI menilai pendadakan yang dilaksanakan di Markas Paskhas sangat bagus karena kesiapsiagaannya dan ia pun mengapresisasi Paskhas terkait tugas-tugas yang diberikan dan diemban dapat dilaksanakan dengan baik.

Mantan Inspektur Jenderal Kementerian Pertahanan ini kemudian memerintahkan Prajurit Baret Jingga untuk terus meningkatkan profesionalismenya karena itu adalah nafas bagi setiap prajurit.

"Untuk itu, tetaplah berlatih dan berlatih. Tugas TNI adalah menjaga Ibu Pertiwi dari gangguan dan ancaman atau musuh yang memiliki niat jahat untuk menginjak-injak persatuan bangsa. Komando...., komando...," tandas Panglima TNI. (Foto: ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat)