Gelombang Gerak Erick Merombak BUMN

:


Oleh Endang Kamajaya Saputra, Rabu, 1 Juli 2020 | 07:16 WIB - Redaktur: DT Waluyo - 756


Jakarta, InfoPublik - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN sedang melakukan perombakan besar-besaran terhadap bisnis BUMN. Ada beberapa transformasi yang sudah dan tengah dilakukan oleh Menteri BUMN Erick Thohir. Diantaranya merombak Dewan Komisaris dan Direksi beberapa BUMN. Juga segera merampingkan jumlah BUMN menjadi 70 BUMN saja.

Erick Thohir mengatakan, dirinya tidak ingin mengungkit masalah pada Kementerian BUMN era sebelumnya. Namun, memang ada beberapa yang mesti diperbaiki agar BUMN menjadi mandiri. "Fokus BUMN kami ingin pemetaan yang lebih jelas, yang punya nilai ekonomi, pelayanan publik dan mana yang keduanya," kata Erick.

Misalnya, Telkom dan Telkomsel dan Bank Mandiri pasti mementingkan bisnisnya, tetapi seperti Bulog, Pupuk harus mementingkan pelayanan publik. "Bukan berarti perusahaannya babak belur atau merugi," ungkapnya. Dengan adanya pemetaan ini maka beban manajemen akan jelas. "Tidak tercampur-campur, dalam menentukan KPI dan tantiem ini yang kita benahi," imbuh dia pada sebuah webinar, Minggu (28/06/2020).

Sebab, kata Erick bonus itu di masing-masing BUMN berbeda maka harus ada standar yang jelas. Lalu, dinamika portofolio BUMN, kata dia, pihaknya sudah mendapat Kepres bahwa Kementerian BUMN bisa menutup, menggabungkan, dan membentuk kemitraan strategis sehingga BUMN bisa mandiri dan tidak lagi disusui. "Dari jumlah BUMN yang 142 jadi 107, dan kedepannya hanya 70 BUMN saja," tegasnya.

Misalnya, untuk penanganan proyek strategis sebelumnya Kementerian BUMN meminta pembiayaan PSO (public service offering) menjadi tanggung jawab BUMN. Namun, untuk saat ini Erick akan mengubah bahwa BUMN tetap bertanggung jawab terhadap pembiayaan PSO melalui formalisasi pendanaan pemerintah.

Ini yang mengganggu kalau soal PSO yang tercampur. Kami sedang berbicara Kementerian Koordinator Perekonomian, Menteri Keuangan dan Menteri ESDM, bagaimana kita bisa formalisasi yang sehat mengenai PSO yang ada di BUMN. Kedepan PSO menjadi single data entry ke rakyat jadi jelas kinerja BUMN terukur. Tetapi ini ada benang merah terlihat supaya pupuk, listrik, elpiji ke market yang membutuhkan jangan sampai datanya bias," ujar dia.

Lalu, soal pembangunan ekosistem, dulu berfokus pada sinergi antar BUMN. Namun, sekarang Erick ingin BUMN membangun ekosistem sehat dengan kolaborasi antara BUMN, BUMD, BUMDes, swasta, dan mitra strategis. Erick bertekad membangun ekosistem yang sehat.

Kemudian, Kementerian BUMN juga akan menentukan model bisnis BUMN, bukan saja menentukan para direksi dan komisaris saja. Setiap klusternya itu sudah menurunkan kluster dari 27 menjadi 12 kluster.

Terakhir, Erick akan menambah talenta dari luar BUMN sampai dengan porsi 30% awalnya hanya 10% dibatasi. Talenta BUMN itu harus ada strandarisasi.

Dia mengatakan, supaya pengangkatan Direksi BUMN tetap dilakukan dari dalam atau internal tetapi juga ada darah baru. Contohnya di Pelindo I, II, III, IV, dan Angkasa Pura di propertinya dari luar, yang menurut Erick bisnis airport itu bukan saja pesawat terbang.

Langkah Erick Thohir melakukan restrukturisasi dan menempatkan seseorang di perusahaan BUMN dengan argumentasi kapabilitas, profesionalitas, mendukung bisnis di masa depan dinilai wajar. Apalagi BUMN sebagai perusahaan negara memiliki target bisnis sekaligus juga diwajibkan bisa mencapai target dari pemegang saham dalam hal ini pemerintah.

Perombakan Sesuai dan Objektif

Pengamat BUMN dari Universitas Indonesia Toto Pranoto menilai, kalau pun Erick menggunakan pendekatan political appointee alias penunjukan secara politis terhadap seseorang untuk duduk di BUMN, itu juga merupakan hal biasa. Alasannya, karena itu juga dimaksudkan guna menjaga arah perusahaan-perusahaan milik negara tersebut.

Menurut Toto, Political appointee sepanjang yang bersangkutan profesional dan mampu mengelola BUMN dengan efektif masih dianggap wajar saja. Beberapa contoh yang sukses model Robby Djohan atau Iganisius Jonan sudah memberikan bukti tersebut.

Sekadar catatan, Ignasius Jonan sebelumnya ditunjuk sebagai Dirut PT KAI (Persero) pada tahun 2013. Adapun almarhum Robby Djohan tercatat membesarkan Bank Niaga, lalu menyelamatkan Garuda Indonesia dari kebangkrutan, juga mengantarkan merger besar beberapa bank BUMN menjadi Bank Mandiri.

Perombakan yang terjadi di tubuh BUMN saat ini dinilai sudah sesuai dan objektif dalam arti merujuk pada peraturan yang berlaku. Terlebih, dalam seleksi pemilihan itu sudah melalui kompetisi.

"Seleksi dari awal sudah dilakukan dengan objektif, memperhatikan kompetensi dan track recordkandidat, serta memiliki integritas yang kuat untuk mengurus isu governance yang kompleks di perusahaan plat merah," kata Toto.

Ia mencontohkan, penempatan talent muda di salah satu perusahaan BUMN dengan posisi strategis hal wajar saja jika dimaksudkan untuk bisa memberikan inovasi baru di tubuh BUMN.Asalkan ia punya inovasi kuat serta paham arah bisnis BUMN di masa depan. Misal yang ditempatkan di Telkom, harus paham tentang bisnis telko di masa depan.

Sehingga, lanjut Toto, investasi besar Telkom di backbonejaringan harus diimbangi dengan pendapatan besar. Contohnya, di jasa over the top (OTT) yang selama ini hanya dinikmati raksasa seperti Google atau Facebook dan sejenisnya. Itulah tugas yang diharapkan bisa dipenuhi oleh talent muda tersebut.

Toto menambahkan, saat ini mendesak untuk terus memperbaiki kinerja BUMN. Apalagi ada tantangan lain dimana tingkat profitabilitas rata-rata BUMN masih rendah yakni rata-rata di bawah 5%. Demikian juga angka return of assetrendah, maka ke depan BUMN harus concernmeningkatkan kemampuan laba dan menggerakkan aset agar produktif.

Karena itu, kata dia, untuk sebagian BUMN yang posisinya secara internal sudah lemah merugi dan produknya relatif sudah tidak kompetitif karena sudah diambil alih pesaing swasta, Erick diharapkan tak sungkan melakukan likuidasi. Nantinya mungkin Indonesia akan punya lebih sedikit BUMN, tapi kondisinya lebih sehat dan berdaya saing.

Tak Pernah Henti Bergerak dan Ciptakan Langkah Strategis

Ketua Dewan Pakar Indonesia Maju Institut, Lukman Edy mengapresiasi berbagai terobosan membenahi BUMN yang dilakukan Erick Thohir. Semenjak menjabat menteri BUMN, Erick tak pernah henti bergerak dan mencipta langkah strategis di tubuh kementeriannya.

"Erick benar-benar menunjukkan taringnya. Atas nama efisiensi dan efektifitas, Erick memangkas empat jabatan deputi di kementeriannya yang dulu diisi tujuh Deputi, kini menjadi hanya tiga orang. Alasan yang dikemukakan adalah arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk mempercepat gerak dalam membangun bangsa, serta penyederhanaan birokrasi yang sudah dicanangkan Presiden Jokowi," kata Lukman.

Lukman menuturkan selesai melakukan perampingan, pada April 2020, Erick resmi memulai penutupan total 51 anak dan cucu perusahaan BUMN dari 3 perusahaan yakni Garuda Indonesia, Pertamina, dan Telkom. Ia merinci dari Garuda Indonesia, 6 anak perusahaan ditutup, dari Pertamina 25 anak usaha perusahaan akan ditutup dalam kurun waktu 2 tahun ini, dan dari Telkom ditargetkan tahun ini 20 anak perusahaan akan segera ditutup. Alasan yang dikemukakan Erick adalah bahwa kebijakan ini merupakan bagian dari rasionalisasi dan efisiensi perusahaan-perusahaan BUMN.

Di bidang BUMN pangan, Erick juga berencana menggabungkan PTPN, Perum Bulog, dan Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) ke dalam klaster BUMN pangan. Hal ini dilakukan untuk mendorong terbentuknya rantai industri pangan yang terkonsolidasi di BUMN. Saat ini BUMN pangan memiliki 130.000 hektare tanah di bawah PTPN. Selain itu, ada 140.000 lahan yang dimiliki oleh rakyat yang dikelola BUMN.

Menurut Lukman, berdasarkan hitungan Erick, dengan aset seluas itu seharusnya dapat untuk menyeimbangkan kebutuhan 3,5 juta ton gula di Indonesia, yang mana 36 persen di antaranya dipenuhi oleh swasta, dan 800.000-900.000 ton dari impor. Erick berharap dengan penggabungan klaster pangan ini, BUMN dapat mengurangi impor dan ke depannya bisa mewujudkan ketahanan pangan menuju Indonesia Emas tahun 2045.

Lukman menyatakan di tubuh pengelola BUMN pangan, PT Perkebunan Nusantara III (PTPN-III Persero) selaku holding juga dilakukan perombakan susunan organisasi dengan merampingkan seluruh jumlah Direksi anak perusahaan di bawah grupnya. Perombakan mulai dilakukan dari PTPN I, II, IV sampai dengan PTPN XIV.

Setelah melakukan perombakan di BUMN pangan dan perkebunan, berikutnya, dalam waktu beberapa hari saja Erick telah merombak seluruh direksi BUMN Karya.

Erick pun merombak direksi Pertamina. Susunan direksi PT Pertamina yang semula 11, kini jumlahnya tinggal 6 jabatan. Perombakan ini dilakukan dalam rapat umum pemegang saham tahunan PT Pertamina.

"Jika ditarik benang merah dari sekian rentetan kebijakan yang diambil oleh Erick, sesungguhnya akan ditemukan suatu pola kebijakan yang konsisten dan terukur. Dari sudut pandang reformasi birokrasi, apa yang dilakukan oleh Erick sesungguhnya merupakan bagian dari apa yang disebut dengan efisiensi dan transformasi," kata Lukman.

Lukman menyatakan Erick konsisten melakukan pemangkasan struktur yang menyebabkan biaya tinggi serta lebih menggambarkan rumitnya birokrasi dibanding efisiennya bisnis dijalankan. Lukman menilai Erick menunjukkan integritasnya, dengan tidak terpengaruh berbagai tekanan internal maupun eksternal.

Pada aspek operasional dengan kebijakan mengganti figur-figur senior dengan yang lebih muda, lanjut Lukman, adalah gambaran keinginan Erik, agar BUMN lebih progresif dan bergerak cepat, apalagi hari ini BUMN menjadi andalan untuk bangkitnya ekonomi nasional, pascakrisis akibat Covid 19.

"Kita doakan semoga BUMN kita benar benar berubah di masa akan datang, dan memberikan kontribusi yang optimal dalam pertumbuhan ekonomi secara khusus dan kesejahteraan rakyat Indonesia secara umum," pungkas Lukman. *

Sumber Foto: Antara